Myanmar Kembali Blokir Internet di Rakhine dan Chin
A
A
A
RAKHINE - Myanmar kembali menerapkan pemblokiran internet di negara bagian Rakhine dan Chin setelah mencabut sebagian blokir internet lima bulan silam.
Operator seluler asal Norwegia, Telenor Group menyatakan Kementerian Transportasi dan Komunikasi Myanmar memerintahkan lalu lintas internet mobile dihentikan lagi di lima kota di Rakhine dan Chin selama tiga bulan.
Blokir internet selama satu bulan yang terjadi di empat kota di Rakhine yakni Maungdaw, Buthidaung, Rathedaung dan Myebon, serta satu kota di negara bagian Chin, telah dicabut pada September seiring perundingan damai untuk mengakhiri bentrok antara tentara pemerintah dan pemberontak.
"Para pejabat menyebut persyaratan keamanan dan kepentingan publik untuk penerapan kembali pemblokiran itu," ungkap pernyataan Telenor yang menambahkan, empat kota lainnya masih mengalami blokir internet yang diterapkan sejak Juni tahun lalu.
"Kami diperintahkan untuk sementara menghentikan layanan internet seluler," ungkap Myo Swe, pejabat Kementerian Transportasi dan Komunikasi Myanmar.
Myo menjelaskan, "Kami mencabut perintah kami di lima kota itu pada Agustus-September saat situasi di wilayah itu stabil. Sekarang kami mengeluarkan perintah itu lagi."
Juru bicara militer Myanmar Tun Tun Nyi menyatakan militer tidak mengetahui tentang kebijakan memblokir internet tersebut. "Kami tidak tahu dan kami belum mendengar tentang itu," kata Tun Tun.
Perintah itu muncul di tengah meningkatnya kekerasan. Dua wanita dibunuh dan tujuh orang lainnya terluka bulan lalu saat desa Rohingya di Rakhine, mendapat serangan artileri.
Militer Myanmar menolak tuduhan telah menembakkan artileri itu.
Lebih dari 730 Rohingya mengungsi ke Bangladesh setelah Myanmar menggelar operasi militer.
Operator seluler asal Norwegia, Telenor Group menyatakan Kementerian Transportasi dan Komunikasi Myanmar memerintahkan lalu lintas internet mobile dihentikan lagi di lima kota di Rakhine dan Chin selama tiga bulan.
Blokir internet selama satu bulan yang terjadi di empat kota di Rakhine yakni Maungdaw, Buthidaung, Rathedaung dan Myebon, serta satu kota di negara bagian Chin, telah dicabut pada September seiring perundingan damai untuk mengakhiri bentrok antara tentara pemerintah dan pemberontak.
"Para pejabat menyebut persyaratan keamanan dan kepentingan publik untuk penerapan kembali pemblokiran itu," ungkap pernyataan Telenor yang menambahkan, empat kota lainnya masih mengalami blokir internet yang diterapkan sejak Juni tahun lalu.
"Kami diperintahkan untuk sementara menghentikan layanan internet seluler," ungkap Myo Swe, pejabat Kementerian Transportasi dan Komunikasi Myanmar.
Myo menjelaskan, "Kami mencabut perintah kami di lima kota itu pada Agustus-September saat situasi di wilayah itu stabil. Sekarang kami mengeluarkan perintah itu lagi."
Juru bicara militer Myanmar Tun Tun Nyi menyatakan militer tidak mengetahui tentang kebijakan memblokir internet tersebut. "Kami tidak tahu dan kami belum mendengar tentang itu," kata Tun Tun.
Perintah itu muncul di tengah meningkatnya kekerasan. Dua wanita dibunuh dan tujuh orang lainnya terluka bulan lalu saat desa Rohingya di Rakhine, mendapat serangan artileri.
Militer Myanmar menolak tuduhan telah menembakkan artileri itu.
Lebih dari 730 Rohingya mengungsi ke Bangladesh setelah Myanmar menggelar operasi militer.
(sfn)