Virus Corona Membuat Saudi-Houthi Berhenti Perang di Yaman
A
A
A
SANAA - Pandemi global virus corona baru, COVID-19, telah membuat perang di Yaman antara koalisi pimpinan Arab Saudi dengan pemberontak Houthi berhenti sejenak. Kedua kubu yang bertikai sama-sama menyambut baik seruan PBB untuk gencatan senjata.
Pemimpin Houthi, Mohammed Ali al-Houthi pada hari Rabu menyambut pengumuman dari Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi untuk gencatan senjata di tengah pandemi virus corona.
Melalui Twitter, Mohammed Ali al-Houthi, seperti dikutip dari DW, Kamis (26/3/2020), mengatakan bahwa kubunya sedang menunggu gencatan senjata diterapkan secara praktis.
Sebelumnya pada hari yang sama, Koalisi Arab pro-pemerintah Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi setuju dengan seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk gencatan senjata guna mengatasi wabah COVID-19.
Juru bicara Koalisi Arab, Kolonel Turki al-Malki mengatakan bahwa pihaknya mendukung seruan PBB untuk gencatan senjata dan de-eskalasi. Dia menambahkan bahwa koalisi juga mendukung langkah-langkah yang diambil untuk membangun kepercayaan di bidang kemanusiaan dan ekonomi di Yaman.
Yaman telah terperosok dalam konflik yang menghancurkan selama lima tahun terakhir, antara pemberontak Houthi yang pro-Iran dengan pasukan pemerintah yang didukung Arab Saudi.
Puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil, tewas selama konflik tersebut.PBB mengatakan Yaman adalah "krisis kemanusiaan terburuk di dunia" dengan lebih dari 24 juta orang membutuhkan bantuan.
Pada hari Senin, Guterres menyerukan gencatan senjata segera untuk melindungi komunitas yang menderita oleh perang dari pandemi COVID-19.
"Sudah waktunya untuk menempatkan konflik bersenjata dalam lockdown dan fokus bersama pada pertarungan sejati kehidupan kita," katanya, yang menyebut COVID-19 sebagai "musuh bersama" di dunia.
Pemimpin Houthi, Mohammed Ali al-Houthi pada hari Rabu menyambut pengumuman dari Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi untuk gencatan senjata di tengah pandemi virus corona.
Melalui Twitter, Mohammed Ali al-Houthi, seperti dikutip dari DW, Kamis (26/3/2020), mengatakan bahwa kubunya sedang menunggu gencatan senjata diterapkan secara praktis.
Sebelumnya pada hari yang sama, Koalisi Arab pro-pemerintah Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi setuju dengan seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk gencatan senjata guna mengatasi wabah COVID-19.
Juru bicara Koalisi Arab, Kolonel Turki al-Malki mengatakan bahwa pihaknya mendukung seruan PBB untuk gencatan senjata dan de-eskalasi. Dia menambahkan bahwa koalisi juga mendukung langkah-langkah yang diambil untuk membangun kepercayaan di bidang kemanusiaan dan ekonomi di Yaman.
Yaman telah terperosok dalam konflik yang menghancurkan selama lima tahun terakhir, antara pemberontak Houthi yang pro-Iran dengan pasukan pemerintah yang didukung Arab Saudi.
Puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil, tewas selama konflik tersebut.PBB mengatakan Yaman adalah "krisis kemanusiaan terburuk di dunia" dengan lebih dari 24 juta orang membutuhkan bantuan.
Pada hari Senin, Guterres menyerukan gencatan senjata segera untuk melindungi komunitas yang menderita oleh perang dari pandemi COVID-19.
"Sudah waktunya untuk menempatkan konflik bersenjata dalam lockdown dan fokus bersama pada pertarungan sejati kehidupan kita," katanya, yang menyebut COVID-19 sebagai "musuh bersama" di dunia.
(mas)