Kelompok Saingan Libya Tegaskan Siap Lawan 'Invasi' Turki
A
A
A
TRIPOLI -
Tentara Nasional Libya (LNA), kelompok saingan dari Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA), mengaku siap menghadapi apa yang disebut dengan invasi Turki. Ini adalah respon atas keputusan Parlemen Turki yang menyetujui pengiriman pasukan ke Libya.
Tengah pekan ini, Parlemen Turki menyetujui Rancangan Undang-undang (RUU) untuk mengerahkan pasukan ke Libya dalam mendukung GNA yang diakui PBB. Langkah ini membuka jalan bagi peningkatan kerja sama militer antara kedua negara, meskipun ada kecaman dari para legislator oposisi.
“Kami telah mencapai kemampuan penuh dan kami memiliki Angkatan Laut kami siap untuk mengendalikan dan mengamankan garis pantai negara," kata juru bicara LNA, Mayor Jenderal Ahmed al-Mismari.
"Pangkalan udara dan sarana pertahanan udara canggih kami juga dalam kapasitas penuh, sebagaimana terbukti ketika kami menembak jatuh beberapa pesawat Turki," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (5/1/2020).
Sementara itu, sebelumnya Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan menolak dan mengecam keputusan Parlemen Turki untuk menyujui pengerahan pasukan ke Libya. Mereka mengatakan, keputusan tersebut adalah pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB.
"Kami mengutuk persetujuan Parlemen Turki untuk mengirim pasukan militer ke Libya, menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap resolusi DK PBB yang dikeluarkan mengenai Libya dan merusak upaya internasional untuk menyelesaikan krisis Libya," kata Kementerian Luar Negeri Saudi.
Tentara Nasional Libya (LNA), kelompok saingan dari Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA), mengaku siap menghadapi apa yang disebut dengan invasi Turki. Ini adalah respon atas keputusan Parlemen Turki yang menyetujui pengiriman pasukan ke Libya.
Tengah pekan ini, Parlemen Turki menyetujui Rancangan Undang-undang (RUU) untuk mengerahkan pasukan ke Libya dalam mendukung GNA yang diakui PBB. Langkah ini membuka jalan bagi peningkatan kerja sama militer antara kedua negara, meskipun ada kecaman dari para legislator oposisi.
“Kami telah mencapai kemampuan penuh dan kami memiliki Angkatan Laut kami siap untuk mengendalikan dan mengamankan garis pantai negara," kata juru bicara LNA, Mayor Jenderal Ahmed al-Mismari.
"Pangkalan udara dan sarana pertahanan udara canggih kami juga dalam kapasitas penuh, sebagaimana terbukti ketika kami menembak jatuh beberapa pesawat Turki," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (5/1/2020).
Sementara itu, sebelumnya Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan menolak dan mengecam keputusan Parlemen Turki untuk menyujui pengerahan pasukan ke Libya. Mereka mengatakan, keputusan tersebut adalah pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB.
"Kami mengutuk persetujuan Parlemen Turki untuk mengirim pasukan militer ke Libya, menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap resolusi DK PBB yang dikeluarkan mengenai Libya dan merusak upaya internasional untuk menyelesaikan krisis Libya," kata Kementerian Luar Negeri Saudi.
(esn)