Pesawat Tempur Saudi Kecelakaan, Houthi Klaim Pesawat Itu Ditembak Jatuh

Minggu, 16 Februari 2020 - 13:31 WIB
Pesawat Tempur Saudi Kecelakaan, Houthi Klaim Pesawat Itu Ditembak Jatuh
Pesawat Tempur Saudi Kecelakaan, Houthi Klaim Pesawat Itu Ditembak Jatuh
A A A
SANAA - Koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi mengatakan sebuah jet tempur Saudi jatuh dalam konflik di Yaman. Terkait hal itu, kelompok pemberontak Houthi mengklaim telah menembak jatuh pesawat tersebut.

Koalisi Arab dalam sebuah pernyataan mengatakan pesawat tempur jenis Tornado jatuh di sebelah utara provinsi al-Jawf selama operasi untuk mendukung pemerintah. Ini adalah peristiwa langka yang menandai kemunduran untuk aliansi militer yang dikenal karena supremasi udaranya.

Pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Saudi Press Agency tidak menyebutkan nasib pilot pesawat atau penyebab kecelakaan. Insinden ini datang ditengah kebangkitan pertempuran di antara pihak-pihak yang berperang, mengancam untuk memperburuk krisis kemanusiaan Yaman.

Sementara itu pemberontak Houthi mengatakan mereka akan merilis video yang menunjukkan peluncuran rudal permukaan-ke-udara dan menembak jatuh pesawat jet tersebut.

"Jatuhnya pesawat Tornado di langit di atas al-Jawf adalah pukulan besar bagi musuh dan indikasi pertumbuhan kemampuan pertahanan udara (pemberontak) Yaman yang luar biasa," kata juru bicara kelompok Houthi, Mohammed Abdelsalam, dalam tweetnya seperti dikutip dari AFP, Minggu (16/2/2020).

Jika klaim Houthi dikonfirmasi, ini adalah peristiwa langka yang menunjukkan tumbuhnya persenjataan militer di tubuh pemberontak.

"Pada awal konflik, Houthi adalah sebuah milisi sampah masyarakat," kata seorang sarjana di Middle East Institute, Fatima Abo alasrar.

"Hari ini mereka telah besar-besaran memperluas gudang senjata mereka dengan bantuan Iran dan proxy Hezbollah," imbuhnya.

Menurut laporan PBB yang diperoleh AFP awal bulan ini, pemberontak Houthi Yaman memiliki senjata baru yang mirip dengan yang dihasilkan di Iran dalam potensi pelanggaran embargo senjata PBB.

"Beberapa senjata baru, yang telah dimiliki pemberontak Houthi sejak 2019, memiliki karakteristik teknis yang mirip dengan senjata yang diproduksi di Republik Islam Iran," kata laporan itu, yang disusun oleh panel ahli PBB yang ditugaskan untuk memantau embargo.

Panel tidak mengatakan apakah senjata itu dikirim ke Houthi langsung oleh pemerintah Iran, yang telah berulang kali membantah mengirim mereka senjata.

Koalisi Arab, secara terpisah, telah banyak dikritik karena tingginya angka kematian sipil dari kampanye pengeboman, yang telah mendorong beberapa pemerintah barat untuk memotong pengiriman senjata ke negara yang mengambil bagian.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah membeli senjata senilai miliaran dolar dari Amerika Serikat, Prancis dan Inggris.

Pada hari Rabu, koalisi mengatakan akan mengenakan pengadilan personil militer yang dicurigai berada di balik serangan udara mematikan pada warga sipil Yaman.

Kasus yang sedang diselidiki meliputi serangan udara 2018 pada sebuah bus sekolah di wilayah utara Dahyan yang menewaskan sedikitnya 40 anak, demikian menurut Arab News.

Koalisi Arab campur tangan melawan Houthi pada 2015, pertama dengan udara dan angkatan laut sebelum pasukan darat juga dibawa ke dalam konflik.

Pertempuran telah menewaskan puluhan ribu orang, sebagian besar dari mereka warga sipil, dan memicu apa yang disebut PBB krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3705 seconds (0.1#10.140)