Presiden Hugo Chavez derita komplikasi baru

Selasa, 01 Januari 2013 - 16:56 WIB
Presiden Hugo Chavez...
Presiden Hugo Chavez derita komplikasi baru
A A A
Sindonews.com - Venezuela kemarin kembali terjatuh dalam ketidakpastian politik, setelah pemerintah mengumumkan kondisi kesehatan Presiden Hugo Chavez memburuk. Chavez mengalami komplikasi setelah operasi kanker di Kuba.

Petugas medis menyatakan bahwa setelah menjalani operasi, Chavez lebih rentan terhadap serangan berbagai penyakit. ”Kita menginformasikan komplikasi baru yang terjadi sebagai konsekuensi dari infeksi pernapasan yang sudah kita ketahui,” kata Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro kepada stasiun televisi dan radio dari Havana,Kuba. ”Kondisi Presiden Chavez masih lemah. Komplikasi itu ditangani dengan proses yang bukan tanpa risiko,” tutur Maduro, dikutip AFP.

Maduro telah berbicara secara langsung dengan Chavez mengenai kondisi kesehatannya serta permasalahan nasional. Dia menegaskan bahwa presiden menghadapi situasi yang sangat sulit. Wakil Presiden Maduro berada di Havana untuk mengamati perkembangan kesehatan Chavez.

”Kita percaya dengan curahan cinta global untuk pemimpin Venezuela bakal menyembuhkan nya,” tuturnya. Maduro di Kuba bersama putri Chavez, Rosa Virginia Chavez, Menteri Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Venezuela Jorge Arreaza, dan Jaksa Agung Cilia Flores.

”Chavez secara khusus menginginkan kami menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru kepada setiap keluarga Venezuela yang berkumpul bersama saat ini,” ungkapnya dikutip AFP. Secara khusus, Chavez mengucapkan selamat Tahun Baru bagi seluruh anak-anak di Venezuela. Sementara itu, pejabat senior pemerintahan Venezuela Jacqueline Faria mengatakan bahwa peringatan malam Tahun Baru di pusat Kota Caracas, Plaza Bolivar, dibatalkan.

”Semua orang harus berdoa untuk pemimpin kita yang menghadapi masa-masa sulit,” kata Faria dikutip Reuters. Hal senada juga diungkapkan Menteri Informasi Venezuela Ernesto Villegas. ”Rakyat Venezuela harus mendoakan Presiden Chavez,” terangnya.

Chavez merupakan pemimpin sayap kiri Amerika Latin yang berkuasa selama satu dekade lebih. Dia dikenal sebagai pengkritik utama imperialisme Amerika Serikat (AS). Dia berkuasa sejak 1999 dan membawa Venezuela sebagai negara yang memiliki cadangan minyak terbesar di seluruh dunia.

Pemimpin berusia 58 itu berhasil memenangkan pemilu presiden untuk keenam kalinya pada Oktober silam. Dia dijadwalkan bakal disumpah sebagai presiden pada 10 Januari mendatang. Namun demikian, kondisi kesehatannya yang memburuk menciptakan kekhawatiran bagi gerakan kiri yang dipimpinnya.

Berdasarkan konstitusi baru, pemilu presiden harus digelar dalam waktu 30 hari, jika presiden tidak mampu menjalankan tugas atau meninggal dunia sebelum pelantikan atau pada tahun pertama dari empat tahun masa kepemimpinannya.

Jika skenario terburuk itu terjadi, kubu kiri tampaknya bakal mencalonkan Maduro, 50, sebagai kandidat presiden untuk menggantikan Chavez. Maduro merupakan mantan sopir bus dan aktivis serikat buruh transportasi. Dia kerap meniru gaya Chavez ketika mengkritik oposisi ataupun Barat. Maduro berulang kali berjanji melanjutkan revolusi sosialis yang dicanangkan Chavez.

”Maduro sedang menyiapkan diri dalam pemilu presiden mendatang," kata Kepala Data Strategi Carmen Beatriz Fernandez yang memandang Maduro lebih moderat, lebih tenang, meskipun tetap meniru gaya Chavez. Oposisi Venezuela mengaku memiliki kandidat yang lebih baik dibandingkan Maduro. Namun, mereka masih menyembunyikan kandidat tersebut.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0994 seconds (0.1#10.140)