Kapal Induk Shandong China Unjuk Kekuatan di Selat Taiwan
A
A
A
TAIPEI - Kapal induk pertama buatan China, Shandong, telah berlayar melintasi Selat Taiwan untuk pertama kalinya sejak ditugaskan pekan lalu. Kehadiran kapal raksasa itu sebagai langkah Beijing untuk unjuk kekuatan terhadap Taiwan yang akan menggelar pemilihan presiden.
Kapal Shanong, disertai dengan beberapa kapal fregatnya, transit ke utara melalui jalur perairan di Selat Taiwan pada hari Kamis. Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan, mengonfirmasi kehadiran kapal induk Beijing itu tanpa mengatakan apakah kelompok tempur Shandong bergerak lebih dekat ke Taiwan atau ke daratan China.
"Seluruh aktivitas mereka dipantau oleh militer kami dan kami yakin akan melindungi keamanan dan perdamaian regional dan stabilitas negara," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (27/12/2019).
Ini bukan pertama kalinya kapal induk tersebut melewati perairan sensitif yang memisahkan daratan China dan Taiwan. Beijing masih menganggap pulau yang telah memerintah sendiri itu sebagai provinsi China yang membangkang. Beijing mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk membawa pulau itu ke pangkuan China.
Kapal yang dikenal sebagai Type 001A itu sebelumnya melewati Selat Taiwan pada 17 November untuk melakukan uji coba dan pelatihan sebelum menuju ke Laut China Selatan.
Komentator militer yang bermarkas di Hong Kong, Song Zhongping, mengatakan transit kapal induk Shandong kemarin dimaksudkan untuk mengirim peringatan ke Taipei, di mana Presiden Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik yang pro-kemerdekaan, akan bertarung lagi dalam pemilu 11 Januari untuk mempertahankan kekuasaan.
"Shandong, bersama-sama dengan kapal induk pertama China Liaoning, dapat membentuk kelompok serangan kapal induk ganda, dan jalur melalui Selat Taiwan dapat memberi penghargaan bagi kelompok tersebut dengan intelijen dan pengalaman yang dibutuhkan untuk situasi pertempuran nyata," kata Song.
“(Operasi) ini berarti bahwa Selat Taiwan dan seluruh wilayah Taiwan berada dalam ruang lingkup pelatihan dan ruang tempur kedua kapal induk," ujarnya.
"Otoritas Taiwan harus menyadari bahwa jika mereka melanjutkan (keinginan untuk) mencari kemerdekaan atau provokasi militer, itu hanya akan menjadi jalan buntu," paparnya.
Sebelumnya, majalah militer Naval and Merchant Ships melaporkan Shandong kemungkinan akan bekerja sama dengan kapal induk kembarannya, Lianoing, untuk membentuk kelompok pertempuran ganda guna mencoba memutus akses militer asing ke Taiwan selama perang.
Kapal Shanong, disertai dengan beberapa kapal fregatnya, transit ke utara melalui jalur perairan di Selat Taiwan pada hari Kamis. Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan, mengonfirmasi kehadiran kapal induk Beijing itu tanpa mengatakan apakah kelompok tempur Shandong bergerak lebih dekat ke Taiwan atau ke daratan China.
"Seluruh aktivitas mereka dipantau oleh militer kami dan kami yakin akan melindungi keamanan dan perdamaian regional dan stabilitas negara," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (27/12/2019).
Ini bukan pertama kalinya kapal induk tersebut melewati perairan sensitif yang memisahkan daratan China dan Taiwan. Beijing masih menganggap pulau yang telah memerintah sendiri itu sebagai provinsi China yang membangkang. Beijing mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk membawa pulau itu ke pangkuan China.
Kapal yang dikenal sebagai Type 001A itu sebelumnya melewati Selat Taiwan pada 17 November untuk melakukan uji coba dan pelatihan sebelum menuju ke Laut China Selatan.
Komentator militer yang bermarkas di Hong Kong, Song Zhongping, mengatakan transit kapal induk Shandong kemarin dimaksudkan untuk mengirim peringatan ke Taipei, di mana Presiden Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik yang pro-kemerdekaan, akan bertarung lagi dalam pemilu 11 Januari untuk mempertahankan kekuasaan.
"Shandong, bersama-sama dengan kapal induk pertama China Liaoning, dapat membentuk kelompok serangan kapal induk ganda, dan jalur melalui Selat Taiwan dapat memberi penghargaan bagi kelompok tersebut dengan intelijen dan pengalaman yang dibutuhkan untuk situasi pertempuran nyata," kata Song.
“(Operasi) ini berarti bahwa Selat Taiwan dan seluruh wilayah Taiwan berada dalam ruang lingkup pelatihan dan ruang tempur kedua kapal induk," ujarnya.
"Otoritas Taiwan harus menyadari bahwa jika mereka melanjutkan (keinginan untuk) mencari kemerdekaan atau provokasi militer, itu hanya akan menjadi jalan buntu," paparnya.
Sebelumnya, majalah militer Naval and Merchant Ships melaporkan Shandong kemungkinan akan bekerja sama dengan kapal induk kembarannya, Lianoing, untuk membentuk kelompok pertempuran ganda guna mencoba memutus akses militer asing ke Taiwan selama perang.
(mas)