Warga Negara-negara Arab Tolak Penggabungan Politik dan Agama

Sabtu, 28 Desember 2019 - 23:50 WIB
Warga Negara-negara...
Warga Negara-negara Arab Tolak Penggabungan Politik dan Agama
A A A
DUBAI - Dalam sebuah jajak pendapat yang digelar oleh YouGov menunjukan bahwa sebagian besar warga di negara-negara Arab mulai menolak kelompok politik berdasarkan agama. Berdasarkan survei tersebut, mereka menilai kelompok politik berdasarkan agama tidak akan membawa mereka ke manapun.

Jajak pendapat itu juga menunjukan bahwa kelompok-kelompok militan di dunia Arab menghadapi penurunan bertahap. Daya tarik kelompok-kelompok seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbullah, Hamas, Al-Qaeda, ISIS dan Taliban kemungkinan akan memudar selama 10 tahun ke depan, berdasarkan jajak pendapat itu.

Ini menunjukkan bahwa sebagian besar warga Arab memandang korupsi sebagai masalah utama di negara asal mereka dan penyebab utama konflik di dunia Arab. Selain itu, jajak pendapat tersebut juga menemukan adanya persetujuan luar biasa untuk pengembangan pemberdayaan perempuan di kawasan dan sebagian besar warga Arab juga mengharapkan kemajuan lebih lanjut di negara mereka sendiri dalam 10 tahun ke depan.

Abdulkhaleq Abdulla, seorang analisi politik yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), seperti dilansir Arab News mengatakan, hasil jajak pendapat ini adalah kabar baik bagi kawasan.

“Memang, kita telah melihat wajah jeleknya selama empat hingga lima tahun kendali ISIS atas wilayah besar di Suriah dan Irak. Jadi, wajar saja melihat ada penurunan popularitas partai-partai ini. Tetapi yang jauh lebih penting adalah prediksi yang mendukung partai-partai keagamaan, baik moderat maupun ekstremis, menurun tajam," ucapnya

“Orang-orang menjadi sadar, bahwa telah terjadi semacam pelecehan dan terlalu sering menggunakan emosi orang untuk keuntungan politik oleh gerakan keagamaan ini. Yang terpenting adalah Persaudaraan Muslim, yang mengalami saat terburuknya," sambungnya.

YouGov adalah jajak pendapat yang dilakukan oleh Arab News sebagai bagian dari Forum Strategi Arab. Forum ini digelar di Dubai, yang akan mengeksplorasi acara dan tren yang diharapkan selama 10 tahun ke depan, dengan 18 pembicara utama, termasuk mantan menteri, pejabat pemerintah, pakar industri, ahli strategi internasional, penulis dan profesional media.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1272 seconds (0.1#10.140)