Rumah Sakit 1.000 Kamar untuk Pasien Corona Selesai Dalam 8 Hari

Selasa, 04 Februari 2020 - 15:21 WIB
Rumah Sakit 1.000 Kamar...
Rumah Sakit 1.000 Kamar untuk Pasien Corona Selesai Dalam 8 Hari
A A A
BEIJING - Luar biasa. Kata ini mungkin paling tepat untuk menggambarkan upaya Pemerintah China dalam membangun rumah sakit (RS) untuk mengatasi wabah corona di Wuhan. Rumah sakit dengan 1.000 kamar pasien yang normalnya selesai dalam dua tahun itu mampu diselesaikan secara sangat cepat. Hanya delapan hari. Bagaimana pengerjaan nya?

Kemarin RS tersebut mulai beroperasi menerima pasien yang terinfeksi virus corona di Wuhan, episentrum wabah. Rumah sakit bernama Huoshenshan atau gunung dewa api itu didesain untuk menampung 1.000 pasien yang terjangkit virus mematikan tersebut.

Konstruksi Rumah Sakit Huoshenshan meniru rumah sakit di Beijing yang dibangun untuk menangkal wabah SARS pada 2003 lalu. Sebanyak 7.500 pekerja terlibat dalam proyek pembangunan tercepat yang mulai dikerjakan pada 25 Januari lalu dan selesai pada akhir pekan lalu itu.

China saat ini juga sedang membangun rumah sakit kedua di Wuhan yang di dedikasikan untuk merawat pasien virus corona dengan 1.600 tempat tidur. Rumah sakit itu memiliki luas 25.000 meter persegi. Rumah sakit kedua di bernama gunung dewa petir dijadwalkan selesai pada 5 Februari mendatang.

“Dengan dua rumah sakit baru ini Kota Wuhan akan mampu menampung 10.000 pasien, cukup untuk menangani kasus-kasus yang saat ini dicurigai maupun telah dinyatakan positif,” kata Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional, Jiao Yahui, seperti dilansir BBC.

Sebanyak 7.500 pekerja tersebut bekerja siang dan malam untuk menyelesaikan pembangunan sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Meski waktu pembangunannya relatif sangat singkat, mereka tetap memperhatikan berbagai fasilitas yang lengkap untuk sebuah rumah sakit modern. Fasilitas di dalam rumah sakit terdiri atas ruangan X-ray, CT, unit perawatan intensif, dan laboratorium. Bahkan setiap kamar dilengkapi dengan kamar mandi.

Sebanyak 1.400 staf kesehatan militer bekerja untuk Rumah Sakit Huoshenshan. Begitu pula 950 tim medis yang antara lain berasal dari bagian logistik Pasukan Pembebasan China (PLA) dan 450 lainnya berasal dari tentara medis Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara PLA. Sebagian besar pegawai tersebut telah berpengalaman dengan penyakit infeksius. Mereka telah tiba diWuhan dan dipindahkan ke lokasi rumah sakit baru.

“Rumah sakit tersebut sebenarnya merupakan rumah sakit karantina yang digunakan untuk menampung pasien terinfeksi,” kata Joan Kaufman, pakar kesehatan global di Sekolah Kesehatan Harvard, seperti dilansir BBC. “Tempat tersebut memperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya,” ujar dia.

Rumah sakit itu memiliki sistem ventilasi khusus yang tidak saling terhubung antar ruangan. Peralatan sinar inframerah juga dipasang untuk menunjukkan tanda penyakit tertentu bagi para pasien dan petugas medis. Sebuah perusahaan China juga mendonasikan robot medis untuk mengantarkan obat dan membawa sampel darah atau cairan.

China memang memiliki kecukupan finansial, infrastruktur memadai, teknologi, dan sum ber daya manusia andal untuk membangun gedung dalam waktu cepat. Mereka juga telah mengembangkan teknologi konstruksi. “China memiliki catatan terbaik dalam mengerjakan proyek monumental seperti ini,” kata Yanzhong Huang, peneliti senior kesehatan global pada Council on Foreign Relations.

Dia mengungkapkan, China berhasil membangun rumah sakit di Beijing pada 2003 hanya dalam waktu tujuh hari. Berbeda dengan Beijing, rumah sakit di Wuhan memiliki bangunan yang lebih solid dan kuat. “Negara otoriter bergantung pada pendekatan mobilisasi. Mereka bisa mengandalkan birokrasi dan keuangan,” kata Huang.

Proyek pembangunan Rumah Sakit Huoshenshan dipimpin Fang Xiang. Dia merupakan manajer proyek dari Third Construction Co Ltd yang merupakan bagian dari China Construction Third Engineering Bureau. Awalnya dia dan timnya diberi target untuk menyelesaikan rumah sakit dalam waktu delapan hari sebagai “misi yang tidak mungkin”.

“Untuk proyek berskala seperti ini biasanya memerlukan waktu selama dua tahun,” kata Fang seperti dilansir Xinhua. “Padahal diperlukan waktu satu bulan untuk membangun gedung sementara. Tapi ini dibangun dalam waktu yang cepat,” sebutnya.

Otoritas juga hanya menghabiskan waktu selama lima jam mendesain rencana rumah sakit dan membuat desain gedung dalam waktu 24 jam. Tiga perusahaan menerima perintah untuk membangun rumah sakit gunung dewa api tersebut.

“Saya tidak pernah berpartisipasi dalam tugas penting seperti ini,” ujar Shen Kai, salah satu pekerja proyek rumah sakit. “Saya juga tidak pernah melihat banyak perusahaan terlibat dalam satu proyek. Tapi kita bekerja dengan kekuatan terbaik,” katanya.

Ribuan pekerja mengoperasikan lebih dari 800 peralatan berat untuk menghindari korban luka dan jiwa saat proyek berjalan. Mereka bekerja keras untuk menyelesaikan konstruksi dalam upaya membantu memerangi virus corona. “Beberapa pekerja hanya tidur empat jam sehari demi proyek tersebut,” ujar Shen.

Meski ditarget cepat, pembangunan rumah sakit tetap mengedepankan keselamatan. Para pekerja di rumah sakit menggunakan pakaian musim dingin dilengkapi dengan helm keselamatan dan masker khusus. Para dokter juga menggunakan sarana komunikasi melalui video dengan perawat untuk urusan darurat.

Sebagaimana dilansir Changjiang Daily, sekelompok pasien kemarin dipindahkan dengan 10 ambulans ke rumah sakit baru tersebut. Tiap ambulans diisi dua dokter sebagai pendamping. Para pasien tersebut berasal dari tiga rumah sakit di Wuhan, yaitu Rumah Sakit Hankou, Rumah Sakit Wuchang, dan Rumah Sakit Pusat Wuhan.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0976 seconds (0.1#10.140)