Pangkalan Militer AS Dirudal Iran, Trump: Semua Baik-baik Saja!
A
A
A
WASHINGTON - Iran meluncurkan rudal ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak pada Rabu (8/1/2020). Serangan ini sebagai balasan atas pembunuhan terhadap jenderal top Iran, Qassem Soleimani, dalam sebuah serangan yang dilakukan oleh pesawat tanpa awak di Bandara Baghdad, Irak, akhir pekan lalu.
Menanggapi serangan tersebut Presiden AS Donald Trump menyatakan tengah menaksir jumlah korban dan kerusakan yang ditimbulkan. Ia juga menyatakan akan membuat pernyataan resmi pada Rabu pagi waktu setempat.
"Semua baik-baik saja!" kata Trump diakun Twitternya seperti dikutip dari Reuters.
Trump diketahui pernah mengunjungi salah satu pangkalan yang menjadi target serangan Iran di Irak, yaitu pangkalan udara Ain al-Asad, pada Desember 2018 lalu.
Satu sumber mengatakan indikasi awal tidak ada korban di pihak AS, sementara pejabat AS lainnya menolak berkomentar.
Sementara itu televisi pemerintah Iran mengatakan 80 "teroris Amerika" telah terbunuh dan helikopter serta peralatan militer AS rusak. Namun pihak televisi Iran tidak memberikan bukti bagaimana memperoleh informasi itu.
Jerman, Denmark, Norwegia, dan Polandia mengatakan tidak ada pasukan mereka di Irak yang terluka. Sedangkan Inggris, yang juga memiliki personil di Irak, mengutuk tindakan Iran. Irak mengatakan pasukannya tidak menderita korban.
Juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman mengatakan pangkalan yang ditargetkan oleh Iran adalah pangkalan udara al-Asad dan fasilitas lain di Erbil, Irak.
"Ketika kami mengevaluasi situasi dan respons kami, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan personel, mitra, dan sekutu AS di kawasan ini," kata Hoffman.
Lebih dari 5.000 tentara AS tetap berada di Irak bersama dengan pasukan asing lainnya dalam koalisi yang telah melatih dan mendukung pasukan Irak melawan ancaman militan Negara Islam.
Iran, yang telah lama mengatakan pasukan AS harus meninggalkan Timur Tengah, mengatakan kepada Washington setelah serangan untuk menarik pasukannya guna mencegah lebih banyak kematian dan memperingatkan sekutu-sekutu AS termasuk Israel untuk tidak mengizinkan serangan dari wilayah mereka.
Menanggapi serangan tersebut Presiden AS Donald Trump menyatakan tengah menaksir jumlah korban dan kerusakan yang ditimbulkan. Ia juga menyatakan akan membuat pernyataan resmi pada Rabu pagi waktu setempat.
"Semua baik-baik saja!" kata Trump diakun Twitternya seperti dikutip dari Reuters.
Trump diketahui pernah mengunjungi salah satu pangkalan yang menjadi target serangan Iran di Irak, yaitu pangkalan udara Ain al-Asad, pada Desember 2018 lalu.
Satu sumber mengatakan indikasi awal tidak ada korban di pihak AS, sementara pejabat AS lainnya menolak berkomentar.
Sementara itu televisi pemerintah Iran mengatakan 80 "teroris Amerika" telah terbunuh dan helikopter serta peralatan militer AS rusak. Namun pihak televisi Iran tidak memberikan bukti bagaimana memperoleh informasi itu.
Jerman, Denmark, Norwegia, dan Polandia mengatakan tidak ada pasukan mereka di Irak yang terluka. Sedangkan Inggris, yang juga memiliki personil di Irak, mengutuk tindakan Iran. Irak mengatakan pasukannya tidak menderita korban.
Juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman mengatakan pangkalan yang ditargetkan oleh Iran adalah pangkalan udara al-Asad dan fasilitas lain di Erbil, Irak.
"Ketika kami mengevaluasi situasi dan respons kami, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan personel, mitra, dan sekutu AS di kawasan ini," kata Hoffman.
Lebih dari 5.000 tentara AS tetap berada di Irak bersama dengan pasukan asing lainnya dalam koalisi yang telah melatih dan mendukung pasukan Irak melawan ancaman militan Negara Islam.
Iran, yang telah lama mengatakan pasukan AS harus meninggalkan Timur Tengah, mengatakan kepada Washington setelah serangan untuk menarik pasukannya guna mencegah lebih banyak kematian dan memperingatkan sekutu-sekutu AS termasuk Israel untuk tidak mengizinkan serangan dari wilayah mereka.
(ian)