Turki Andalkan Armada Drone untuk Keunggulan Perang di Suriah
A
A
A
ANKARA - Serangan udara Turki yang terbaru telah menghancurkan puluhan tank, kendaraan pengangkut personil bersenjata dan sistem pertahanan udara pasukan Suriah.
Perkembangan itu pun membuat Turki mampu menghentikan kemajuan pasukan rezim Suriah dalam perang di Idlib, Suriah.
Sebagai aksi balasan atas tewasnya 34 tentara turki, serangan udara Ankara terhadap Suriah tidak menggunakan pesawat dengan awak manusia. Namun Turki mengandalkan armada pesawat udara tanpa awak yang disebut drone atau UAV.
Drone militer telah digunakan selama puluhan tahun sebagai alat pembunuh, pengintaian, dan intelijen, tapi inilah untuk pertama kali drone dalam skala besar digunakan oleh militer suatu negara untuk melawan militer lain dalam konflik level operasional.
Desain UAV semakin beragam dan canggih seiring perkembangan teknologi sehingga lembaga militer dan intelijen di penjuru dunia menemukan cara baru untuk menggunakannya.
Meski demikian, ada kemiripan mendasar dalam desainnya. Drone telah menjadi kamera CCTV di angkasa, dilengkapi optik resolusi tinggi, jaringan data, radar dan sistem pemandu laser.
"Drone Turki terbang di wilayah udara Suriah sebagai pengubah permainan taktis," ujar Can Kasapoglu, direktur Program Studi Keamanan dan Pertahanan di EDAM, Istanbul.
"Ada sejumlah dataran tinggi dan poin penting yang dapat mengubah seluruh keseimbangan militer seperti Saraqeb, Neirab, Atarib. Kekuatan drone Turki dapat menciptakan perbedaan taktis di titik pertempuran penting dalam perang Suriah," papar dia.
Menurut Kasapoglu, Turki sebelumnya menggunakan drone bersenjata di Suriah selama operasi Ranting Zaitun 2018 melawan Unit Proteksi Rakyat Kurdi Suriah (YPG).
"Namun kali ini militer Ankara menggunakan drone ANKA-S dan Bayraktar-TB2 buatan Turki dalam skala dan intensitas lebih besar," ujar Kasapoglu.
Menurut dia, puluhan UAV telah dikerahkan. Drone tidak hanya menyerang sejumlah posisi dan konvoi pasukan pemerintah Suriah dan aliansinya di garis depan, tapi juga dapat masuk ke dalam wilayah yang dikontrol Damaskus dan menargetkan bandara militer dekat kota Aleppo dan Hama.
Drone juga digunakan untuk menghancurkan sistem anti-pesawat yagn dikerahkan pemerintah Suriah.
Drone Turki juga sukses menyerang para pejabat tinggi pasukan pemerintah Suriah dan aliansinya.
Perkembangan itu pun membuat Turki mampu menghentikan kemajuan pasukan rezim Suriah dalam perang di Idlib, Suriah.
Sebagai aksi balasan atas tewasnya 34 tentara turki, serangan udara Ankara terhadap Suriah tidak menggunakan pesawat dengan awak manusia. Namun Turki mengandalkan armada pesawat udara tanpa awak yang disebut drone atau UAV.
Drone militer telah digunakan selama puluhan tahun sebagai alat pembunuh, pengintaian, dan intelijen, tapi inilah untuk pertama kali drone dalam skala besar digunakan oleh militer suatu negara untuk melawan militer lain dalam konflik level operasional.
Desain UAV semakin beragam dan canggih seiring perkembangan teknologi sehingga lembaga militer dan intelijen di penjuru dunia menemukan cara baru untuk menggunakannya.
Meski demikian, ada kemiripan mendasar dalam desainnya. Drone telah menjadi kamera CCTV di angkasa, dilengkapi optik resolusi tinggi, jaringan data, radar dan sistem pemandu laser.
"Drone Turki terbang di wilayah udara Suriah sebagai pengubah permainan taktis," ujar Can Kasapoglu, direktur Program Studi Keamanan dan Pertahanan di EDAM, Istanbul.
"Ada sejumlah dataran tinggi dan poin penting yang dapat mengubah seluruh keseimbangan militer seperti Saraqeb, Neirab, Atarib. Kekuatan drone Turki dapat menciptakan perbedaan taktis di titik pertempuran penting dalam perang Suriah," papar dia.
Menurut Kasapoglu, Turki sebelumnya menggunakan drone bersenjata di Suriah selama operasi Ranting Zaitun 2018 melawan Unit Proteksi Rakyat Kurdi Suriah (YPG).
"Namun kali ini militer Ankara menggunakan drone ANKA-S dan Bayraktar-TB2 buatan Turki dalam skala dan intensitas lebih besar," ujar Kasapoglu.
Menurut dia, puluhan UAV telah dikerahkan. Drone tidak hanya menyerang sejumlah posisi dan konvoi pasukan pemerintah Suriah dan aliansinya di garis depan, tapi juga dapat masuk ke dalam wilayah yang dikontrol Damaskus dan menargetkan bandara militer dekat kota Aleppo dan Hama.
Drone juga digunakan untuk menghancurkan sistem anti-pesawat yagn dikerahkan pemerintah Suriah.
Drone Turki juga sukses menyerang para pejabat tinggi pasukan pemerintah Suriah dan aliansinya.
(sfn)