Pertahanan Udara Saudi Gagalkan Serangan Rudal ke Fasilitas Minyak Aramco
A
A
A
RIYADH - Pasukan pertahanan udara Arab Saudi minggu lalu berhasil menembak jatuh roket Houthi yang diluncurkan dengan sasaran fasilitas minyak milik perusahaan minyak Saudi Aramco. Begitu bunyi laporan Wall Street Journal (WSJ) mengutip pejabat Saudi.
Menurut laporan WSJ, Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) menyalahkan serangan itu kepada Iran, yang secara aktif mendukung gerakan Houthi di Yaman. Namun Teheran membantah terlibat dalam insiden itu seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (30/1/2020).
Pihak perusahaan minyak milik Arab Saudi, Aramco, menolak mengomentari masalah ini, menurut surat kabar itu.
Houthi sendiri telah mengeluarkan pernyataan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terbaru terhadap fasilitas minyak Arab Saudi ini. Mereka juga mengklaim atas serangan pangkalan militer Arab Saudi dekat Yaman, dua bandara di kota Abha dan Jazan di barat daya Saudi, dan target sensitif lainnya jauh ke dalam wilayah Saudi.
Namun, gerakan itu tidak menyatakan kapan serangan itu terjadi.
Serangan drone ke situs minyak Aramco pada September 2019, di mana Houthi juga mengklaim bertanggung jawab, mengakibatkan kerusakan serius pada fasilitas itu, penurunan produksi minyak dan memicu lonjakan harga minyak global.
Yaman telah dilanda konflik bersenjata antara pasukan pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi dan pemberontak Houthi selama beberapa tahun. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah melakukan serangan udara terhadap Houthi atas permintaan Hadi sejak Maret 2015.
Terlepas dari kesepakatan damai yang ditandatangani di Stockholm pada tahun 2018, ketegangan meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut laporan WSJ, Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) menyalahkan serangan itu kepada Iran, yang secara aktif mendukung gerakan Houthi di Yaman. Namun Teheran membantah terlibat dalam insiden itu seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (30/1/2020).
Pihak perusahaan minyak milik Arab Saudi, Aramco, menolak mengomentari masalah ini, menurut surat kabar itu.
Houthi sendiri telah mengeluarkan pernyataan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terbaru terhadap fasilitas minyak Arab Saudi ini. Mereka juga mengklaim atas serangan pangkalan militer Arab Saudi dekat Yaman, dua bandara di kota Abha dan Jazan di barat daya Saudi, dan target sensitif lainnya jauh ke dalam wilayah Saudi.
Namun, gerakan itu tidak menyatakan kapan serangan itu terjadi.
Serangan drone ke situs minyak Aramco pada September 2019, di mana Houthi juga mengklaim bertanggung jawab, mengakibatkan kerusakan serius pada fasilitas itu, penurunan produksi minyak dan memicu lonjakan harga minyak global.
Yaman telah dilanda konflik bersenjata antara pasukan pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi dan pemberontak Houthi selama beberapa tahun. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah melakukan serangan udara terhadap Houthi atas permintaan Hadi sejak Maret 2015.
Terlepas dari kesepakatan damai yang ditandatangani di Stockholm pada tahun 2018, ketegangan meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
(ian)