Kuwait dilanda bentrok, 100 warga terluka

Senin, 22 Oktober 2012 - 20:42 WIB
Kuwait dilanda bentrok, 100 warga terluka
Kuwait dilanda bentrok, 100 warga terluka
A A A
Sindonews.com - Aksi protes yang berlangsung di Kuwait berakhir dengan bentrokan antara demonstran dengan pihak kepolisian. Sekitar 100 pengunjuk rasa dan 11 anggota kepolisian terluka dalam kejadian ini.

Puluhan ribu warga berkumpul di Kuwait City dan melakukan long march ke Istana Seif, yang menjadi kantor dari Emir Kuwait, Putra Mahkota dan Perdana Menteri Kuwait. Mereka melakukan protes melawan rencana perubahan undang-undang pemilu yang akan dilakukan oleh penguasa Negeri Kaya Minyak itu.

Pengunjuk rasa menilai rencana perubahan tersebut sebagai sebuah kudeta terhadap konstitusi. Tetapi kelompok yang menyebut dirinya Dignity March ini, langsung dikepung oleh polisi anti-huru hara yang melepaskan tembakan gas air mata dan granat asap untuk membubarkan para pengunjuk rasa.

"Jumlah dari pengunjuk rasa yang saat ini dirawat di rumah sakit mencapai 100 orang setelah polisi menyerang mereka," ujar Direktur Lembaga HAM Kuwait Mohammad al-Hummaidi dalam akun twitternya, seperti dikutip Sky News, Senin (22/10/2012).

Semebtara mantan anggota Parlemen Kuwait Abdullah al-Barghas mengaku melihat sejumlah besar warga yang dibawa ke rumah sakit melalui ambulans. "Cara dari para pengunjuk rasa diperlakukan sangat tidak bisa diterima," tutur Barghash.

Ketika kerusuhan terjadi, Emir Kuwait, Syekh Sabah al-Ahmad al-Sabah menerima anggota keluarga yang menyampikan sumpah setianya. Keluarga Al Sabah sudah berkuasa di Kuwait selama lebih dari 250 tahun.

Perubahan menjelang pemilu 1 Desember mendatang memicu protes dari warga. Perubahan dalam sistem pemilu itu, yang mengharuskan warga hanya boleh memilih satu orang kandidat di wilayah distrik, membuat pihak oposisi sulit untuk membangun aliansi politik.

Emir Al-Sabah bukan pertama kalinya mengeluarkan keputusan kontroversial. Dirinya yang dianggap memiliki imunitas dan tidak tergantikan dalam konstitusi, membubarkan parlemen pada 7 Oktober lalu. Pembubaran itu adalah yang ketujuh kalinya terjadi sejak 2006 lalu.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6367 seconds (0.1#10.140)