Tambah Lagi, Virus Corona Sudah Membunuh 212 Orang di China
A
A
A
BEIJING - Jumlah orang di China yang meninggal akibat wabah virus Corona jenis baru, 2019-nCoV , bertambah lagi menjadi 212 orang. Jumlah ini akumulasi dari tambahan kematian di Hubei sebanyak 42 orang pada Jumat (31/1/2020).
Angka-angka terbaru ini muncul beberapa jam setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan darurat global atas patogen mematikan, yang telah menyebar ke sejumlah negara.
Komisi Kesehatan Provinsi Hubei mengatakan pada hari Jumat bahwa kematian akibat penyakit di provinsi itu mencapai 204 orang setelah ada tambahan 42 kematian terbaru. Selain itu, di Provinsi Hubei juga terdapat 1.220 kasus baru virus tersebut sehingga total kasus menjadi 5.806.
Sedangkan di seluruh China, jumlah kasus pada hari Kamis kemarin sudah mencapai lebih dari 7.000. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
Angka-angka terbaru menunjukkan bahwa jumlah kematian harian terus meningkat tajam, meskipun langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya diberlakukan terhadap wilayah Hubei seminggu yang lalu.
Pada hari Kamis, para pejabat kesehatan China melaporkan total 38 kematian terbaru secara nasional, semuanya kecuali satu dari mereka ditemukan di Hubei.
WHO awalnya meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit ini, tetapi merevisi penilaian risikonya setelah pembicaraan krisis pada hari Kamis.
"Kita semua harus bertindak bersama sekarang untuk membatasi penyebaran lebih lanjut...Kita hanya bisa menghentikannya bersama," kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pengarahan di Jenewa, seperti dikutip Reuters. (Baca juga: WHO Deklarasikan Darurat Global saat Wabah Virus Corona Meluas )
Namun Ghebreyesus mengatakan pembatasan perjalanan dan perdagangan dengan China tidak perlu untuk membendung penyebaran virus, yang sekarang telah dikonfirmasi menyebar di lebih dari 15 negara lain.
Banyak negara telah mendesak warganya untuk tidak mengunjungi China sementara waktu. Beberapa negara juga telah melarang masuk para pelancong dari Kota Wuhan , Provinsi Hubei, tempat virus itu pertama kali muncul.
Virus ini mirip dengan patogen Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS). Wabah SARS juga muncul pertama kali di China dan pada akhirnya membunuh hampir 800 orang di seluruh dunia pada 2002-2003.
Angka-angka terbaru ini muncul beberapa jam setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan darurat global atas patogen mematikan, yang telah menyebar ke sejumlah negara.
Komisi Kesehatan Provinsi Hubei mengatakan pada hari Jumat bahwa kematian akibat penyakit di provinsi itu mencapai 204 orang setelah ada tambahan 42 kematian terbaru. Selain itu, di Provinsi Hubei juga terdapat 1.220 kasus baru virus tersebut sehingga total kasus menjadi 5.806.
Sedangkan di seluruh China, jumlah kasus pada hari Kamis kemarin sudah mencapai lebih dari 7.000. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
Angka-angka terbaru menunjukkan bahwa jumlah kematian harian terus meningkat tajam, meskipun langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya diberlakukan terhadap wilayah Hubei seminggu yang lalu.
Pada hari Kamis, para pejabat kesehatan China melaporkan total 38 kematian terbaru secara nasional, semuanya kecuali satu dari mereka ditemukan di Hubei.
WHO awalnya meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit ini, tetapi merevisi penilaian risikonya setelah pembicaraan krisis pada hari Kamis.
"Kita semua harus bertindak bersama sekarang untuk membatasi penyebaran lebih lanjut...Kita hanya bisa menghentikannya bersama," kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pengarahan di Jenewa, seperti dikutip Reuters. (Baca juga: WHO Deklarasikan Darurat Global saat Wabah Virus Corona Meluas )
Namun Ghebreyesus mengatakan pembatasan perjalanan dan perdagangan dengan China tidak perlu untuk membendung penyebaran virus, yang sekarang telah dikonfirmasi menyebar di lebih dari 15 negara lain.
Banyak negara telah mendesak warganya untuk tidak mengunjungi China sementara waktu. Beberapa negara juga telah melarang masuk para pelancong dari Kota Wuhan , Provinsi Hubei, tempat virus itu pertama kali muncul.
Virus ini mirip dengan patogen Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS). Wabah SARS juga muncul pertama kali di China dan pada akhirnya membunuh hampir 800 orang di seluruh dunia pada 2002-2003.
(mas)