Geger, menteri Malaysia mundur dari kabinet
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Urusan Perempuan, Keluarga dan Komunitas Malaysia, Shahrizat Abdul Jalil menyatakan mundur dari jabatannya pada 8 April mendatang. Shahrizat diberitakan tersandung korupsi anggaran proyek pengembangan peternakan sapi.
Shahrizat dan keluarganya dituduh telah menghabiskan uang negara sebanyak 250 ringgit Malaysia atau senilai Rp750 miliar untuk membeli sebuah kondominium di Singapura, sebuah Mercedes, dan membiayai liburan.
Namun Shahrizat membantah pengunduruan dirinya dikaitkan dengan dugaan korupsi kasus proyek peternakan yang dikelola suami dan ketiga anaknya itu. Pengunduran diri ini merupakan wujud tanggung jawabnya sebagai pejabat pemerintahan yang akan menyudahi masa jabatannya.
"Saya akan tetap menjadi kepala departemen perempuan partai berkuasa Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan koalisi pemerintah Barisan Nasional," ungkap Sharhrizat seperti dikutip dalam BBC.co.uk Senin (12/3/2012).
Skandal yang disebut "Cowgate" ini diperkirakan akan membuat Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menunda penyelenggaraan pemilu.
Cowgate merebak sejak tahun lalu. Sejak saat itu publik dan kelompok oposisi terus melakukan penekanan. Sebelum skandal ini terkuak, Sharizat seharusnya memperpanjang masa jabatanya, dan tidak mengakhiri masa jabatanya pada bulan April mendatang.
Berdasarkan sebuah hasil laporan tahunan badan audit nasional, proyek National Feedlot Center yang dikelola keluarga Shahrizat tidak mampu memenuhi target 40 persen pasokan daging sapi nasional pada 2010.
Kecurigaan mencuat ada penyalahgunaan pinjaman lunak dari negara untuk kepentingan pribadi pengelola, termasuk pembelian properti mewah di Malaysia dan Singapura.
Perdana Menteri Najib Razak mengatakan skandal ini sangat memalukan. Dia bersumpah akan memberantas korupsi dan saat ini kepolisian Malaysia tengah memeriksa tuduhan korupsi itu.
Semenatara, mengomentari keputusan salah satu menterinya, PM Najib mengatakan keputusan itu merupakan 'pengorbanan' salah satu anggota kabinetnya.
"Meski belum terdapat bukti telah melanggar hukum, namun karena proyek itu telah mengakibatkan kontroversi, dia memutuskan untuk mundur dari pemerintahan," kata Najib seperti dikutip kantor berita Bernama.
Shahrizat dan keluarganya dituduh telah menghabiskan uang negara sebanyak 250 ringgit Malaysia atau senilai Rp750 miliar untuk membeli sebuah kondominium di Singapura, sebuah Mercedes, dan membiayai liburan.
Namun Shahrizat membantah pengunduruan dirinya dikaitkan dengan dugaan korupsi kasus proyek peternakan yang dikelola suami dan ketiga anaknya itu. Pengunduran diri ini merupakan wujud tanggung jawabnya sebagai pejabat pemerintahan yang akan menyudahi masa jabatannya.
"Saya akan tetap menjadi kepala departemen perempuan partai berkuasa Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan koalisi pemerintah Barisan Nasional," ungkap Sharhrizat seperti dikutip dalam BBC.co.uk Senin (12/3/2012).
Skandal yang disebut "Cowgate" ini diperkirakan akan membuat Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menunda penyelenggaraan pemilu.
Cowgate merebak sejak tahun lalu. Sejak saat itu publik dan kelompok oposisi terus melakukan penekanan. Sebelum skandal ini terkuak, Sharizat seharusnya memperpanjang masa jabatanya, dan tidak mengakhiri masa jabatanya pada bulan April mendatang.
Berdasarkan sebuah hasil laporan tahunan badan audit nasional, proyek National Feedlot Center yang dikelola keluarga Shahrizat tidak mampu memenuhi target 40 persen pasokan daging sapi nasional pada 2010.
Kecurigaan mencuat ada penyalahgunaan pinjaman lunak dari negara untuk kepentingan pribadi pengelola, termasuk pembelian properti mewah di Malaysia dan Singapura.
Perdana Menteri Najib Razak mengatakan skandal ini sangat memalukan. Dia bersumpah akan memberantas korupsi dan saat ini kepolisian Malaysia tengah memeriksa tuduhan korupsi itu.
Semenatara, mengomentari keputusan salah satu menterinya, PM Najib mengatakan keputusan itu merupakan 'pengorbanan' salah satu anggota kabinetnya.
"Meski belum terdapat bukti telah melanggar hukum, namun karena proyek itu telah mengakibatkan kontroversi, dia memutuskan untuk mundur dari pemerintahan," kata Najib seperti dikutip kantor berita Bernama.
()