Pakar Yakin Virus Corona Segera Dideklarasikan sebagai Pandemi

Minggu, 08 Maret 2020 - 23:00 WIB
Pakar Yakin Virus Corona Segera Dideklarasikan sebagai Pandemi
Pakar Yakin Virus Corona Segera Dideklarasikan sebagai Pandemi
A A A
WASHINGTON - Kaveh Khoshnood, profesor epidemiologi di School of Public Health University Yale, Amerika Serikat (AS) memprediksi virus Corona baru, Covid-19 akan segera dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Covid-19 telah menginfeksi 100 ribu orang dan menewaskan lebih dari 3.000 orang.

“Sangat mungkin bahwa WHO akan menyatakan wabah virus Corona sebagai pandemi kapan saja sekarang. Ini jelas merupakan keadaan darurat internasional,” kata Khoshnood, seperti dilansir Al Arabiya.

Virus Corona saat ini diklasifikasikan sebagai epidemi, wabah penyakit regional yang menyebar secara tak terduga. Pandemi, menurut WHO, adalah penyebaran penyakit baru di seluruh dunia.

Khoshnood mengatakan, faktor terpenting dalam respons epidemi dan pandemi adalah kepercayaan dan transparansi pemerintah dan menyerukan kepada negara-negara dengan wabah virus Corona, terutama Iran, untuk mengatakan yang sebenarnya tentang tingkat keparahan epidemi mereka.

"Komunitas internasional bergantung pada negara-negara seperti China, Iran, dan Italia, untuk memberi tahu dunia apa jumlah virus Corona mereka, untuk memungkinkan negara lain membuat keputusan yang tepat tentang perjalanan,” ucapnya.

"Jika mereka membohongi kami, sayangnya itu dapat memiliki konsekuensi, karena kami tidak memiliki akses ke data mereka. WHO mendorong pemerintah untuk berbagi data virus Corona mereka, tetapi tidak dapat memaksa mereka untuk melakukannya," sambungnya.

Ada lebih dari 2.000 kasus virus Corona di Timur Tengah dan sebagian besar berasal dari Iran, yang saat ini memiliki angka kematian tertinggi dari virus setelah China, tempat asalnya.

Khoshnood menyoroti hubungan perdagangan Iran dengan China, soal kemungkinan mengapa Iran pertama kali terkena virus itu, dan kurangnya tanggapan oleh pejabat Iran memperburuk situasi. "Sayangnya, pejabat Iran menunda pembatasan perjalanan ke China, meskipun banyak kasus dilaporkan," kata Khoshnood

Menurutnya, para pejabat pada awalnya memprioritaskan acara-acara publik di atas kesehatan masyarakat, karena menginginkan sejumlah besar orang untuk berpartisipasi dalam pemilihan parlemen Iran baru-baru ini dan peringatan 41 tahun Revolusi Islam 1979.

"Sepertinya beberapa pejabat kesehatan tahu ada kasus virus Corona, tetapi mereka memutuskan untuk tetap diam, untuk memungkinkan orang untuk merayakan. Tapi itu sayangnya memakan korban," jelasnya.

Saat ini, Iran adalah pusat virus Corona di Timur Tengah. Korban tewas di Iran lebih dari 70 orang, dengan lebih dari 2.000 kasus dikonfirmasi. Mereka yang terinfeksi termasuk 23 anggota parlemen Iran dan Wakil Presiden Masoumeh Ebtekar dan Iraj Harirchi.

Menteri kesehatan Iran Saeed Namaki memperingatkan, minggu ini akan menjadi sulit bagi Iran karena akan menjadi puncak epidemi, sebuah prognosis yang ditentang oleh Khoshnood.

“Kami tidak bisa memprediksi puncaknya. Saya tidak berpikir para pejabat di Iran tahu berapa sebenarnya jumlah orang yang terinfeksi. Bisa dengan mudah bahwa dua atau tiga minggu dari sekarang kita melihat puncak yang jauh lebih tinggi daripada minggu ini," tukasnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4949 seconds (0.1#10.140)