Akhir 2021, Rusia Kirim Rudal S-400 ke India
A
A
A
LUCKNOW - Rusia akan mulai mengirimkan sistem rudal darat ke udara S-400 ke India pada akhir 2021. Demikian laporan kantor berita Rusia, RIA Novosti, mengutip pernyataan seorang pejabat Rusia.
India menandatangani kesepakatan sebesar USD5 miliar untuk rudal S-400 Rusia pada 2018. Kesepakatan ini memicu peringatan dari Amerika Serikat (AS) bahwa akuisisi ini akan memantik sanksi.
"Kontrak sedang dilaksanakan sesuai jadwal. Pengiriman pertama akan berakhir pada akhir 2021," ujar Wakil Direktur Layanan Federal untuk Kerja Sama Teknis-Militer (FSMTC), Vladimir Drozhzhov, pada Expo Pertahanan 2020 di Lucknow, India, seperti dikutip Al Jazeera dari RIA Novosti, Rabu (5/2/2020).
Moskow telah lama menjadi pemasok utama peralatan militer bagi India. Rusia menyumbang hingga 62 persen dari total impor senjata selama lima tahun terakhir, menurut Stockholm Peace Research Institute.
Menurut Drozhzhov, dalam tiga tahun terakhir, New Delhi telah membeli senjata Rusia senilai USD15 miliar.
"Portofolio pesanan telah melampaui USD15 miliar selama tiga tahun terakhir. Jika kita berbicara tentang volume produk yang dikontrak, yaitu, sejak 1991, volume ini telah mencapai sekitar USD70 miliar," urainya.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, New Delhi beringsut lebih dekat ke AS dan Israel untuk pasokan senjata.
AS telah memperingatkan bahwa India dapat menghadapi sanksi jika melanjutkan kesepakatan S-400. AS juga telah mengeluarkan ancaman serupa ke Turki atas rencana pembelian sistem pertahanan rudal yang sama.
Di bawah undang-undang AS, yang dikenal sebagai Tindakan Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA), pembelian peralatan pertahanan dari Rusia dapat dikenai sanksi. Namun, presiden AS dapat memilih untuk mengabaikannya.
Sistem rudal S-400 adalah platform senjata canggih dengan jangkauan maksimum 400 kilometer, dan dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan terbaik yang ada.
Pada bulan November, agensi yang sama mengutip direktur umum eksportir senjata negara Rusia Rosoboronexport, Alexander Mikheev, yang mengatakan pengiriman akan dimulai pada September 2021.
Kepala konglomerasi Rusia Rostec, Sergey Chemezov, mengatakan pada bulan November lalu New Delhi telah membayar uang muka sebesar USD800 juta untuk sistem rudal anti-pesawat.
India menandatangani kesepakatan sebesar USD5 miliar untuk rudal S-400 Rusia pada 2018. Kesepakatan ini memicu peringatan dari Amerika Serikat (AS) bahwa akuisisi ini akan memantik sanksi.
"Kontrak sedang dilaksanakan sesuai jadwal. Pengiriman pertama akan berakhir pada akhir 2021," ujar Wakil Direktur Layanan Federal untuk Kerja Sama Teknis-Militer (FSMTC), Vladimir Drozhzhov, pada Expo Pertahanan 2020 di Lucknow, India, seperti dikutip Al Jazeera dari RIA Novosti, Rabu (5/2/2020).
Moskow telah lama menjadi pemasok utama peralatan militer bagi India. Rusia menyumbang hingga 62 persen dari total impor senjata selama lima tahun terakhir, menurut Stockholm Peace Research Institute.
Menurut Drozhzhov, dalam tiga tahun terakhir, New Delhi telah membeli senjata Rusia senilai USD15 miliar.
"Portofolio pesanan telah melampaui USD15 miliar selama tiga tahun terakhir. Jika kita berbicara tentang volume produk yang dikontrak, yaitu, sejak 1991, volume ini telah mencapai sekitar USD70 miliar," urainya.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, New Delhi beringsut lebih dekat ke AS dan Israel untuk pasokan senjata.
AS telah memperingatkan bahwa India dapat menghadapi sanksi jika melanjutkan kesepakatan S-400. AS juga telah mengeluarkan ancaman serupa ke Turki atas rencana pembelian sistem pertahanan rudal yang sama.
Di bawah undang-undang AS, yang dikenal sebagai Tindakan Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA), pembelian peralatan pertahanan dari Rusia dapat dikenai sanksi. Namun, presiden AS dapat memilih untuk mengabaikannya.
Sistem rudal S-400 adalah platform senjata canggih dengan jangkauan maksimum 400 kilometer, dan dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan terbaik yang ada.
Pada bulan November, agensi yang sama mengutip direktur umum eksportir senjata negara Rusia Rosoboronexport, Alexander Mikheev, yang mengatakan pengiriman akan dimulai pada September 2021.
Kepala konglomerasi Rusia Rostec, Sergey Chemezov, mengatakan pada bulan November lalu New Delhi telah membayar uang muka sebesar USD800 juta untuk sistem rudal anti-pesawat.
(ian)