Israel mustahil bisa serang Iran

Selasa, 21 Februari 2012 - 10:41 WIB
Israel mustahil bisa serang Iran
Israel mustahil bisa serang Iran
A A A
Sindonews.com - Israel harus mempertimbangan segala situasi dan kemungkinan jika memang harus melancarkan serangan ke program pengayaan nuklir Iran.

Pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) dan sejumlah analis militer AS yang memiliki hubungan kedekatan dengan Pentagon mengatakan bahwa Israel harus memiliki skala operasi yang lebih besar dan lebih kompleks, jauh dibandingkan dengan operasi penyerangan terhadap reaktor nuklir di Suriah pada tahun 2007 dan reaktor nuklir Osirak, Irak pada 1981.

Jika Israel benar-benar jadi menyerang Iran maka para pilot pesawat tempur Israel harus bersiap-siap terbang sejauh 1.000 mil. Pesawat akan melintasi wilayah yang sangat tidak bersahabat, melakukan pengisian bahan bakar di atas udara, menghadapi banyak tantangan penyerangan dari darat, dan setidaknya aksi penyerangan ini membutuhkan kekuatan 100 pesawat.

Direktur Central Intelligence Agency (CIA) 2006-2009, Michael V Hayden mengatakan, kapasitas penyerangan angakatan udara Israel jauh di luar jangkauan untuk menyerang Iran, jarak yang terlalu jauh dan skala tugas yang sangat luas.

Seorang pensiunan Jendral Intelejen Angkatan Udara, David A. Deptula mengatakan menyerang Iran tidak semudah sepeti yang dibayangkan. David A. Deptula adalah seorang perencana yang mengatur kampanye serangan udara AS terhadap Afghanistan pada 2001 dan Perang Teluk 1991 silam.

Sementara, yang menjadi pertimbangan bagi AS mencegah Israel untuk menyerang Iran adalah ketakutan bahwa militer AS akan menghabiskan waktu selama berminggu-minggu terlibat lebih jauh untuk menyelesaikan misi yang telah dimulai oleh Israel, walaupun secara kapasitas AS memiliki banyak pesawat dan amunisi. Selain itu, AS juga khawatir Iran akan bersungguh-sungguh melakukan serangan balasan.

Jalur berat harus ditempuh oleh Israel agar bisa menghancurkan fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan Fordo, dan sebuah reaktor air yang terletak di Arak dan Isfahan.

Analis militer mengatakan ada tiga rute potensial masuk melalui Utara di atas Turki, dari selatan melalui Arab Saudi atau mengambil rute sentral di seluruh Yordania dan Irak.

Mengambil rute penyerangan lewat Irak adalah yang paling mungkin, karena Irak tidak memiliki pasukan atau pun tenaga untuk melakukan penyerangan udara terhadap Israel, maka Israel bisa saja masuk dari Irak.

Itupun dengan asumsi Jordania memberikan izin pesawat tempur Israel melintasi wilayahnya. Pesawat tempur Iran tidak memiliki kapasitas yang menunjang untuk melakukan aksi penyerangan selama berhari-hari dari udara.

Walaupun Iran tidak memiliki rudal jarak jauh, namun jika pesawat Israel terbang di sekitar Iran rudal mereka masih mampu melumpuhkan musuh, apa lagi jika Iran benar-benar memiliki bom nuklir.

Sebelumnya, Israel telah membeli 200 senjata nuklir jenis GBU-31 yang masing-masingnya berbobot 2,5 ton dari AS. Namun, tidak jelas berapa banyak senjata nuklir yang dibutuhkan untuk menghancurkan pengayaan nuklir Fordo, Iran yang terkubur sedalam 30 kaki dan dilindungi oleh dinding beton yang kuat.

Seorang juru bicara Israel di Washington, AS Lior Weintraub, mengatakan untuk sementara waktu Israel lebih memilih untuk mengambil langkah perundingan di atas meja, dan menjatutkan sanksi lebih berat untuk menekan Iran.

Sulit bagi Israel untuk melakukan penyerangan tanpa dibantu oleh AS dan Inggris. Nampaknya dengan segala ketebatasan Isarel lebih baik mengurungkan niatanya untuk menyerang Iran dan memilih sanksi penekanan lewat meja perundingan.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3723 seconds (0.1#10.140)