Houthi Klaim Virus Corona Merebak di Yaman, Pemerintah: Tuduhan Bodoh
A
A
A
SANAA - Pemerintah Yaman membantah klaim yang dibuat kelompok pemberontak Houthi yang menyebut virus Corona telah merebak di distrik Hajjah di barat laut Ibu Kota Sanaa.
Menteri Informasi Yaman, Muammar Al Iryani mengatakan, pejabat kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mendaftarkan satu pun kasus virus Corona atau mengobati penderita COVID-19.
Ia menyebut klaim yang dilontarkan oleh Houthi adalah bentuk perang politik dan psikologis terhadap Yaman untuk menjalani proyek obskurantis yang berasal dari Iran.
"Pernyataan tidak bertanggung jawab dan tuduhan bodoh yang dikeluarkan oleh pemimpin milisi Houthi ini mengungkapkan tingkat kejatuhan moral dan upaya mereka untuk membawa pandemi global ke dalam konteks konflik," kata al Iryani seperti dilansir dari The National, Sabtu (28/3/2020).
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan gencatan senjata global untuk mencegah perang menghalangi pertempuran melawan virus Corona yang telah menyebar ke lebih dari 100 negara. Virus yang diberinama menginfeksi setidaknya 597.607 orang dan menewaskan sedikitnya 27.371. Diperkirakan 133.377 orang yang memiliki penyakit sejauh ini telah pulih.
Pemerintah Yaman dan badan-badan bantuan internasional telah menyatakan kekhawatirannya pada tingkat kesiapsiagaan di wilayah yang dibinasakan oleh perang selama lima tahun itu terhadap pandemi virus Corona.
Kementerian Kesehatan Yaman bergegas mengirim staf medis ke Aden untuk menjalani pelatihan guna mendiagnosis dan merawat pasien virus Corona sebelum kembali ke provinsi mereka untuk mempersiapkan kemungkinan kedatangan virus.
Kebanyakan mereka yang terkena virus Corona mengalami gejala mirip flu ringan. Namun, mereka yang telah menderita sakit bawaan atau kekurangan kekebalan sangat berisiko.
Sementara diyakini bahwa orang yang lebih muda kurang berisiko dibandingkan mereka yang berusia di atas 70 tahun, beberapa negara telah melaporkan sejumlah besar orang di bawah 50 tahun dirawat di rumah sakit untuk perawatan kritis dan juga meninggal karena Covid-19.
Menteri Informasi Yaman, Muammar Al Iryani mengatakan, pejabat kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mendaftarkan satu pun kasus virus Corona atau mengobati penderita COVID-19.
Ia menyebut klaim yang dilontarkan oleh Houthi adalah bentuk perang politik dan psikologis terhadap Yaman untuk menjalani proyek obskurantis yang berasal dari Iran.
"Pernyataan tidak bertanggung jawab dan tuduhan bodoh yang dikeluarkan oleh pemimpin milisi Houthi ini mengungkapkan tingkat kejatuhan moral dan upaya mereka untuk membawa pandemi global ke dalam konteks konflik," kata al Iryani seperti dilansir dari The National, Sabtu (28/3/2020).
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan gencatan senjata global untuk mencegah perang menghalangi pertempuran melawan virus Corona yang telah menyebar ke lebih dari 100 negara. Virus yang diberinama menginfeksi setidaknya 597.607 orang dan menewaskan sedikitnya 27.371. Diperkirakan 133.377 orang yang memiliki penyakit sejauh ini telah pulih.
Pemerintah Yaman dan badan-badan bantuan internasional telah menyatakan kekhawatirannya pada tingkat kesiapsiagaan di wilayah yang dibinasakan oleh perang selama lima tahun itu terhadap pandemi virus Corona.
Kementerian Kesehatan Yaman bergegas mengirim staf medis ke Aden untuk menjalani pelatihan guna mendiagnosis dan merawat pasien virus Corona sebelum kembali ke provinsi mereka untuk mempersiapkan kemungkinan kedatangan virus.
Kebanyakan mereka yang terkena virus Corona mengalami gejala mirip flu ringan. Namun, mereka yang telah menderita sakit bawaan atau kekurangan kekebalan sangat berisiko.
Sementara diyakini bahwa orang yang lebih muda kurang berisiko dibandingkan mereka yang berusia di atas 70 tahun, beberapa negara telah melaporkan sejumlah besar orang di bawah 50 tahun dirawat di rumah sakit untuk perawatan kritis dan juga meninggal karena Covid-19.
(ian)