Pakar Menduga Virus Corona Tiba di Eropa Sejak Oktober 2019

Jum'at, 27 Maret 2020 - 00:01 WIB
Pakar Menduga Virus...
Pakar Menduga Virus Corona Tiba di Eropa Sejak Oktober 2019
A A A
MILAN - Para peneliti Italia menyelidiki mengapa terjadi banyak kasus pneumonia dan flu parah di Lombardy pada Oktober-Desember 2019.

Menurut para pakar, kondisi itu mungkin sinyal bahwa virus corona baru (Covid-19) mungkin telah menyebar keluar China lebih awal dibandingkan dugaan sebelumnya.

Epidemiologis dan profesor statistik medis di Universitas Milan Andriano Decarli menyatakan ada peningkatan jumlah orang yang dirawat rumah sakit untuk pneumonia dan flu di wilayah Milan dan Lodi antara Oktober dan Desember 2019.

Dia tidak memberikan jumlah pasti pasien tapi “ratusan” orang lebih banyak dibandingkan kondisi normal, tela hdibawa ke rumah sakit dalam tiga bulan terakhir 2019 di wilayah itu, dua kota di Lombardy yang terkena wabah corona terparah. Para pasien itu mengalami gejala pneumonia dan flu dan beberapa orang telah meninggal dunia.

Decarli sedang memeriksa ulang catatan ruma hsakit dan rincian klinik lain dari berbagai kasus itu, termasuk orang yang kemudian meninggal dunia di rumah. Dengan data itu para pakar berupaya memahami apakah wabah corona itu telah menyebar ke Italia lebih lama dari dugaan awal.

“Kami ingin tahu apakah virus itu telah berada di Italia pada akhir 2019, dan jika ya, mengapa itu tetap tak terdeteksi untuk waktu yang relatif lama sehingga kita memiliki gambaran jelas apakah kita menghadapi gelombang kedua wabah,” tutur dia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona tidak diketahui sebelum wabah itu pertama kali dilaporkan di Wuhan, China, pada Desember lalu.

Decarli menjelaskan, saat risetnya disimpulkan, otoritas kesehatan lokal mungkin memutuskan untuk menggali kembali jasar orang dengan gejala tersebut.

Beberapa pakar lainnya meragukan hipotesis bahwa virus itu telah berada di Eropa sebelum akhir 2019. “Saya pikir sangat tidak mungkin virus itu berada di Eropa sebelum Januari,” ungkap Paul Hunter, profesor pengobatan di Universitas East Anglia, Inggris, yang melacak pandemi itu.

Hunter menyatakan kecuali para pakar Italia memiliki hasil positif dari sampel yang diambil dan disimpan saat itu, maka dugaan itu tak dapat dipercaya.

Italia mencatat kasus pertama corona pada 21 Februari, meski beberapa pakar berpikir virus itu telah ada di negara itu sebulan sebelumnya. “Virus itu tela hada di sini pada pertengahan Januari,” ujar Massimo Galli, kepala penyakit infeksi di rumah sakit Sacco, Milan.

Menurut dia, kemungkinan virus itu telah ada di Italia sebelum Januari itu sangat rendah.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7853 seconds (0.1#10.140)