Kenakan Gaun dan Kerudung dari Jas Hazmat, Perawat di Wuhan Menikah

Sabtu, 15 Februari 2020 - 14:09 WIB
Kenakan Gaun dan Kerudung dari Jas Hazmat, Perawat di Wuhan Menikah
Kenakan Gaun dan Kerudung dari Jas Hazmat, Perawat di Wuhan Menikah
A A A
BEIJING - Wabah virus Corona yang mendera China tidak mampu menghalangi sepasang insan untuk mengikat janji suci. Meski harus mengenakan pakaian pelindung dan dilakukan via video chat, namun hal itu tidak menghalangi berlangsungnya upacara sakral tersebut.

Momen bahagia itu terjadi di Wuhan, kota yang menjadi pusat episentrum virus Corona Covid-19. Seorang perawat yang tengah bertugas memerangi wabah virus Corona menikahi tunangannya dalam sebuah upacara lewat video chat.

Sebuah video yang diposting oleh China Global Television Network menunjukkan perawat itu, Tang Xingxing, dalam pakaian jas hazmatnya dan membawa buket yang terbuat dari sarung tangan karet. Tang kemudian berjalan menyusuri lorong darurat di rumah sakit Wuhan ke calon suaminya, yang menghadiri upacara pada hari Kamis waktu setempat melalui video chat.

"Aku akan segera kembali dan menikahimu," kata perawat itu, sesuai dengan terjemahan video tersebut seperti dikutip dari Business Insider, Sabtu (15/2/2020).

Ia berjalan bergandengan tangan dengan pekerja medis lain, yang bertugas sebagai pengantin pria "berdiri" dan membacakan surat dari tunangan Tang untuknya.

"Aku akan menjagamu, mencintaimu, dan menghormatimu selamanya," kata sang pekerja medis membacakan surat dari sang pengantin pria.

"Jika kamu adalah malaikat yang menyelamatkan orang lain, maka aku akan menjadi bulu di sayapmu untuk mendukungmu dan bersama kamu," sambungnya.


A "hazmat suit wedding dress" and a bouquet of gloves marked the "video call wedding ceremony"???? of a nurse in Wuhan, at the heart of #coronavirus epidemic, a day before #ValentinesDay ❤️ pic.twitter.com/1WSVkUn9kc

— CGTN (@CGTNOfficial) February 15, 2020


Tang mengatakan kolega-koleganya menyelenggarakan upacara itu sebagai kejutan untuk meredakan tekanan yang meningkat yang dirasakan para pekerja medis untuk "mengalahkan" virus tersebut.

"Kami semua di bawah tekanan tinggi dan berharap untuk pulang," kata Tang dalam video itu.

"Dengan segala upaya, saya berharap kami bisa mengalahkan COVID-19," imbuhnya.

Para pekerja medis di Wuhan terus berkorban ketika mereka memerangi virus Corona yang menyebar dengan cepat di pusat wabah itu. Mulai dari bekerja secara shift yang melelahkan dengan sedikit persediaan, dan mereka seringkali terinfeksi. Pemerintah Cina mengatakan minggu ini bahwa sekitar 1.700 pekerja medis telah terinfeksi dan enam meninggal. (Baca: Ganasnya Virus Corona, 1.716 Staf Medis Terinfeksi dan 6 Meninggal )

Sebuah penelitian menemukan bahwa 29% infeksi adalah petugas kesehatan. (Baca: Setidaknya 500 Staf Medis di Wuhan Terinfeksi Virus Corona )
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3593 seconds (0.1#10.140)