Arab Saudi Bantah MBS Akan Bertemu dengan Netanyahu

Jum'at, 14 Februari 2020 - 10:31 WIB
Arab Saudi Bantah MBS Akan Bertemu dengan Netanyahu
Arab Saudi Bantah MBS Akan Bertemu dengan Netanyahu
A A A
RIYADH - Menteri Luar Negeri Arab Saudi membantah laporan media Israel tentang kemungkinan pertemuan antara Putra Mahkota Mohammed bin Salman atau MBS dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Wacana pertemuan keduanya muncul di tengah penolakan terhadap rencana perdamaian Timur Tengah, atau yang disebut sebagai Kesepakatan Abad Ini, yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Media Israel menurunkan laporan yang menyatakan bahwa Netanyahu berusaha melakukan pertemuan dengan MBS setelah peluncuran rencana perdamaian Timur Tengah, dan setelah Netanyahu mengamankan pertemuan langka dengan kepala Dewan Pemerintahan Transisi Sudan di Uganda pada 3 Februari lalu.

“Tidak ada pertemuan yang direncanakan antara Arab Saudi dan Israel," tegas Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.

"Kebijakan Arab Saudi sudah sangat jelas sejak awal konflik ini. Tidak ada hubungan antara Arab Saudi dan Israel dan Kerajaan berdiri kokoh di belakang Palestina,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (14/2/2020).

Ditanya secara khusus tentang pertemuan Sudan dengan Netanyahu, Pangeran Faisal mengatakan itu adalah hak prerogatif Sudan.

“Sudan adalah negara yang berdaulat. Mereka dapat menilai kepentingan kedaulatan mereka sendiri," ujarnya.

Rencana perdamaian Trump telah ditolak oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yang mengatakan proposal itu akan memperkuat apa yang disebutnya sebagai "rezim apartheid" Israel dan akan menghargai pendudukan Israel daripada meminta pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan terhadap Palestina.

Menyusul pengumuman Trump tentang rencana perdamaiannya, Arab Saudi mengatakan mereka menghargai upaya untuk menyusun rencana perdamaian dan menyerukan dimulainya pembicaraan antara kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan yang mencapai hak-hak sah rakyat Palestina.

"Seperti yang telah kami katakan di masa lalu, Arab Saudi bersama dengan anggota lain dari Liga Arab selalu menunjukkan keinginan untuk menormalkan hubungan dengan Israel jika ada penyelesaian yang setimpal dan adil yang disepakati oleh Palestina dan Israel. Singkatnya, kebijakan Saudi akan tetap teguh,” tuturnya.

Menurut Pangeran Faisal desas-desus tentang masalah ini telah beredar selama beberapa dekade.

“Kebijakan Arab Saudi terhadap Palestina tegas. Arab Saudi menyambut setiap upaya untuk menyelesaikan krisis Timur Tengah. Ini tidak ada hubungannya dengan komitmen Arab Saudi terhadap masalah ini," ucapnya.

Ditanya apakah Arab Saudi memiliki kepentingan bersama dengan Israel sehubungan dengan kebijakannya terhadap Iran, Pangeran Faisal menjawab:

“Tidak sulit menemukan negara yang memiliki masalah dengan Iran di dunia Arab, Uni Eropa, atau Amerika Serikat. Setiap kepentingan yang tumpang tindih tidak akan unik bagi Arab Saudi,” tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3023 seconds (0.1#10.140)