Berkhianat, Alasan Eks Putra Mahkota Saudi dan Adik Raja Salman Ditangkap
A
A
A
RIYADH - Sumber di Arab Saudi mengatakan pengkhianatan menjadi alasan penangkapan terhadap tiga bangsawan senior, termasuk adik Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud; Pangeran Ahmed bin Abdulaziz dan mantan putra mahkota; Mohammad bin Nayef.
Bangsawan ketiga yang ditangkap adalah saudara laki-laki Mohammad bin Nayef; Pangeran Nawaf bin Nayef. New York Times dalam laporannya, Sabtu (7/3/2020), menyebut penangkapan ketiga bangsawan senior ini atas perintah Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MbS).
Menurut sumber Arab Saudi yang memiliki koneksi dengan kerajaan mengatakan kepada Bloomberg News bahwa penangkapan mereka terjadi pada hari Jumat oleh para aparat keamanan berpenutup wajah dan berpakaian hitam dari pengadilan kerajaan. Sumber yang berbicara dengan syarat anonim itu mengatakan ketiga bangsawan itu dikenai tuduhan pengkhianatan. (Baca: Arab Saudi Tangkap Adik Raja Salman dan Eks Putra Mahkota )
Pemerintah Arab Saudi tidak mengumumkan penangkapan mereka dan belum mengonfirmasi laporan media-media asing perihal penangkapan tersebut. Kedutaan Arab Saudi di Washington belum bersedia berkomentar.
Sejak Raja Salman naik takhta pada tahun 2015, putranya yang sekarang berusia 34 tahun; Pangeran Mohammed bin Salman, telah mengonsolidasikan kekuasaan dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap calon lawan dalam keluarga kerajaan.
Dalam operasi tahun 2017 yang diklaim sebagai pemberantasan korupsi, MbS pernah memerintahkan penangkapan terhadap sejumlah pangeran lain dan memindahkan mereka dari "kunci pos kekuasan" ketika dia mengambil kendali kementerian dan lembaga-lembaga besar.
Miliarder Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal kala itu ikut ditahan di Hotel Ritz Carlton selama berbulan-bulan. Pangeran Miteb, putra mendiang Raja Abdullah, juga dipindahkan dari jabatannya sebagai kepala Garda Nasional. Sementara mereka kemudian dibebaskan, kebanyakan bangsawan, termasuk Pangeran Turki bin Abdullah tetap berada di bawah tahanan rumah atau dilarang bepergian ke luar negeri. (Baca juga: Sosok Adik Raja Salman dan Eks Putra Mahkota yang Ditangkap Saudi )
Penangkapan ketiga bangsawan senior pada Jumat pagi berpotenmsi mengguncang hierarki kerajaan lebih jauh. Adik Raja Salman, Pangeran Ahmed, adalah satu-satunya putra yang masih hidup dari raja pertama Arab Saudi. Dia pernah dipandang sebagai kandidat potensial untuk menduduki takhta.
Pangeran Ahmed juga anggota senior allegiance council, sekelompok bangsawan yang memberikan suara pada masalah suksesi. Pada tahun 2018, ia muncul dalam video langka yang berbicara kepada pengunjuk rasa di London yang menentang perang Arab Saudi di Yaman. Saat itu, dia menyebut tanggung jawab perang itu ada pada Raja Salman dan MbS, bukan pada keluarga al-Saud.
Komentarnya itu memicu kontroversi tentang potensi perselisihan di jajaran keluarga yang berkuasa. Dia kemudian mengeluarkan pernyataan klarifikasi untuk menolak pertanyaannya sebagai penolakan kesetiaan pada kerajaan.
Pada Oktober 2018, ia kembali ke kerajaan setelah menghabiskan banyak waktu di luar negeri.
Keluarga kerajaan Saudi memiliki puluhan ribu anggota. Sementara banyak dari mereka bersumpah setia kepada MbS, konsolidasi kekuasaannya telah meminggirkan atau mengasingkan kerabat lainnya.
Bangsawan ketiga yang ditangkap adalah saudara laki-laki Mohammad bin Nayef; Pangeran Nawaf bin Nayef. New York Times dalam laporannya, Sabtu (7/3/2020), menyebut penangkapan ketiga bangsawan senior ini atas perintah Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MbS).
Menurut sumber Arab Saudi yang memiliki koneksi dengan kerajaan mengatakan kepada Bloomberg News bahwa penangkapan mereka terjadi pada hari Jumat oleh para aparat keamanan berpenutup wajah dan berpakaian hitam dari pengadilan kerajaan. Sumber yang berbicara dengan syarat anonim itu mengatakan ketiga bangsawan itu dikenai tuduhan pengkhianatan. (Baca: Arab Saudi Tangkap Adik Raja Salman dan Eks Putra Mahkota )
Pemerintah Arab Saudi tidak mengumumkan penangkapan mereka dan belum mengonfirmasi laporan media-media asing perihal penangkapan tersebut. Kedutaan Arab Saudi di Washington belum bersedia berkomentar.
Sejak Raja Salman naik takhta pada tahun 2015, putranya yang sekarang berusia 34 tahun; Pangeran Mohammed bin Salman, telah mengonsolidasikan kekuasaan dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap calon lawan dalam keluarga kerajaan.
Dalam operasi tahun 2017 yang diklaim sebagai pemberantasan korupsi, MbS pernah memerintahkan penangkapan terhadap sejumlah pangeran lain dan memindahkan mereka dari "kunci pos kekuasan" ketika dia mengambil kendali kementerian dan lembaga-lembaga besar.
Miliarder Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal kala itu ikut ditahan di Hotel Ritz Carlton selama berbulan-bulan. Pangeran Miteb, putra mendiang Raja Abdullah, juga dipindahkan dari jabatannya sebagai kepala Garda Nasional. Sementara mereka kemudian dibebaskan, kebanyakan bangsawan, termasuk Pangeran Turki bin Abdullah tetap berada di bawah tahanan rumah atau dilarang bepergian ke luar negeri. (Baca juga: Sosok Adik Raja Salman dan Eks Putra Mahkota yang Ditangkap Saudi )
Penangkapan ketiga bangsawan senior pada Jumat pagi berpotenmsi mengguncang hierarki kerajaan lebih jauh. Adik Raja Salman, Pangeran Ahmed, adalah satu-satunya putra yang masih hidup dari raja pertama Arab Saudi. Dia pernah dipandang sebagai kandidat potensial untuk menduduki takhta.
Pangeran Ahmed juga anggota senior allegiance council, sekelompok bangsawan yang memberikan suara pada masalah suksesi. Pada tahun 2018, ia muncul dalam video langka yang berbicara kepada pengunjuk rasa di London yang menentang perang Arab Saudi di Yaman. Saat itu, dia menyebut tanggung jawab perang itu ada pada Raja Salman dan MbS, bukan pada keluarga al-Saud.
Komentarnya itu memicu kontroversi tentang potensi perselisihan di jajaran keluarga yang berkuasa. Dia kemudian mengeluarkan pernyataan klarifikasi untuk menolak pertanyaannya sebagai penolakan kesetiaan pada kerajaan.
Pada Oktober 2018, ia kembali ke kerajaan setelah menghabiskan banyak waktu di luar negeri.
Keluarga kerajaan Saudi memiliki puluhan ribu anggota. Sementara banyak dari mereka bersumpah setia kepada MbS, konsolidasi kekuasaannya telah meminggirkan atau mengasingkan kerabat lainnya.
(mas)