Republik Ingin Ketua DPR AS Dihukum karena Robek Teks Pidato Trump
A
A
A
WASHINGTON - Para anggota Parlemen dari Partai Republik sedang berusaha agar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang juga politisi Partai Demokrat, Nancy Pelosi, dihukum. Musababnya, dia telah merobek salinan pidato Presiden Donald Trump di akhir pidato State of the Union-nya.
Anggota Komite Kehakiman Parlemen (House of Representative), Matt Gaetz, mengatakan kepada Fox News bahwa dia berniat untuk mengajukan tuntutan etik terhadap Ketua DPR Nancy Pelosi atas apa yang ia sebut sebagai "perang kemarahan" setelah pidato State of the Union Presiden Trump.
"(Pelosi) mempermalukan DPR, dia mempermalukan negara kita dan dia menghancurkan catatan resmi. Undang-undang tidak memperbolehkan Ketua DPR untuk menghancurkan catatan-catatan DPR dan aturan-aturan DPR tidak mengizinkan sedikit amarah kecil hanya karena Anda tidak menyukai apa yang dikatakan presiden Amerika Serikat," katanya, yang dilansir Jumat (7/2/2020).
"Demokrat benar-benar membawa panas padanya. Ngomong-ngomong, Joe Wilson benar. Kita harus menerapkan standar yang sama pada (anggota) Demokrat yang ingin mereka terapkan pada kita dan akan ada penyelidikan etik untuk Nancy Pelosi dan kita akan mulai menggulirkan bola untuk mengecamnya," ujarnya. Joe Wilson adalah anggota Senat dari Partai Republik, perwakilan dari South Carolina.
Gaetz mengatakan bahwa dia adalah salah satu dari banyak anggota Partai Republik (Republikan) yang bosan dengan standar ganda yang dipraktikkan di Capitol Hill. Dia mengutip kasus Joe Wilson yang ditegur pada tahun 2009 karena berteriak "Anda bohong!" terhadap Presiden Barack Obama saat itu atas perlindungan kesehatan terhadap imigran gelap.
Anggota Parlemen, Lee Zeldin, yang merupakan salah satu dari sejumlah Republikan lainnya yang secara resmi tidak menyetujui tindakan Pelosi. Dia bergabung dengan Gaetz atas sikap tersebut.
"Dari dalam ke luar, Nancy Pelosi telah menjadi racun," kata Zeldin. "Dia sekarang meracuni Dewan Perwakilan Rakyat, Kongres dan negara kita karena mereka mulai dengan dia digulung oleh sayap kiri, yang pada dasarnya telah mengambil alih Partai Demokrat."
Dia juga menuduh para anggota Parlemen memiliki beberapa masalah kontrol impuls nyata.
Wawancara dengan Gaetz muncul setelah pidato kenegaraan Presiden AS Donald Trump 2020, yang membuat Ketua DPR Nancy Pelosi terlihat merobek salinan pidatonya.
Anggota Komite Kehakiman Parlemen (House of Representative), Matt Gaetz, mengatakan kepada Fox News bahwa dia berniat untuk mengajukan tuntutan etik terhadap Ketua DPR Nancy Pelosi atas apa yang ia sebut sebagai "perang kemarahan" setelah pidato State of the Union Presiden Trump.
"(Pelosi) mempermalukan DPR, dia mempermalukan negara kita dan dia menghancurkan catatan resmi. Undang-undang tidak memperbolehkan Ketua DPR untuk menghancurkan catatan-catatan DPR dan aturan-aturan DPR tidak mengizinkan sedikit amarah kecil hanya karena Anda tidak menyukai apa yang dikatakan presiden Amerika Serikat," katanya, yang dilansir Jumat (7/2/2020).
"Demokrat benar-benar membawa panas padanya. Ngomong-ngomong, Joe Wilson benar. Kita harus menerapkan standar yang sama pada (anggota) Demokrat yang ingin mereka terapkan pada kita dan akan ada penyelidikan etik untuk Nancy Pelosi dan kita akan mulai menggulirkan bola untuk mengecamnya," ujarnya. Joe Wilson adalah anggota Senat dari Partai Republik, perwakilan dari South Carolina.
Gaetz mengatakan bahwa dia adalah salah satu dari banyak anggota Partai Republik (Republikan) yang bosan dengan standar ganda yang dipraktikkan di Capitol Hill. Dia mengutip kasus Joe Wilson yang ditegur pada tahun 2009 karena berteriak "Anda bohong!" terhadap Presiden Barack Obama saat itu atas perlindungan kesehatan terhadap imigran gelap.
Anggota Parlemen, Lee Zeldin, yang merupakan salah satu dari sejumlah Republikan lainnya yang secara resmi tidak menyetujui tindakan Pelosi. Dia bergabung dengan Gaetz atas sikap tersebut.
"Dari dalam ke luar, Nancy Pelosi telah menjadi racun," kata Zeldin. "Dia sekarang meracuni Dewan Perwakilan Rakyat, Kongres dan negara kita karena mereka mulai dengan dia digulung oleh sayap kiri, yang pada dasarnya telah mengambil alih Partai Demokrat."
Dia juga menuduh para anggota Parlemen memiliki beberapa masalah kontrol impuls nyata.
Wawancara dengan Gaetz muncul setelah pidato kenegaraan Presiden AS Donald Trump 2020, yang membuat Ketua DPR Nancy Pelosi terlihat merobek salinan pidatonya.
(mas)