AS-Iran Memanas, Inggris Kerahkan 2 Kapal Perang ke Selat Hormuz
A
A
A
LONDON - Di saat ketegangan antara Amerika Serikat (AS) memanas, Inggris mengerahkan dua kapal perang ke sekitar Selat Hormuz, Teluk Persia. London berdalih misi itu untuk melindungi kapal-kapal komersial dan warga Inggris.
Perseteruan Washington dengan Teheran memanas setelah serangan rudal-rudal Hellfire via drone MQ-9 Reaper Amerika di Bandara Internasional Baghdad pada Jumat lalu menewaskan komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani.
Keputusan pengerahan dua kapal perang Inggris telah ditandatangani oleh pemerintah dan diumumkan oleh Menteri Pertahanan Ben Wallace. (Baca: Jenderal Soleimani Iran Tewas Diserang AS di Bandara Baghdad )
"Saya telah menginstruksikan persiapan untuk HMS Montrose dan HMS Defender untuk kembali ke tugas menyertai kapal-kapal pengiriman Red Ensign di Selat Hormuz," kata Wallace. HMS Montrose dan HMS Defender merupakan dua kapal perang Inggris yang selama ini diandalkan untuk patroli keamanan maritim di Teluk Persia atau Teluk Arab.
"Pemerintah akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kapal dan warga kita saat ini," lanjut Wallace, hari Minggu, seperti dikutip dari Sky News, Senin (6/1/2020). (Baca: Jenderal Soleimani Dibunuh, AS dan Iran di Ambang Perang Besar-besaran )
"Selama beberapa bulan terakhir pasukan AS di Irak, yang bermarkas di Irak atas undangan pemerintah Irak, telah berulang kali diserang oleh milisi yang didukung Iran," ujar Menteri Pertahanan Inggris tersebut.
"Jenderal Soleimani telah berada di jantung penggunaan proksi untuk merusak negara-negara tetangga yang berdaulat dan menargetkan musuh-musuh Iran."
Wallace membela aksi militer AS yang menewaskan jenderal top Iran. "Di bawah hukum internasional, Amerika Serikat berhak membela diri terhadap mereka yang mengancam negara mereka," katanya.
Wallace sebelumnya telah berbicara dengan Menteri Pertahanan AS Mark Esper untuk menawarkan dukungan Inggris.
Kapal perang HMS Montrose ditempatkan secara permanen di wilayah Teluk dan beroperasi di luar fasilitas Angkatan Laut Kerajaan Inggris di Bahrain.
Sedangkan kapal perusak HMS Defender pernah dikirim ke wilayah itu untuk mendukung pengamanan kapal-kapal tanker minyak dan kargo pada akhir musim panas lalu setelah Iran menyerang dan menyita sejumlah kapal kargo termasuk kapal tanker minyak Inggris, Stena Impero.
Teheran telah berjanji membalas dendam atas pembunuhan Jenderal Soleimani oleh AS. Selain Soleimani, serangan Amerika di Baghdad juga menewaskan komandan senior milisi Irak, Abu Mahdi al Muhandis, dan beberapa milisi lainnya. (Baca juga: Situasi Memanas, KBRI Teheran Siap Evakuasi WNI di Iran )
Keamanan telah diperketat di pangkalan-pangkalan Inggris di Irak. Sementara itu, di London, pejabat militer dan pemerintah telah menghabiskan akhir pekan untuk membahas skenario yang mungkin dilakukan untuk mengantisipasi pembalasan Iran terhadap AS.
Skenario yang dibahas termasuk opsi untuk mengevakuasi warga Inggris dari daerah berisiko tinggi jika diperlukan, dan keamanan personel militer di wilayah tersebut.
AS telah mengirim 3.000 pasukan tambahan ke Kuwait untuk menyediakan tentara cadangan. Para prajurit dari Divisi Lintas Udara ke-82 AS telah berdatangan di Timur Tengah.
Perseteruan Washington dengan Teheran memanas setelah serangan rudal-rudal Hellfire via drone MQ-9 Reaper Amerika di Bandara Internasional Baghdad pada Jumat lalu menewaskan komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani.
Keputusan pengerahan dua kapal perang Inggris telah ditandatangani oleh pemerintah dan diumumkan oleh Menteri Pertahanan Ben Wallace. (Baca: Jenderal Soleimani Iran Tewas Diserang AS di Bandara Baghdad )
"Saya telah menginstruksikan persiapan untuk HMS Montrose dan HMS Defender untuk kembali ke tugas menyertai kapal-kapal pengiriman Red Ensign di Selat Hormuz," kata Wallace. HMS Montrose dan HMS Defender merupakan dua kapal perang Inggris yang selama ini diandalkan untuk patroli keamanan maritim di Teluk Persia atau Teluk Arab.
"Pemerintah akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kapal dan warga kita saat ini," lanjut Wallace, hari Minggu, seperti dikutip dari Sky News, Senin (6/1/2020). (Baca: Jenderal Soleimani Dibunuh, AS dan Iran di Ambang Perang Besar-besaran )
"Selama beberapa bulan terakhir pasukan AS di Irak, yang bermarkas di Irak atas undangan pemerintah Irak, telah berulang kali diserang oleh milisi yang didukung Iran," ujar Menteri Pertahanan Inggris tersebut.
"Jenderal Soleimani telah berada di jantung penggunaan proksi untuk merusak negara-negara tetangga yang berdaulat dan menargetkan musuh-musuh Iran."
Wallace membela aksi militer AS yang menewaskan jenderal top Iran. "Di bawah hukum internasional, Amerika Serikat berhak membela diri terhadap mereka yang mengancam negara mereka," katanya.
Wallace sebelumnya telah berbicara dengan Menteri Pertahanan AS Mark Esper untuk menawarkan dukungan Inggris.
Kapal perang HMS Montrose ditempatkan secara permanen di wilayah Teluk dan beroperasi di luar fasilitas Angkatan Laut Kerajaan Inggris di Bahrain.
Sedangkan kapal perusak HMS Defender pernah dikirim ke wilayah itu untuk mendukung pengamanan kapal-kapal tanker minyak dan kargo pada akhir musim panas lalu setelah Iran menyerang dan menyita sejumlah kapal kargo termasuk kapal tanker minyak Inggris, Stena Impero.
Teheran telah berjanji membalas dendam atas pembunuhan Jenderal Soleimani oleh AS. Selain Soleimani, serangan Amerika di Baghdad juga menewaskan komandan senior milisi Irak, Abu Mahdi al Muhandis, dan beberapa milisi lainnya. (Baca juga: Situasi Memanas, KBRI Teheran Siap Evakuasi WNI di Iran )
Keamanan telah diperketat di pangkalan-pangkalan Inggris di Irak. Sementara itu, di London, pejabat militer dan pemerintah telah menghabiskan akhir pekan untuk membahas skenario yang mungkin dilakukan untuk mengantisipasi pembalasan Iran terhadap AS.
Skenario yang dibahas termasuk opsi untuk mengevakuasi warga Inggris dari daerah berisiko tinggi jika diperlukan, dan keamanan personel militer di wilayah tersebut.
AS telah mengirim 3.000 pasukan tambahan ke Kuwait untuk menyediakan tentara cadangan. Para prajurit dari Divisi Lintas Udara ke-82 AS telah berdatangan di Timur Tengah.
(mas)