AS Buka Peluang Lanjutkan Pembicaraan Denuklirisasi dengan Korut

Selasa, 31 Maret 2020 - 16:13 WIB
AS Buka Peluang Lanjutkan Pembicaraan Denuklirisasi dengan Korut
AS Buka Peluang Lanjutkan Pembicaraan Denuklirisasi dengan Korut
A A A
SEOUL - Amerika Serikat (AS) berharap bisa kembali duduk satu meja dengan Korea Utara (Korut) melanjutkan pembicaraan terkait program nuklir negara itu. Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.

Pernyataan Pompeo itu menanggapi pernyataan resmi Korut yang mengutuk seruan AS kepada kelompok tujuh (G7) untuk melanjutkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Pyongyang.

Dalam wawancara via telepon dengan kantor berita Korea Selatan (Korsel), Yonhap, Pompeo mengatakan Presiden AS Donald Trump telah memperjelas bahwa sanksi internasional terhadap Korut harus dilanjutkan sampai diperlukan langkah-langkah denuklirisasi.

"Posisi presiden di Korea Utara dan saya berada di depan sejak hari pertama saya menjadi menteri luar negeri," katanya, menanggapi keluhan Korut bahwa Pompeo akan menentang kehendak Trump, yang baru-baru ini menawarkan bantuan untuk pandemi virus Corona dalam surat kepada pemimpin Korut Kim Jong-un.

"Kami dari pihak Amerika Serikat telah berusaha dengan sangat rajin sejak (KTT Singapura) untuk bergerak maju dengan negosiasi-negosiasi itu dan berharap bahwa kami akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan itu," tambahnya seperti dikutip dari Korea Herald, Selasa (31/3/2020).

Pompeo mencatat bahwa para pemimpin sepakat pada KTT di Singapura pada Desember 2018 untuk denuklirisasi Korut dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi rakyat negara tertutup itu.

"Presiden Trump juga sudah jelas, sampai kita mencapai titik itu, sampai kita mencapai titik di mana kita telah membuat kemajuan yang cukup di sepanjang jalan, sanksi - bukan sanksi Amerika, tetapi resolusi Dewan Keamanan PBB - akan terus ditegakkan dan di tempatnya," lanjutnya.

"Dan kami berharap bahwa kami akan mendapatkan kesempatan ini untuk duduk kembali dengan kepemimpinan Korea Utara dan mulai memetakan jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi rakyat Korea Utara. Ini adalah posisi Presiden Trump sejak kami memulai upaya kami," ujar Pompeo.

Pembicaraan nuklir antara kedua negara telah macet selama lebih dari satu tahun sejak KTT kedua Trump-Kim Jong-un kedua di Vietnam pada Februari 2019 berakhir tanpa kesepakatan.

Korea Utara memberi AS waktu hingga akhir 2019 untuk menunjukkan fleksibilitas setelah Washington menolak tawaran Pyongyang untuk membongkar bagian dari program nuklirnya dengan imbalan bantuan sanksi besar.

Ketika tahun berlalu tanpa terobosan, Kim Jong-un mengancam akan segera memamerkan "senjata strategis baru" dan bulan ini ia melanjutkan pengujian rudal jarak pendek.

Tetapi Pompeo mengatakan AS tetap mempertahankan tawarannya untuk membantu negara komunis itu melawan COVID-19.

"Sejak awal, ketika jelas bahwa Korea Utara kemungkinan mendapatkan tantangan, kami telah menawarkan bantuan," katanya.

"Kami telah melakukan itu melalui World Food Bank. Kami telah melakukannya secara langsung. Dan kami telah membantu negara-negara lain dan menjelaskan bahwa kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan mereka dapat masuk ke negara itu juga," tuturnya.

Ia mengatakan dia berharap negara-negara seperti Korut dan Iran akan transparan dalam melaporkan beban kasus dan kematian COVID-19 mereka, serta upaya mereka untuk mengurangi penyebaran, sehingga penanggulangan global yang efektif dapat dikembangkan.

Korut hingga kini belum melaporkan satu pun kasus virus Corona, tetapi banyak yang mencurigai rezim itu mungkin menutupi wabah yang terjadi dinegaranya.

Media pemerintah Korut telah berulang kali melaporkan upaya negara untuk mencegah epidemi dengan mengkarantina orang dan memperketat perbatasannya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3390 seconds (0.1#10.140)