Turki Salahkan Arab Saudi soal Pandemi COVID-19
A
A
A
ANKARA - Turki menyalahkan pemerintah Kerajaan Arab Saudi terkait pandemi virus corona COVID-19. Ankara menilai kerajaan itu gagal memberi tahu negara mana pun tentang ancaman virus di tengah-tengah pelaksanaan umrah.
Kantor berita Turki, Anadolu, pada Jumat (27/3/2020), bahkan menulis judul dengan kritik pedas untuk Riyadh yang berbunyi; "Saudi Arabia kept the world in dark about coronavirus (Arab Saudi membuat dunia dalam kegelapan tentang virus corona)".
Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan kegagalan Riyadh membuat Ankara mengambil tindakan segera setelah mengonfirmasi kasus pertama di antara jamaah umrah yang kembali dari Makkah, ketika kekecauan sudah dimulai.
"Arab Saudi tidak memberi tahu kami atau dunia tentang kasus apa pun dari virus mematikan ini," kata Soylu kepada saluran berita A Haber.
“Orang-orang kembali dari umrah. Kementerian Kesehatan mengambil tindakan tepat setelah kasus pertama diobservasi dan menempatkan para jamaah di pusat-pusat isolasi," ujarnya.
Menurutnya, lebih dari 15.000 orang yang datang dari luar negeri dikarantina di Turki di 48 asrama di 29 provinsi.
Soylu mengatakan Kementerian Dalam Negeri sejauh ini telah mengeluarkan total 38 pemberitahuan untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19. Dia menambahkan bahwa Turki menutup perbatasannya dengan banyak negara sebelum wabah tersebut mendapatkan momentum.
"Pada periode ini, kami berfokus pada empat titik fundamental yang berbeda seperti seluruh dunia; kelangsungan sistem perawatan kesehatan, menjaga ketertiban umum, memastikan isolasi sosial, dan melanjutkan rantai pasokan," katanya.
Ditanya apakah Turki akan mengumumkan jam malam nasional, dia mengatakan tidak akan melakukannya sekarang, tetapi langkah-langkah itu bisa diabaikan tergantung pada situasi penyebaran wabah.
Kantor berita Turki, Anadolu, pada Jumat (27/3/2020), bahkan menulis judul dengan kritik pedas untuk Riyadh yang berbunyi; "Saudi Arabia kept the world in dark about coronavirus (Arab Saudi membuat dunia dalam kegelapan tentang virus corona)".
Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan kegagalan Riyadh membuat Ankara mengambil tindakan segera setelah mengonfirmasi kasus pertama di antara jamaah umrah yang kembali dari Makkah, ketika kekecauan sudah dimulai.
"Arab Saudi tidak memberi tahu kami atau dunia tentang kasus apa pun dari virus mematikan ini," kata Soylu kepada saluran berita A Haber.
“Orang-orang kembali dari umrah. Kementerian Kesehatan mengambil tindakan tepat setelah kasus pertama diobservasi dan menempatkan para jamaah di pusat-pusat isolasi," ujarnya.
Menurutnya, lebih dari 15.000 orang yang datang dari luar negeri dikarantina di Turki di 48 asrama di 29 provinsi.
Soylu mengatakan Kementerian Dalam Negeri sejauh ini telah mengeluarkan total 38 pemberitahuan untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19. Dia menambahkan bahwa Turki menutup perbatasannya dengan banyak negara sebelum wabah tersebut mendapatkan momentum.
"Pada periode ini, kami berfokus pada empat titik fundamental yang berbeda seperti seluruh dunia; kelangsungan sistem perawatan kesehatan, menjaga ketertiban umum, memastikan isolasi sosial, dan melanjutkan rantai pasokan," katanya.
Ditanya apakah Turki akan mengumumkan jam malam nasional, dia mengatakan tidak akan melakukannya sekarang, tetapi langkah-langkah itu bisa diabaikan tergantung pada situasi penyebaran wabah.
(mas)