Demonstran Tolak Pusat Tes Virus Corona di Pantai Gading
A
A
A
ABIDJAN - Kepolisian bentrok dengan demonstran yang membongkar pusat tes virus corona yang baru setengah jadi di Pantai Gading.
Demonstran khawatir fasilitas tes itu akan menyebarkan wabah ke wilayah mereka. Lebih dari 100 warga di Yopougon, dekat ibu kota Abidjan, mulai membongkar bangunan itu pada Minggu (5/4) dan membuat barikade dengan membakar ban di dekatnya.
Massa kembali berkerumun pada Senin (6/4) dan melemparkan batu ke arah polisi yang berupaya membubarkan demonstran dengan gas air mata.
“Mereka ingin membunuh kami. Kami tidak ingin pusat ini di sini,” kata demonstran Joel Blehi saat berlindung di dekat apotek setelah gas air mata ditembakkan ke arahnya.
Polisi menyatakan penolakan warga itu muncul karena salah paham bahwa pasien corona akan dirawat di pusat tes itu.
“Ada kurang komunikasi. Itu lebih seperti pusat tes untuk warga,” ungkap juru bicara kepolisian Charlemagne Bleu.
Dia menjelaskan, tak ada demonstran atau polisi yang terluka dalam bentrok itu tapi empat orang telah ditahan.
Kekerasan itu merupakan gambaran pertama penolakan warga terhadap kebijakan pemerintah melawan virus corona di Pantai Gading.
Pemerintah telah menutup sekolah, tempat ibadah dan sebagian besar toko, serta menerapkan jam malam.
Negara itu telah mencatat 261 kasus terkonfirmasi dan tiga orang meninggal dunia akibat corona.
“Pusat tes itu satu dari beberapa yang akan dibangun di Abidjan untuk tes virus corona secara sukarela,” papar pernyataan Kementerian Kesehatan Pantai Gading.
Demonstran khawatir fasilitas tes itu akan menyebarkan wabah ke wilayah mereka. Lebih dari 100 warga di Yopougon, dekat ibu kota Abidjan, mulai membongkar bangunan itu pada Minggu (5/4) dan membuat barikade dengan membakar ban di dekatnya.
Massa kembali berkerumun pada Senin (6/4) dan melemparkan batu ke arah polisi yang berupaya membubarkan demonstran dengan gas air mata.
“Mereka ingin membunuh kami. Kami tidak ingin pusat ini di sini,” kata demonstran Joel Blehi saat berlindung di dekat apotek setelah gas air mata ditembakkan ke arahnya.
Polisi menyatakan penolakan warga itu muncul karena salah paham bahwa pasien corona akan dirawat di pusat tes itu.
“Ada kurang komunikasi. Itu lebih seperti pusat tes untuk warga,” ungkap juru bicara kepolisian Charlemagne Bleu.
Dia menjelaskan, tak ada demonstran atau polisi yang terluka dalam bentrok itu tapi empat orang telah ditahan.
Kekerasan itu merupakan gambaran pertama penolakan warga terhadap kebijakan pemerintah melawan virus corona di Pantai Gading.
Pemerintah telah menutup sekolah, tempat ibadah dan sebagian besar toko, serta menerapkan jam malam.
Negara itu telah mencatat 261 kasus terkonfirmasi dan tiga orang meninggal dunia akibat corona.
“Pusat tes itu satu dari beberapa yang akan dibangun di Abidjan untuk tes virus corona secara sukarela,” papar pernyataan Kementerian Kesehatan Pantai Gading.
(sfn)