Geng Bersenjata Serang Kebaktian Gereja Burkina Faso, 24 Orang Tewas

Selasa, 18 Februari 2020 - 13:32 WIB
Geng Bersenjata Serang Kebaktian Gereja Burkina Faso, 24 Orang Tewas
Geng Bersenjata Serang Kebaktian Gereja Burkina Faso, 24 Orang Tewas
A A A
YAGHA - Geng bersenjata tak dikenal menyerang sebuah gereja di Burkina Faso utara selama kebaktian hari Minggu. Serangan tersebut menewaskan 24 orang.

Para pejabat setempat pada hari Senin mengatakan insiden selama kebakitan itu merupakan serangan terbaru terhadap tempat-tempat ibadah di negara Afrika Barat tersebut.

Tempat ibadah yang diserang adalah gereja Protestan di desa Pansi, Yagha, sebuah provinsi yang bergejolak di dekat wilayah yang berbatasan dengan Niger.

"Sekelompok teroris bersenjata menyerang penduduk lokal yang damai setelah mengidentifikasi mereka dan memisahkan mereka dari non-penduduk," kata gubernur setempat, Kolonel Salfo Kabore, kepada kantor berita AFP yang dilansir Selasa (18/2/2020).

"Korban sementara adalah 24 tewas, termasuk pendeta, 18 luka dan beberapa orang diculik," ujarnya.

Seorang penduduk kota Sebba, kota terdekat dengan lokasi serangan, mengatakan para penduduk desa Pansi melarikan diri ke kota tersebut demi keselamatan mereka.

"Sungguh menyakitkan ketika saya melihat orang-orang," kata wali kota komune Boundore, Sihanri Osangola Brigadie, kepada kantor berita The Associated Press setelah mengunjungi para korban di rumah sakit di kota Dori, 180km (110 mil) dari lokasi serangan.

Para penyerang menjarah minyak dan beras dari toko-toko dan memaksa tiga pemuda yang mereka culik untuk membantu mengangkutnya dengan sepeda motor mereka.

Orang-orang Kristen dan gereja sering menjadi sasaran serangan di bagian utara Burkina Faso. Pekan lalu, juga di provinsi Yagha, seorang pensiunan pendeta tewas dan seorang pendeta lainnya diculik oleh orang-orang bersenjata.

Kekerasan telah meningkat secara dramatis di negara Afrika Barat yang pernah damai ini. Analis khawatir bahwa serangan terhadap warga sipil, termasuk orang Kristen, meningkat pada level yang mengkhawatirkan.

"Pelaku menggunakan hubungan korban dengan pemerintah atau keyakinan mereka untuk membenarkan pembunuhan itu, sementara yang lain tampaknya merupakan pembalasan atas pembunuhan oleh pasukan keamanan pemerintah," kata Corinne Dufka, direktur Human Rights Watch di Afrika Barat.

Lebih dari 1.300 warga sipil tewas dalam sejumlah serangan yang ditargetkan tahun lalu di Burkina Faso. Data itu bersumber dari Armed Conflict Location and Event Data Project.

Menurut pemerintah Burkina Faso ketidakamanan telah menciptakan krisis kemanusiaan dengan lebih dari 760.000 orang mengungsi secara internal.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4648 seconds (0.1#10.140)