Pakistan Desak India Singkirkan Sistem Rudal S-400 Rusia
A
A
A
ISLAMABAD - Pemerintah Pakistan mengklaim keputusan India membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dapat memicu perlombaan senjata. Islamabad pun mendesak New Delhi untuk menyingkirkan senjata pertahanan canggih itu nantinya demi stabilitas kawasan.
New Delhi sudah membayar uang muka pembelian sistem pertahanan rudal canggih itu kepada Moskow pada akhir 2019 lalu. Pengiriman senjata itu dijadwalkan dimulai tahun 2025.
Klaim Pakistan itu disampaikan hari Kamis, hari yang sama ketika militer negara itu menguji tembak rudal balistik surface-to-air Ghaznavi yang mampu membawa hulu ledak nuklir sejauh 290 km.
"(Menyampaikan) keprihatinan mengenai induksi sistem pertahanan rudal balistik di kawasan ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Aisha Farooqui kepada wartawan. "S-400 adalah 'sistem destabilisasi' yang dapat merusak deterensi dan stabilitas di Asia Selatan dan mengarah pada perlombaan senjata yang tidak perlu," lanjut dia, seperti dikutip Russia Today, Jumat (24/1/2020).
Pejabat Pakistan itu juga menekankan bahwa "induksi (sistem pertahanan rudal balistik) tidak boleh mengarah pada rasa aman yang keliru dan kesalahan apa pun" dengan alasan bahwa Pakistan memiliki kemampuan teknologi untuk memastikan berlanjutnya efek pencegahannya.
Wakil Kepala Kedutaan Besar Rusia di India Roman Babushkin mengonfirmasi bahwa New Delhi memang telah melakukan pembayaran uang muka untuk pembelian S-400 akhir tahun lalu, dengan pengiriman diharapkan terlaksana tahun 2025 mendatang.
Tak hanya Pakistan, Amerika Serikat juga berulang kali menyuarakan ketidaksukaannya tentang penjualan sistem pertahanan udara paling canggih Rusia tersebut kepada India dan negara-negara lain.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS memperingatkan awal bulan ini bahwa India—sekutu Washington—dapat menghadapi sanksi jika mereka melanjutkan kontrak pembelian senjata Moskow tersebut. Washington juga telah mengancam mitra NATO-nya, Turki, dengan sanksi yang sama atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400.
India sendiri menegaskan bahwa pihaknya berhak melakukan pembelian senjata tanpa tekanan dari negara-negara lain. New Delhi mengklaim pembelian senjata pertahanan dari Rusia perlu demi keamanan nasional dan pertahanan.
New Delhi sudah membayar uang muka pembelian sistem pertahanan rudal canggih itu kepada Moskow pada akhir 2019 lalu. Pengiriman senjata itu dijadwalkan dimulai tahun 2025.
Klaim Pakistan itu disampaikan hari Kamis, hari yang sama ketika militer negara itu menguji tembak rudal balistik surface-to-air Ghaznavi yang mampu membawa hulu ledak nuklir sejauh 290 km.
"(Menyampaikan) keprihatinan mengenai induksi sistem pertahanan rudal balistik di kawasan ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Aisha Farooqui kepada wartawan. "S-400 adalah 'sistem destabilisasi' yang dapat merusak deterensi dan stabilitas di Asia Selatan dan mengarah pada perlombaan senjata yang tidak perlu," lanjut dia, seperti dikutip Russia Today, Jumat (24/1/2020).
Pejabat Pakistan itu juga menekankan bahwa "induksi (sistem pertahanan rudal balistik) tidak boleh mengarah pada rasa aman yang keliru dan kesalahan apa pun" dengan alasan bahwa Pakistan memiliki kemampuan teknologi untuk memastikan berlanjutnya efek pencegahannya.
Wakil Kepala Kedutaan Besar Rusia di India Roman Babushkin mengonfirmasi bahwa New Delhi memang telah melakukan pembayaran uang muka untuk pembelian S-400 akhir tahun lalu, dengan pengiriman diharapkan terlaksana tahun 2025 mendatang.
Tak hanya Pakistan, Amerika Serikat juga berulang kali menyuarakan ketidaksukaannya tentang penjualan sistem pertahanan udara paling canggih Rusia tersebut kepada India dan negara-negara lain.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS memperingatkan awal bulan ini bahwa India—sekutu Washington—dapat menghadapi sanksi jika mereka melanjutkan kontrak pembelian senjata Moskow tersebut. Washington juga telah mengancam mitra NATO-nya, Turki, dengan sanksi yang sama atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400.
India sendiri menegaskan bahwa pihaknya berhak melakukan pembelian senjata tanpa tekanan dari negara-negara lain. New Delhi mengklaim pembelian senjata pertahanan dari Rusia perlu demi keamanan nasional dan pertahanan.
(mas)