Kabar Baik, Korsel Laporkan Kasus Baru Corona Kurang dari 50

Selasa, 07 April 2020 - 02:01 WIB
Kabar Baik, Korsel Laporkan Kasus Baru Corona Kurang dari 50
Kabar Baik, Korsel Laporkan Kasus Baru Corona Kurang dari 50
A A A
SEOUL - Kabar baik muncul dari Korea Selatan (Korsel) saat kasus baru virus corona kurang dari 50 untuk pertama kali sejak puncak wabah akhir Februari.

Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC) menyatakan ada 47 infeksi baru hingga tengah malam pada Minggu (5/4) dibandingkan 81 pada hari sebelumnya, sehingga total kasus nasional menjadi 10.284.

Korban meninggal bertambah tiga menjadi 186. Sebanyak 135 orang pulih dari virus itu sehingga total sembuh menjadi 6.598.

Korsel dapat mengontrol wabah itu dengan sekitar 100 kasus baru atau kurang setiap hari pada bulan lalu. Namun ini pertama kali penambahan kasus baru harian kurang dari 50 sejak 909 kasus pada 29 Februari.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memuji para pemimpin Korsel yang dapat mengatasi wabah tersebut saat dia menelpon Presiden Korsel Moon Jae-in selama 25 menit.

“Moon menyataan melalui telepon bahwa Korsel akan mendukung negara lain dengan skill pencegahan dan persediaan medis jika kondisi memungkinkan,” papar pernyataan Istana Biru kepresidenan Korsel.

Moon juga telah berbicara melalui telepon dengan sekitar 20 pemimpin negara lainnya.

“Tedros mengusulkan agar Moon memberi bantuan pada negara-negara Afrika untuk persediaan medis seperti alat tes,” ungkap pernyataan Istana Biru.

Meski ada bukti menjanjikan di Korsel, para pejabat meminta publik tetap waspada karena wabah besar dapat muncul kembali kapan saja. Apalagi saat ini wabah lebih kecil muncul di beberapa gereja, rumah sakit dan panti jompo, serta pelancong yang kembali dari luar negeri.

“Kita mengambil sikap sangat hati-hati terhadap semua harapan optimistis dengan satu data ini,” papar Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kim Gang-lip saat konferensi pers.

Pemerintah Korsel memperpanjang kebijakan social distancing hingga dua pekan, menyebut munculnya beberapa kluster infeksi lebih kecil.

“Warga Korsel masih enggan bersosialisasi pada Februari saat jumlah kasus meningkat namun lebih banyak orang yang keluar saat cuaca lebih hangat dan warga sudah lelah menjalani isolasi di rumah,” ungkap Kim.

Pergerakan orang meningkat sekitar 20% selama akhir pekan dibandingkan pada akhir Februari, berdasarkan data dari badan statistik negara SK Telecom.

Mulai Minggu (5/4), pemerintah memperberat sanksi pada warga yang melanggar aturan karantina dengan denda hingga USD8.100 atau satu tahun penjara dengan denda USD2.400.

Otoritas telah melaporkan beberapa kasus pelanggaran aturan karantina selama beberapa hari terakhir. Pemerintah kota Gunpo menyatakan telah mengajukan complain pada polisi terhadap pasangan berumur 50-an tahun dan anaknya yang melanggar aturan isolasi dan pergi keluar setelah dites positif virus corona.

Seorang pelajar Korsel yang tinggal di Amerika Serikat memicu kemarahan publik setelah mengalami demam sebelum terbang pulang ke Korsel bulan lalu. Pelajar itu positif corona dan membuat 20 orang lainnya dalam penerbangan yang sama harus menjalani karantina.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4249 seconds (0.1#10.140)