Pemerintah AS ingin menempatkan timnya sendiri di lapangan untuk meninjau data mentah dan mempelajari lebih lanjut tentang patogen, yang sejauh ini telah merenggut lebih dari 100 nyawa.
"Kami sudah mulai di NIH dan dengan banyak kolaborator kami tentang pengembangan vaksin," kata pejabat National Institutes for Health (NIH) Anthony Fauci kepada wartawan seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (29/1/2020).
Ia menuturkan bahwa prosesnya akan memakan waktu tiga bulan untuk memulai percobaan pertama, tiga bulan lagi untuk mengumpulkan data, sebelum dapat pindah ke fase kedua.
Baca Juga:
"Tetapi kami sedang melanjutkan seolah-olah kami harus menggunakan vaksin," ujar Fauci.
"Dengan kata lain, kita sedang melihat skenario terburuk bahwa ini menjadi wabah yang lebih besar," imbuhnya.
China dikecam keras karena penanganan epidemi Pernafasan Akut Parah (SARS) 2002-2003, yang merenggut ratusan nyawa, sebagian besar di China daratan dan di Hong Kong.
"Selama darurat kesehatan itu, para ilmuwan mulai mengembangkan vaksin, tetapi tidak pernah digunakan," ungkap Fauci.