China Luncurkan Rudal Hipersonik DF-26 yang Bisa Hantam AS
A
A
A
BEIJING - China telah melenturkan otot militernya dengan meluncurkan rudal hipersonik DF-26 dalam sebuah latihan militer yang mengerikan. Misil yang bisa membawa hulu ledak nuklir ini memiliki kemampuan untuk menghantam wilayah Amerika Serikat (AS) di Pasifik.
Militer China tak mengungkap lokasi dan kapan peluncuran misil hipersonik itu dilakukan. Namun, rekaman video yang dirilis media pemerintah hari Rabu menunjukkan DF-26 melesat dan meledak di langit setelah diluncurkan dari landasan peluncuran mobile.
Rekaman itu dirilis oleh Pasukan Roket, bagian dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang menangani persenjataan rudal masif militer Presiden Xi Jinping.
"Roket ini naik ke langit seperti naga raksasa yang menyala, menembus kabut dan awan, dan menyerbu ke arah ruang yang luas," kata Pasukan Roket PLA dalam rilisnya, seperti dikutip dari Global Times, Kamis (9/1/2020).
DF-26 atau Dongfeng-26 dapat mencapai kecepatan maksimum Mach 18 atau 18 kali lebih cepat dari kecepatan suara. Misil ini mampu melakukan perjalanan 2.000 mil, kemampuan yang cukup untuk menjangkau pangkalan militer Amerika Serikat di Guam. Senjata Beijing ini dijuluki sebagai misil "Guam Killer".
Misil itu dapat membawa hulu ledak konvensional atau pun nuklir, dan satu variannya dilaporkan mampu menghancurkan kapal induk di laut terbuka.
Senjata China ini muncul pertama kali di depan umum pada September 2015, yakni selama parade militer di Beijing untuk menandai peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
Media China sebelumnya mengatakan negara itu tidak berencana untuk menggunakan rudal tersebut kecuali Beijing diprovokasi. Beijing dilaporkan memiliki sekitar 2.500 unit rudal jarak DF-26.
"DF-26 adalah generasi baru dari rudal balistik jarak menengah China yang mampu menargetkan kapal-kapal menengah dan besar di laut," tulis Global Times."(Misil) ini dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir."
Rudal itu bersifat balistik, artinya dapat meningkatkan hulu ledaknya tinggi ke tepi ruang angkasa sebelum terjun dengan kecepatan sangat tinggi menuju target.
Tidak seperti rudal jelajah jarak pendek konvensional, DF-26 semestinya tidak akan diposisikan dekat dengan targetnya.
Sebaliknya, stasiun televisi pemerintah China; CCTV, melaporkan bahwa senjata itu dipasang pada truk-truk yang diposisikan di pos terdepan yang jauh.
Militer China tak mengungkap lokasi dan kapan peluncuran misil hipersonik itu dilakukan. Namun, rekaman video yang dirilis media pemerintah hari Rabu menunjukkan DF-26 melesat dan meledak di langit setelah diluncurkan dari landasan peluncuran mobile.
Rekaman itu dirilis oleh Pasukan Roket, bagian dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang menangani persenjataan rudal masif militer Presiden Xi Jinping.
"Roket ini naik ke langit seperti naga raksasa yang menyala, menembus kabut dan awan, dan menyerbu ke arah ruang yang luas," kata Pasukan Roket PLA dalam rilisnya, seperti dikutip dari Global Times, Kamis (9/1/2020).
DF-26 atau Dongfeng-26 dapat mencapai kecepatan maksimum Mach 18 atau 18 kali lebih cepat dari kecepatan suara. Misil ini mampu melakukan perjalanan 2.000 mil, kemampuan yang cukup untuk menjangkau pangkalan militer Amerika Serikat di Guam. Senjata Beijing ini dijuluki sebagai misil "Guam Killer".
Misil itu dapat membawa hulu ledak konvensional atau pun nuklir, dan satu variannya dilaporkan mampu menghancurkan kapal induk di laut terbuka.
Senjata China ini muncul pertama kali di depan umum pada September 2015, yakni selama parade militer di Beijing untuk menandai peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
Media China sebelumnya mengatakan negara itu tidak berencana untuk menggunakan rudal tersebut kecuali Beijing diprovokasi. Beijing dilaporkan memiliki sekitar 2.500 unit rudal jarak DF-26.
"DF-26 adalah generasi baru dari rudal balistik jarak menengah China yang mampu menargetkan kapal-kapal menengah dan besar di laut," tulis Global Times."(Misil) ini dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir."
Rudal itu bersifat balistik, artinya dapat meningkatkan hulu ledaknya tinggi ke tepi ruang angkasa sebelum terjun dengan kecepatan sangat tinggi menuju target.
Tidak seperti rudal jelajah jarak pendek konvensional, DF-26 semestinya tidak akan diposisikan dekat dengan targetnya.
Sebaliknya, stasiun televisi pemerintah China; CCTV, melaporkan bahwa senjata itu dipasang pada truk-truk yang diposisikan di pos terdepan yang jauh.
(mas)