Wabah Corona, Aktris Saudi Usul Tahanan Jadi 'Kelinci Percobaan' Obat
A
A
A
RIYADH - Seorang aktris perempuan Arab Saudi memicu kecaman setelah dia mengusulkan tahanan sebagai "kelinci percobaan" untuk menguji obat-oabatan baru. Usul itu muncul ketika dunia, termasuk Saudi, sedang dilanda wabah virus corona baru; COVID-19.
Aktris bernama Maram Abdul Aziz mengusulkan penggunaan tahanan sebagai pengganti tikus dan monyet untuk menguji obat-obatan baru.
"Jika itu terserah saya, saya tidak akan hanya memenjarakan dan menyia-nyiakan makanan, minum, dan rehabilitasi bagi mereka yang ditangkap terutama dalam kasus-kasus yang berkaitan dengan keamanan," kata aktris perempuan berusia 35 tahun itu dalam sebuah tweet.
"Saya akan mengubahnya menjadi objek pengujian untuk obat baru—bahkan jika hasilnya tidak dijamin—untuk menghukum mereka. Dengan demikian, negara akan mendapat manfaat dari mereka. Mereka harus digunakan untuk pengujian daripada tikus dan monyet yang tidak membahayakan kita," lanjut tweet Maram, seperti dikutip Gulf News, Rabu (8/4/2020).
Tweet itu membuat Maram dituduh tidak manusiawi. Dia juga dituduh membuat hasutan untuk melakukan kekerasan dan kebencian.
Seorang pengkritik membandingkannya dengan Adolf Hitler dan menyerukan agar dia bertanggung jawab atas usulnya itu. Pengkritik lain menuduhnya mencari ketenaran. Yang lain lagi menyarankan agar aktris itu yang menjalani tes medis sebagai ganti tikus dan monyet.
Menanggapi kritik-kritik pedas, Maram mengatakan dia telah meminta agar semua organ tubuhnya disumbangkan setelah dia meninggal nanti.
"Adapun tes klinis, mereka membutuhkan orang sehat. Ini tidak berlaku bagi saya," katanya dalam tweet baru tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang kondisi kesehatannya.
Pengumuman donasi organ tubuhnya belum mengurangi reaksi keras terhadapnya.
"Maafkan saya! Ketika Anda mengerti apa artinya kemanusiaan, maka sumbangkan apa yang Anda inginkan!," bunyi komentar seorang wanita bernama Raghda. "Terima kasih corona dan media sosial karena telah mengekspos manusia dan membuka kedok keburukan mereka!," imbuh komentator lain merujuk pada pandemi COVID-19.
Aktris bernama Maram Abdul Aziz mengusulkan penggunaan tahanan sebagai pengganti tikus dan monyet untuk menguji obat-obatan baru.
"Jika itu terserah saya, saya tidak akan hanya memenjarakan dan menyia-nyiakan makanan, minum, dan rehabilitasi bagi mereka yang ditangkap terutama dalam kasus-kasus yang berkaitan dengan keamanan," kata aktris perempuan berusia 35 tahun itu dalam sebuah tweet.
"Saya akan mengubahnya menjadi objek pengujian untuk obat baru—bahkan jika hasilnya tidak dijamin—untuk menghukum mereka. Dengan demikian, negara akan mendapat manfaat dari mereka. Mereka harus digunakan untuk pengujian daripada tikus dan monyet yang tidak membahayakan kita," lanjut tweet Maram, seperti dikutip Gulf News, Rabu (8/4/2020).
Tweet itu membuat Maram dituduh tidak manusiawi. Dia juga dituduh membuat hasutan untuk melakukan kekerasan dan kebencian.
Seorang pengkritik membandingkannya dengan Adolf Hitler dan menyerukan agar dia bertanggung jawab atas usulnya itu. Pengkritik lain menuduhnya mencari ketenaran. Yang lain lagi menyarankan agar aktris itu yang menjalani tes medis sebagai ganti tikus dan monyet.
Menanggapi kritik-kritik pedas, Maram mengatakan dia telah meminta agar semua organ tubuhnya disumbangkan setelah dia meninggal nanti.
"Adapun tes klinis, mereka membutuhkan orang sehat. Ini tidak berlaku bagi saya," katanya dalam tweet baru tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang kondisi kesehatannya.
Pengumuman donasi organ tubuhnya belum mengurangi reaksi keras terhadapnya.
"Maafkan saya! Ketika Anda mengerti apa artinya kemanusiaan, maka sumbangkan apa yang Anda inginkan!," bunyi komentar seorang wanita bernama Raghda. "Terima kasih corona dan media sosial karena telah mengekspos manusia dan membuka kedok keburukan mereka!," imbuh komentator lain merujuk pada pandemi COVID-19.
(mas)