Guru di Ohio & Texas diberi pelatihan senjata api
A
A
A
Sindonews.com – Penembakan massal di sebuah sekolah di Connecticut, bulan lalu, terus menimbulkan debat soal cara yang paling efisien untuk meningkatkan keamanan di sekolah-sekolah di Amerika Serikat (AS). Dua negara bagian di AS, Ohio dan Texas memutuskan untuk memberi pelatihan senjata api gratis bagi para guru.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/1/2013), lebih dari 900 guru, administrator dan karyawan sekolah di Ohio diminta untuk mengambil bagian dalam program pelatihan senjata api yang digelar oleh Asosiasi Senjata Api Buckeye.
Sementara di Texas, sebuah program serupa menyedot minat 400 guru. Tingginya animo kaum pendidik untuk mengikuti pelatihan ini membuat pihak penyelenggara harus membuka kelas baru guna menampung peserta lain.
"Setiap guru yang berlisensi dan memilih untuk dipersenjatai, harus dapat dipersenjatai," kata Gerald Valentino, salah satu pendiri Asosiasi Senjata Api Buckeye. “Hanya guru-guru pilihan yang bisa mendapat lisensi,” lanjutnya.
Pelatihan bagi kaum pendidik ini mengundang reaksi pro dan kontra. Para kritikus menyebut langkah ini sebagai ide yang bodoh. Menurut mereka, mempersenjatai para guru hanya akan menambah bahaya bagi sekolah dan juga mengganggu konsentrasi guru untuk melakukan tugasnya sebagai pendidik.
Sementara kalangan yang pro menyatakan, guru yang dipersenjatai bisa saja menghentikan terjadinya aksi pembantaian seperti yang terjadi di Connecticut.
"Yang kita tahu adalah, bahwa pembunuh mengincar angka kematian tertinggi. Mereka kerap melakukan aksi di zona larangan senjata api, seperti di sekolah. Sebuah hal yang tidak masuk akal, bahwa kita menjaga emas dengan senjata, sementara kita menjaga anak-anak kita hanya dengan harapan,” lanjut Valentino.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/1/2013), lebih dari 900 guru, administrator dan karyawan sekolah di Ohio diminta untuk mengambil bagian dalam program pelatihan senjata api yang digelar oleh Asosiasi Senjata Api Buckeye.
Sementara di Texas, sebuah program serupa menyedot minat 400 guru. Tingginya animo kaum pendidik untuk mengikuti pelatihan ini membuat pihak penyelenggara harus membuka kelas baru guna menampung peserta lain.
"Setiap guru yang berlisensi dan memilih untuk dipersenjatai, harus dapat dipersenjatai," kata Gerald Valentino, salah satu pendiri Asosiasi Senjata Api Buckeye. “Hanya guru-guru pilihan yang bisa mendapat lisensi,” lanjutnya.
Pelatihan bagi kaum pendidik ini mengundang reaksi pro dan kontra. Para kritikus menyebut langkah ini sebagai ide yang bodoh. Menurut mereka, mempersenjatai para guru hanya akan menambah bahaya bagi sekolah dan juga mengganggu konsentrasi guru untuk melakukan tugasnya sebagai pendidik.
Sementara kalangan yang pro menyatakan, guru yang dipersenjatai bisa saja menghentikan terjadinya aksi pembantaian seperti yang terjadi di Connecticut.
"Yang kita tahu adalah, bahwa pembunuh mengincar angka kematian tertinggi. Mereka kerap melakukan aksi di zona larangan senjata api, seperti di sekolah. Sebuah hal yang tidak masuk akal, bahwa kita menjaga emas dengan senjata, sementara kita menjaga anak-anak kita hanya dengan harapan,” lanjut Valentino.
(esn)