Turki Dapat Terapkan Perintah Tinggal di Rumah Jika Wabah Memburuk
A
A
A
ANKARA - Turki dapat memerintahkan publik tetap tinggal di rumah jika virus corona terus menyebar.
Pemerintah juga berupaya mengurangi ekspor peralatan medis ke negara lain. Pemerintah telah mengumumkan langkah untuk warga berumur lebih dari 65 tahun tapi tidak untuk warga lainnya seperti yang dilakukan negara-negara lain.
Wali kota Istanbul Ekrem Imamoglu meminta pemerintah pusat melakukan langkah untuk semua orang. Menurut wali kota Istanbul, sekitar satu juta orang masih menggunakan transportasi publik di kota terbesar di negara itu.
Sebanyak 59 orang telah tewas akibat virus corona di Turki. Jumlah kasus meningkat tajam dalam dua pekan menjadi 2.433.
“Isolasi sosial sepenuhnya selalu dalam agenda kami. Jika kita tak dapat mencegah wabah dengan langkah-langkah itu, kita tentu dapat mengambil langkah tertinggi,” papar Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu.
Untuk mengatasi virus, Turki telah menutup sekolah, cafe dan bar, melarang salat jamaah dan menghentikan pertandingan sepakbola dan penerbangan.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan Turki yang memiliki populasi 83 juta jiwa itu dapat mengatasi wabah corona dalam dua hingga tiga pekan.
Meski demikian, Wali Kota Ekrem Imamoglu meminta pemerintah pusat menerapkan perintah agar semua warga tetap di rumah, paling tidak khusus di Istanbul jika tak bisa secara nasional.
“Kita dalam fase paling kritis dari wabah itu. Jika langkah yang diperlukan tidak diambil hari ini, ini bukti akan ada kekecewaan di masa depan,” ujar dia.
Pemerintah menyatakan semua perusahaan memerlukan izin dari otoritas untuk mengekspor peralatan medis yang digunakan untuk membantu pernapasan yang kini sangat dibutuhkan di dalam negeri.
Pemerintah juga berupaya mengurangi ekspor peralatan medis ke negara lain. Pemerintah telah mengumumkan langkah untuk warga berumur lebih dari 65 tahun tapi tidak untuk warga lainnya seperti yang dilakukan negara-negara lain.
Wali kota Istanbul Ekrem Imamoglu meminta pemerintah pusat melakukan langkah untuk semua orang. Menurut wali kota Istanbul, sekitar satu juta orang masih menggunakan transportasi publik di kota terbesar di negara itu.
Sebanyak 59 orang telah tewas akibat virus corona di Turki. Jumlah kasus meningkat tajam dalam dua pekan menjadi 2.433.
“Isolasi sosial sepenuhnya selalu dalam agenda kami. Jika kita tak dapat mencegah wabah dengan langkah-langkah itu, kita tentu dapat mengambil langkah tertinggi,” papar Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu.
Untuk mengatasi virus, Turki telah menutup sekolah, cafe dan bar, melarang salat jamaah dan menghentikan pertandingan sepakbola dan penerbangan.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan Turki yang memiliki populasi 83 juta jiwa itu dapat mengatasi wabah corona dalam dua hingga tiga pekan.
Meski demikian, Wali Kota Ekrem Imamoglu meminta pemerintah pusat menerapkan perintah agar semua warga tetap di rumah, paling tidak khusus di Istanbul jika tak bisa secara nasional.
“Kita dalam fase paling kritis dari wabah itu. Jika langkah yang diperlukan tidak diambil hari ini, ini bukti akan ada kekecewaan di masa depan,” ujar dia.
Pemerintah menyatakan semua perusahaan memerlukan izin dari otoritas untuk mengekspor peralatan medis yang digunakan untuk membantu pernapasan yang kini sangat dibutuhkan di dalam negeri.
(sfn)