Ulama Saudi: Social Distancing, Istri Berhak 'Tendang' Suami dari Ranjang
A
A
A
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi mengerahkan para ulama untuk membantu memerangi penyebaran virus corona COVID-19. Para ulama di negara itu kini gencar berceramah yang mengedukasi publik tentang cara efektif menghentikan penyebaran virus.
Ulama ternama Sheikh Abdullah al-Mutlaq dalam acara perilisan dekrit keagamaan di stasiun televisi yang dikelola pemerintah Arab Saudi, meminta warga bersikap tegas terhadap orang-orang dekat demi keselamatan hidup mereka.
Ulama tersebut mengatakan kepada seorang wanita bahwa dia berhak "menendang" suaminya keluar dari ranjang atau tempat tidur jika sang suami tidak mematuhi aturan social distancing untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Wanita lainnya bertanya kepada al-Mutlaq apakah dia bisa menyerahkan hak suaminya kepada istri kedua jika dia khawatir akan terinfeksi. Ulama itu sambil tersenyum menjawab bisa. Al-Mutlaq merupakan ulama penasihat Kerajaan Arab Saudi.
Pengerahan para ulama dalam misi perang melawan COVID-19 menjadi terobosan baru setelah sebelumnya Putra Mahkota Mohammad bin Salman mengesampingkan peran mereka ketika ia memperkenalkan reformasi yang membolehkan pencampuran gender, musik dan hiburan.
Dalam video apik yang diproduksi oleh lembaga-lembaga pemerintah, para ulama memperkuat pesan dalam soundbites yang mendesak publik menjalankan social distancing. Mereka menyoroti kewajiban seorang Muslim untuk menjaga kehidupan dan memuji langkah-langkah yang diambil oleh Raja Salman dalam perang terhadap wabah virus corona COVID-19.
Dalam satu adegan di video tersebut, beberapa anggota Dewan Cendekiawan Senior menggosok tangan mereka dengan pembersih sebelum berbicara dengan umat.
Polisi agama, yang kewenangannya dilucuti Putra Mahkota Mohammad bin Salman, telah menjadi bagian dari kampanye untuk menjaga orang-orang tetap di rumah. Mereka memasang sejumlah spanduk termasuk yang menampilkan cara Nabi Muhammad bersin dengan menutupi wajahnya menggunakan tangan atau kain.
Ayham Kamel, kepala Timur Tengah dan Afrika Utara di lembaga konsultasi Eurasia Group, mengatakan Arab Saudi telah efektif dalam menangani krisis COVID-19 dan ingin menunjukkan kemampuannya untuk menghadapinya.
Data hingga hari ini (3/4/2020), ada 1.885 kasus COVID-19 dengan 21 orang di antaranya telah meninggal. Sebanyak 328 pasien telah berhasil disembuhkan.
“Upaya tersebut didasarkan pada sains, kebijakan, pada apa yang berhasil dan apa yang tidak dan mereka ingin mengambil kredit untuk itu,” kata Kamel, seperti dikutip Bloomberg.
"Mereka tidak ingin para ulama mulai berkhotbah tentang bagaimana mereka akan berdoa dan bagaimana ini akan menyelamatkan jiwa."
Ulama ternama Sheikh Abdullah al-Mutlaq dalam acara perilisan dekrit keagamaan di stasiun televisi yang dikelola pemerintah Arab Saudi, meminta warga bersikap tegas terhadap orang-orang dekat demi keselamatan hidup mereka.
Ulama tersebut mengatakan kepada seorang wanita bahwa dia berhak "menendang" suaminya keluar dari ranjang atau tempat tidur jika sang suami tidak mematuhi aturan social distancing untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Wanita lainnya bertanya kepada al-Mutlaq apakah dia bisa menyerahkan hak suaminya kepada istri kedua jika dia khawatir akan terinfeksi. Ulama itu sambil tersenyum menjawab bisa. Al-Mutlaq merupakan ulama penasihat Kerajaan Arab Saudi.
Pengerahan para ulama dalam misi perang melawan COVID-19 menjadi terobosan baru setelah sebelumnya Putra Mahkota Mohammad bin Salman mengesampingkan peran mereka ketika ia memperkenalkan reformasi yang membolehkan pencampuran gender, musik dan hiburan.
Dalam video apik yang diproduksi oleh lembaga-lembaga pemerintah, para ulama memperkuat pesan dalam soundbites yang mendesak publik menjalankan social distancing. Mereka menyoroti kewajiban seorang Muslim untuk menjaga kehidupan dan memuji langkah-langkah yang diambil oleh Raja Salman dalam perang terhadap wabah virus corona COVID-19.
Dalam satu adegan di video tersebut, beberapa anggota Dewan Cendekiawan Senior menggosok tangan mereka dengan pembersih sebelum berbicara dengan umat.
Polisi agama, yang kewenangannya dilucuti Putra Mahkota Mohammad bin Salman, telah menjadi bagian dari kampanye untuk menjaga orang-orang tetap di rumah. Mereka memasang sejumlah spanduk termasuk yang menampilkan cara Nabi Muhammad bersin dengan menutupi wajahnya menggunakan tangan atau kain.
Ayham Kamel, kepala Timur Tengah dan Afrika Utara di lembaga konsultasi Eurasia Group, mengatakan Arab Saudi telah efektif dalam menangani krisis COVID-19 dan ingin menunjukkan kemampuannya untuk menghadapinya.
Data hingga hari ini (3/4/2020), ada 1.885 kasus COVID-19 dengan 21 orang di antaranya telah meninggal. Sebanyak 328 pasien telah berhasil disembuhkan.
“Upaya tersebut didasarkan pada sains, kebijakan, pada apa yang berhasil dan apa yang tidak dan mereka ingin mengambil kredit untuk itu,” kata Kamel, seperti dikutip Bloomberg.
"Mereka tidak ingin para ulama mulai berkhotbah tentang bagaimana mereka akan berdoa dan bagaimana ini akan menyelamatkan jiwa."
(esn)