Pembunuhan Bocah Perempuan Picu Kemarahan di Meksiko

Selasa, 18 Februari 2020 - 17:59 WIB
Pembunuhan Bocah Perempuan...
Pembunuhan Bocah Perempuan Picu Kemarahan di Meksiko
A A A
MEXICO CITY - Pembunuhan terhadap seorang bocah perempuan berusia 7 tahun di pinggiran selatan Mexico City telah memicu kemarahan yang meningkat atas pembunuhan brutal terhadap perempuan, termasuk satu yang ditemukan ditikam hingga mati dan dikuliti awal bulan ini.

Kantor kejaksaan kota mengatakan pada hari Senin bahwa penyelidik mengidentifikasi mayat yang ditemukan pada akhir pekan lalu sebagai jasad Fatima. Ia adalah seorang siswa sekolah dasar yang diculik oleh orang asing pada 11 Februari lalu. Sesuai hukum yang berlaku, jaksa tidak memberikan nama lengkap korban.

Jasad Fatima ditemukan terbungkus tas dan ditinggalkan di daerah pedesaan pada hari Sabtu lalu dan diidentifikasi dengan tes genetik. Penyebab kematiannya belum diumumkan. LIma orang telah diperiksa dalam kasus ini, dan juada ada rekaman video penculikannya.

Jaksa Meksiko City Ernestina Godoy mengatakan pembunuhan gadis ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Penyelidikan difokuskan pada mengidentifikasi wanita yang terlihat berjalan meninggalkan sekolah dengan gadis itu.

Juru bicara jaksa penuntut Ulises Lara menawarkan hadiah USD100 ribu untuk informasi tentang orang yang menjemput korban dari sekolah.

Walikota Mexico City Claudia Sheinbaum secara pribadi menemani ibu gadis itu dalam pengajuan tuntutan hukum dan mengambil jasad gadis malang itu.

"Kami akan menemani keluarga, dan keadilan harus ditegakkan," kata Sheinbaum seperti dikutip dari AP, Selasa (18/2/2020).

Ibu gadis itu, Maria Magdalena Anton, tampak marah dan bingung di luar kantor kejaksaan. "Keadilan harus ditegakkan, untuk putri saya dan untuk semua wanita," ujarnya.

Ia mengatakan para penyelidik membuat keluarga menunggu berjam-jam dan melakukan perjalanan di seluruh kota untuk bahkan mengajukan laporan orang hilang. Kerabat lainnya menuduh polisi tidak bertindak cukup cepat.

"Dia bisa saja ditemukan hidup-hidup, tetapi tidak ada yang memperhatikan kami," kata Sonia Lopez, bibi gadis itu.

Lopez juga mengatakan ada pertanyaan lama tentang kemampuan ibu untuk merawat anak-anaknya, tetapi badan kesehatan dan kesejahteraan keluarga kota itu tidak membantu mereka.

Belakangan, keluarga dan teman-teman korban berkumpul di rumah keluarga untuk meratapi gadis itu.

Banyak kerabat dan komentator meminta perubahan mendesak pada protokol keselamatan sekolah dasar. Di sekolah-sekolah pemerintah di daerah perkotaan Meksiko, anak-anak berjalan di jalan setelah kelas berakhir. Meskipun orang tua mereka sering menunggu di luar sekolah, bukan tanggung jawab sekolah untuk memastikan seseorang menunggu untuk bertemu dengan mereka.

Penculikan dan pembunuhan anak itu terjadi hanya dua hari setelah Ingrid Escamilla, seorang wanita muda Mexico City, diduga dibunuh oleh pacarnya.

Pria itu, yang telah ditangkap dan konon mengaku membunuh Escamilla dengan pisau, memutilasi tubuhnya dan membuang sebagian mayatnya ke selokan.

Kemarahan tumbuh setelah beberapa media lokal menerbitkan foto-foto mengerikan mayat yang dikuliti, tampaknya dibocorkan oleh petugas polisi kota.

Para pengunjuk rasa membaca sebuah pernyataan pada hari Jumat yang mengatakan, "Ini membuat kami marah bagaimana Ingrid terbunuh, dan bagaimana media memajang tubuhnya." Pada hari Senin sore, Kementerian Dalam Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa media seharusnya tidak mempublikasikan detail pribadi atau gambar anak-anak sehubungan dengan kejahatan apakah mereka adalah pelapor, korban atau saksi.

Ibukota Meksiko telah menyaksikan serangkaian demonstrasi kemarahan atas pembunuhan wanita selama beberapa bulan terakhir, termasuk beberapa di mana pengunjuk rasa telah merusak monumen dan bangunan utama.

Pembunuhan telah membuktikan masalah politik yang sulit bagi Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, yang mengatakan protes atas pembunuhan itu merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian dari program sosialnya.

Pekan lalu, Lopez Obrador menunjukkan sedikit kesabaran bagi mereka yang menanyainya tentang komitmen pemerintah untuk memerangi kekerasan terhadap perempuan.

"Masalah ini telah banyak dimanipulasi di media," kata Presiden Meksiko.

"Saya tidak ingin masalah hanya menjadi pembunuhan wanita," imbuhnya.

Pada hari Senin, Lopez Obrador membela pernyataannya. "Kami sedang bekerja sehingga tidak akan ada lagi pembunuhan wanita," tegasnya.

Tetapi merujuk pada protes pekan lalu atas pembunuhan Escamilla di mana para demonstran menyemprot cat pintu dan dinding Istana Nasional era kolonial, presiden mengatakan, "Mereka seharusnya tidak mencoret pintu dan dinding kita."
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0955 seconds (0.1#10.140)