Presiden Filipina tetap izinkan warganya memiliki senjata api
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Filipina Benigno Aquino bersikeras bahwa warga sipil memiliki hak untuk membawa senjata api guna membela diri. Penyataan ini dikeluarkan Aquino setelah terjadinya serangkaian aksi penembakan pada warga sipil yang mendorong seruan untuk larangan total kepemilikan senjata api bagi warga sipil.
"'Jumlah larangan pistol akan menjadi headline yang bagus, tapi reaksi spontan Ini bukan sifat saya. Kita harus mencari cara untuk benar-benar memecahkan masalah," kata Aquino, Rabu (9/1/2013), seperti dikutip dari channelnewsasia.
Menurut Aquino, solusi untuk mengakhiri kekerasan senjata adalah dengan menyingkirkan senjata tanpa izin dan tetap menerapkan hukum yang memperbolehkan warga negara untuk membawa senjata api guna membela diri.
"Saya memimpin dengan contoh dan sesuai dengan hukum. Baik hukum gereja dan hukum negara mengakui hak saya untuk membela diri," kata Aquino, yang dikenal sebagai penggemar olahraga menembak.
Aquino menjelaskan pengalaman pribadinya pada 1987, ketika ia ditembak dan terluka dalam sebuah penyergapan yang dilakukan oleh pasukan pemberontak yang ingin melakukan kudeta saat Corazon Aquino, yang tak lain ibunda Aquino, menjabat sebagai Presiden Filipina.
Menurutnya, saat ini Pemerintah Filipina sudah melakukan banyak upaya untuk mengatasi kekerasan akibat senjata api. Yang paling menonjol adalah upaya militer untuk melucuti senjata dari para pengawal sejumlah politisi di seluruh negeri.
Menurut data polisi, saat ini ada 1,2 juta senjata api legal di seluruh Filipina. Jumlah ini masih ditambah 600 ribu senjata ilegal.
"'Jumlah larangan pistol akan menjadi headline yang bagus, tapi reaksi spontan Ini bukan sifat saya. Kita harus mencari cara untuk benar-benar memecahkan masalah," kata Aquino, Rabu (9/1/2013), seperti dikutip dari channelnewsasia.
Menurut Aquino, solusi untuk mengakhiri kekerasan senjata adalah dengan menyingkirkan senjata tanpa izin dan tetap menerapkan hukum yang memperbolehkan warga negara untuk membawa senjata api guna membela diri.
"Saya memimpin dengan contoh dan sesuai dengan hukum. Baik hukum gereja dan hukum negara mengakui hak saya untuk membela diri," kata Aquino, yang dikenal sebagai penggemar olahraga menembak.
Aquino menjelaskan pengalaman pribadinya pada 1987, ketika ia ditembak dan terluka dalam sebuah penyergapan yang dilakukan oleh pasukan pemberontak yang ingin melakukan kudeta saat Corazon Aquino, yang tak lain ibunda Aquino, menjabat sebagai Presiden Filipina.
Menurutnya, saat ini Pemerintah Filipina sudah melakukan banyak upaya untuk mengatasi kekerasan akibat senjata api. Yang paling menonjol adalah upaya militer untuk melucuti senjata dari para pengawal sejumlah politisi di seluruh negeri.
Menurut data polisi, saat ini ada 1,2 juta senjata api legal di seluruh Filipina. Jumlah ini masih ditambah 600 ribu senjata ilegal.
(esn)