Jumlah Kasus Virus Corona COVID-19 Alami Penurunan
A
A
A
GUANGZHOU - Angka kasus wabah virus Corona COVID-19 dilaporkan menyentuh angka terendah sejak 31 Januari di provini yang menjadi pusat penyakit mematikan itu.
Provinsi Hubei melaporkan 94 korban meninggal baru dan ada 1.068 kasus virus Corona COVID-19 pada Selasa waktu setempat. Angka itu mengalami penurunan dari puncaknya yang mencapai lebih dari 3.000 kasus baru pada 4 Februari lalu, dan jumlah terendah infeksi baru sejak 1.347 kasus diaporkan pada 31 Januari lalu seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/2/2020).
Sedangkan, menurut WHO dan pejabat kesehatan China, total kasus virus Corona baru di China kini telah melampaui 44.000.
Meski begitu, total korban meninggal di China telah melampaui angka 1.100.
Menurut penasihat medis terkemuka China tentang wabah penyakit, Zhong Nanshan, mengatakan jumlah kasus baru virus Corona COVID-19 mengalami penurunan di beberapa provinsi dan memperkirakan epidemi akan memuncak bulan ini.
"Saya berharap wabah ini atau peristiwa ini bisa berakhir pada bulan April," kata Zhong, seorang ahli epidemiologi yang berperan dalam memerangi wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) pada tahun 2003, kepada Reuters.
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan ancaman global yang berpotensi lebih buruk dari terorisme.
"Dunia harus bangun dan menganggap virus ini sebagai musuh publik nomor satu," kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, dengan menambahkan vaksin pertama tinggal 18 bulan lagi.
Statistik dari China menunjukkan sekitar 2% orang yang terinfeksi virus baru telah meninggal, banyak dari mereka yang berusia lanjut atau dengan kondisi medis sebelumnya. Tetapi penyebaran virus, yang dapat menyebabkan pneumonia, telah menyebabkan gangguan luas.
Tedros tidak terlalu gembira dengan wabah virus Corona.
"Sejujurnya virus lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, sosial dan ekonomi daripada serangan teroris apa pun," ujarnya.
"(Virus) itu musuh terburuk yang bisa kau bayangkan," tegasnya.
Provinsi Hubei melaporkan 94 korban meninggal baru dan ada 1.068 kasus virus Corona COVID-19 pada Selasa waktu setempat. Angka itu mengalami penurunan dari puncaknya yang mencapai lebih dari 3.000 kasus baru pada 4 Februari lalu, dan jumlah terendah infeksi baru sejak 1.347 kasus diaporkan pada 31 Januari lalu seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/2/2020).
Sedangkan, menurut WHO dan pejabat kesehatan China, total kasus virus Corona baru di China kini telah melampaui 44.000.
Meski begitu, total korban meninggal di China telah melampaui angka 1.100.
Menurut penasihat medis terkemuka China tentang wabah penyakit, Zhong Nanshan, mengatakan jumlah kasus baru virus Corona COVID-19 mengalami penurunan di beberapa provinsi dan memperkirakan epidemi akan memuncak bulan ini.
"Saya berharap wabah ini atau peristiwa ini bisa berakhir pada bulan April," kata Zhong, seorang ahli epidemiologi yang berperan dalam memerangi wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) pada tahun 2003, kepada Reuters.
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan ancaman global yang berpotensi lebih buruk dari terorisme.
"Dunia harus bangun dan menganggap virus ini sebagai musuh publik nomor satu," kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, dengan menambahkan vaksin pertama tinggal 18 bulan lagi.
Statistik dari China menunjukkan sekitar 2% orang yang terinfeksi virus baru telah meninggal, banyak dari mereka yang berusia lanjut atau dengan kondisi medis sebelumnya. Tetapi penyebaran virus, yang dapat menyebabkan pneumonia, telah menyebabkan gangguan luas.
Tedros tidak terlalu gembira dengan wabah virus Corona.
"Sejujurnya virus lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, sosial dan ekonomi daripada serangan teroris apa pun," ujarnya.
"(Virus) itu musuh terburuk yang bisa kau bayangkan," tegasnya.
(ian)