WHO: Virus Corona Ancaman Serius Bagi Seluruh Dunia
A
A
A
JENEWA - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan wabah virus Corona China menimbulkan ancaman yang sangat serius bagi dunia. Hal itu diungkapkannya saat berpidato pada pembukaan pertemuan dua hari di Jenewa yang bertujuan untuk meningkatkan penelitian dalam diagnostik, obat-obatan dan vaksin.
Tedros mengatakan hingga saat ini China telah melaporkan 42.708 kasus yang dikonfirmasi, termasuk 1.017 kematian.
"Dengan 99% kasus di China, ini tetap sangat darurat untuk negara itu, tetapi yang memiliki ancaman sangat besar bagi seluruh dunia," katanya kepada lebih dari 400 peneliti dan otoritas nasional, termasuk beberapa yang ikut serta konferensi video dari China dan Taiwan seperti dikutip dari Reuters, Selasa (11/2/2020).
Tedros, berbicara kepada wartawan pada hari Senin, merujuk pada beberapa kasus yang berkaitan dengan transmisi lanjutan dari orang-orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke China, mengutip kasus-kasus yang terjadi minggu ini di Prancis dan Inggris. Lima warga negara Inggris didiagnosis menderita virus Corona di Prancis, setelah tinggal di chalet ski yang sama dengan seseorang yang pernah berada di Singapura.
“Deteksi sejumlah kecil kasus ini bisa menjadi percikan api yang menjadi lebih besar. Tapi untuk saat ini hanya percikan api. Tujuan kami tetap menahannya,” ujarnya.
Masih banyak pertanyaan tentang asal-usul virus Corona baru, yang muncul di pasar satwa liar di pusat kota Wuhan di China pada bulan Desember, dan disebarkan oleh orang-orang akibat tetesan karena batuk atau bersin.
"Kami berharap bahwa salah satu hasil dari pertemuan ini akan menjadi road map yang disepakati untuk penelitian di mana peneliti dan donor akan menyelaraskan," kata Tedros dalam pertemuan tertutup itu.
“Intinya adalah solidaritas, solidaritas, solidaritas," tergasnya.
"Itu terutama benar dalam kaitannya dengan berbagi sampel dan urutan,” jelas Tedros.
"Untuk mengalahkan wabah ini, kita perlu berbagi secara terbuka dan adil, sesuai dengan prinsip keadilan dan kesetaraan," ucapnya.
Sementara itu Kepala Darurat WHO, Dr. Mike Ryan, mengatakan kepada wartawan pada hari Senin: "Ini adalah inisiatif luar biasa untuk memusatkan pengetahuan kita."
"Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kesenjangan dan menghasilkan informasi ilmiah untuk intervensi medis yang sangat dibutuhkan," katanya.
"Ini bukan hanya wacana ilmiah, ada masalah besar yang harus dilakukan dengan bagaimana seluruh proses itu diatur," tutur Ryan, mengutip kebutuhan untuk memastikan akses yang adil ke produk apa pun yang berasal dari penelitian dan disetujui oleh regulator.
"Menyatukan semua orang, saya pikir akan memberi kita momen lompatan-katak dalam hal koherensi, penetapan prioritas," tukasnya.
Tedros mengatakan hingga saat ini China telah melaporkan 42.708 kasus yang dikonfirmasi, termasuk 1.017 kematian.
"Dengan 99% kasus di China, ini tetap sangat darurat untuk negara itu, tetapi yang memiliki ancaman sangat besar bagi seluruh dunia," katanya kepada lebih dari 400 peneliti dan otoritas nasional, termasuk beberapa yang ikut serta konferensi video dari China dan Taiwan seperti dikutip dari Reuters, Selasa (11/2/2020).
Tedros, berbicara kepada wartawan pada hari Senin, merujuk pada beberapa kasus yang berkaitan dengan transmisi lanjutan dari orang-orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke China, mengutip kasus-kasus yang terjadi minggu ini di Prancis dan Inggris. Lima warga negara Inggris didiagnosis menderita virus Corona di Prancis, setelah tinggal di chalet ski yang sama dengan seseorang yang pernah berada di Singapura.
“Deteksi sejumlah kecil kasus ini bisa menjadi percikan api yang menjadi lebih besar. Tapi untuk saat ini hanya percikan api. Tujuan kami tetap menahannya,” ujarnya.
Masih banyak pertanyaan tentang asal-usul virus Corona baru, yang muncul di pasar satwa liar di pusat kota Wuhan di China pada bulan Desember, dan disebarkan oleh orang-orang akibat tetesan karena batuk atau bersin.
"Kami berharap bahwa salah satu hasil dari pertemuan ini akan menjadi road map yang disepakati untuk penelitian di mana peneliti dan donor akan menyelaraskan," kata Tedros dalam pertemuan tertutup itu.
“Intinya adalah solidaritas, solidaritas, solidaritas," tergasnya.
"Itu terutama benar dalam kaitannya dengan berbagi sampel dan urutan,” jelas Tedros.
"Untuk mengalahkan wabah ini, kita perlu berbagi secara terbuka dan adil, sesuai dengan prinsip keadilan dan kesetaraan," ucapnya.
Sementara itu Kepala Darurat WHO, Dr. Mike Ryan, mengatakan kepada wartawan pada hari Senin: "Ini adalah inisiatif luar biasa untuk memusatkan pengetahuan kita."
"Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kesenjangan dan menghasilkan informasi ilmiah untuk intervensi medis yang sangat dibutuhkan," katanya.
"Ini bukan hanya wacana ilmiah, ada masalah besar yang harus dilakukan dengan bagaimana seluruh proses itu diatur," tutur Ryan, mengutip kebutuhan untuk memastikan akses yang adil ke produk apa pun yang berasal dari penelitian dan disetujui oleh regulator.
"Menyatukan semua orang, saya pikir akan memberi kita momen lompatan-katak dalam hal koherensi, penetapan prioritas," tukasnya.
(ian)