Spanyol Ubah Pusat Konferensi jadi Rumah Sakit Darurat

Sabtu, 21 Maret 2020 - 06:11 WIB
Spanyol Ubah Pusat Konferensi...
Spanyol Ubah Pusat Konferensi jadi Rumah Sakit Darurat
A A A
MADRID - Pemerintah Spanyol akan mengubah pusat konferensi Madrid menjadi rumah sakit militer darurat raksasa bagi ribuan pasien virus Corona. Spanyol menjadi negara pandemi Corona terburuk kedua di Eropa setelah Italia.

Pihak otoritas Spanyol mengumumkan wabah virus Corona telah merenggut 262 nyawa pada Jumat (20/3/2020). Itu adalah jumlah korban tewas terburuk dalam satu hari di Spanyol, menjadikan total kematian negara itu di atas 1.000 tepatnya 1.093 jiwa.

Menanggapi pandemi Corona yang terus memburuk, sekitar 5.500 tempat tidur rumah sakit, termasuk unit perawatan intensif, akan didirikan di dalam pusat konferensi IFEMA yang memiliki seluas 240.000 meter persegi di pinggiran ibukota untuk mengatasi lonjakan permintaan yang diprediksi akan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak otoritas Madrid dalam sebuah tweet.

"Hari-hari yang paling sulit akan datang sekarang," kata Ketua Darurat Kesehatan Fernando Simon pada konferensi pers seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/3/2020).

Ia mendesak penduduk yang berada dalam karantina (lockdown) sebagian wilayah yang diberlakukan pada Sabtu lalu sebagai bagian dari keadaan darurat nasional untuk tetap bertahan.

“Terus upayakan, kita harus mengatur (untuk mengalahkan virus) sesegera mungkin. Dampaknya pada masyarakat tidak bisa bertahan lama,” serunya.

Madrid telah menjadi pusat penyakit virus Corona di Spanyol. Dengan lebih dari 20.000 kasus dilaporkan pada hari Jumat, Spanyol menyusul Iran untuk menjadi negara yang paling parah terkena dampak pandemi Corona dan ketiga setelah China serta Italia. Wilayah Madrid menyumbang 628 kematian dan 7.165 kasus.

Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa mengatakan rumah sakit Spanyol menjalankan beberapa uji klinis untuk menangani kasus-kasus virus Corona yang parah dan ringan, sementara kementerian sains mengatakan para peneliti sedang mengerjakan potensial vaksin dan tes pendeteksian.

Sekitar 30 petugas pemadam kebakaran terlibat dalam operasi desinfeksi ekstensif di rumah jompo Monte Hermoso Madrid, dan sebuah tim militer bekerja di tempat lain di dekat Madrid. Pemerintah berjanji pada Kamis untuk melindungi orang tua dan staf di panti jompo setelah sejumlah besar kematian.

Spanyol dengan cepat mengikuti Italia untuk menjadi negara Eropa kedua di mana ratusan orang terbunuh oleh virus Corona setiap hari. Meski begitu, angka kematian menunjukkan sedikit tanda melambat.

Negara itu menggenjot upayanya untuk menghentikan penyebaran penyakit secara tiba-tiba dalam sepekan terakhir, memerintahkan keadaan darurat 15 hari secara nasional pada hari Sabtu yang melarang orang-orang dari semua kegiatan kecuali acara-acara penting. Bar, restoran, dan sebagian besar toko telah ditutup dan transportasi dibatasi.

Polisi mengatakan dalam sebuah tweet bahwa mereka telah merusak sebuah pesta di aula dansa hotel dekat Madrid dan mendenda empat orang.

"Beberapa masih belum menganggapnya serius ... dalam keadaan darurat penuh," kata pihak kepolisian.

Penguncian atau lockdown ini juga berdampak buruk pada perekonomian, yang telah memiliki salah satu tingkat pengangguran tertinggi di negara maju.

Inditex, pemilik rantai pakaian Zara, mengatakan pihaknya mempertimbangkan untuk sementara memberhentikan sekitar 25.000 staf di Spanyol jika keadaan darurat berlanjut setelah 15 April.

Cepyme, kelompok lobi yang mewakili perusahaan kecil dan menengah mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Jumat bahwa dengan asumsi bahwa penutupan saat ini berlangsung empat minggu, kondisi itu membuat Spanyol diharapkan untuk mengakhiri tahun ini dengan 300.000 lebih sedikit pekerjaan daripada pada akhir 2019.

Pada hari Kamis, pemerintah memberikan perintah semua hotel untuk tutup selama tujuh hari.

Gubernur Bank of Spain Pablo Hernandez de Cos mengatakan langkah-langkah restriktif yang diambil oleh negara-negara Uni Eropa akan menyebabkan gangguan ekonomi "sangat parah", dan menyerukan koordinasi di tingkat Uni Eropa.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6489 seconds (0.1#10.140)