Roket Gaza Hantam Israel di Tengah Pandemi Virus Corona
A
A
A
GAZA - Kelompok militan di Jalur Gaza, Palestina, menembakkan roket ke wilayah Israel pada Jumat malam di saat pandemi virus corona COVID-19 melanda. Serangan ini memicu sirene peringatan di kota selatan Sderot dan wilayah sekitarnya.
Militer Zionis pun membalas dengan menyerang infrastruktur militer di Jalur Gaza milik kelompok Hamas.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dalam sebuah pernyataan, mengatakan proyektil yang ditembakkan dari Jalur Gaza jatuh di area terbuka dan tidak ada korban luka atau kerusakan.
"Pesawat dan tank IDF beberapa saat lalu menyerang posisi dan infrastruktur militer yang digunakan untuk aktivitas bawah tanah milik kelompok teror Hamas di Jalur Gaza utara," bunyi pernyataan IDF, seperti dikutip Times of Israel, Sabtu (28/3/2020).
"Serangan ini dilakukan sebagai respons terhadap tembakan roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel pada malam sebelumnya."
Sirene yang meraung-raung semalam adalah yang pertama berbunyi sejak 12 Maret ketika seseorang memicu peringatan tersebut di Kibbutz Re'im, dekat perbatasan Gaza. IDF kemudian mengonfirmasi bahwa itu adalah alarm palsu.
Seminggu sebelumnya, kata IDF, kelompok militan di daerah kantong Hamas menembakkan roket ke Israel, namun mendarat di dalam wilayah kantong Palestina.
Selama tiga minggu terakhir, masa tenang telah berlangsung di Gaza karena pihak berwenang di kedua sisi perbatasan telah fokus untuk memerangi pecahnya pandemi virus corona.
Jalur Gaza pada hari Minggu melaporkan dua kasus pertama virus corona, yakni dua warga yang telah kembali dari Pakistan. Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, jumlah kasus naik menjadi sembilan orang pada hari Rabu, tetapi telah bertahan sejak itu.
Tujuh orang yang baru terinfeksi di Gaza adalah petugas keamanan. Mereka termasuk di antara sekitar 30 orang yang telah melakukan kontak dengan para pengungsi yang kembali dari Pakistan.
Kementerian itu mengatakan sebanyak 1.568 orang di Gaza ditempatkan di lebih dari 20 fasilitas karantina, sementara 1.205 diisolasi di rumah mereka.
Sedangkan di Israel lebih parah lagi. Otoritas kesehatan rezim Zionis melaporkan 3.035 kasus infeksi COVID-19 dengan 12 orang di antaranya telah meninggal. Jumlah pasien yang disembuhkan 79 orang.
Militer Zionis pun membalas dengan menyerang infrastruktur militer di Jalur Gaza milik kelompok Hamas.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dalam sebuah pernyataan, mengatakan proyektil yang ditembakkan dari Jalur Gaza jatuh di area terbuka dan tidak ada korban luka atau kerusakan.
"Pesawat dan tank IDF beberapa saat lalu menyerang posisi dan infrastruktur militer yang digunakan untuk aktivitas bawah tanah milik kelompok teror Hamas di Jalur Gaza utara," bunyi pernyataan IDF, seperti dikutip Times of Israel, Sabtu (28/3/2020).
"Serangan ini dilakukan sebagai respons terhadap tembakan roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel pada malam sebelumnya."
Sirene yang meraung-raung semalam adalah yang pertama berbunyi sejak 12 Maret ketika seseorang memicu peringatan tersebut di Kibbutz Re'im, dekat perbatasan Gaza. IDF kemudian mengonfirmasi bahwa itu adalah alarm palsu.
Seminggu sebelumnya, kata IDF, kelompok militan di daerah kantong Hamas menembakkan roket ke Israel, namun mendarat di dalam wilayah kantong Palestina.
Selama tiga minggu terakhir, masa tenang telah berlangsung di Gaza karena pihak berwenang di kedua sisi perbatasan telah fokus untuk memerangi pecahnya pandemi virus corona.
Jalur Gaza pada hari Minggu melaporkan dua kasus pertama virus corona, yakni dua warga yang telah kembali dari Pakistan. Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, jumlah kasus naik menjadi sembilan orang pada hari Rabu, tetapi telah bertahan sejak itu.
Tujuh orang yang baru terinfeksi di Gaza adalah petugas keamanan. Mereka termasuk di antara sekitar 30 orang yang telah melakukan kontak dengan para pengungsi yang kembali dari Pakistan.
Kementerian itu mengatakan sebanyak 1.568 orang di Gaza ditempatkan di lebih dari 20 fasilitas karantina, sementara 1.205 diisolasi di rumah mereka.
Sedangkan di Israel lebih parah lagi. Otoritas kesehatan rezim Zionis melaporkan 3.035 kasus infeksi COVID-19 dengan 12 orang di antaranya telah meninggal. Jumlah pasien yang disembuhkan 79 orang.
(mas)