Jepang Berencana Buang Limbah Nuklir ke Laut
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Jepang mengajukan proposal baru terkait penanganan limbah cair nuklir yang tak mungkin ditampung di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima dalam jangka panjang. Kementerian Industri dan Ekonomi Jepang berencana membuang zat radioaktif itu menuju laut atau udara.
“Kami ingin membuang limbah nuklir secara berangsur menuju Samudera Pasifik atau melakukan penguapan atau dengan cara mengombinasikan kedua metode itu,” ungkap Kementerian Industri dan Ekonomi, dilansir Japan Times. “Kedua metode itu merupakan pilihan terbaik yang kami miliki,” katanya.
Para ahli mengatakan pembuangan limbah nuklir menuju laut harus dilakukan sedikit demi sedikit agar tidak terjadi peningkatan radiasi secara mendadak. Adapun metode penguapan pernah dilakukan di Three Mile Island, Amerika Serikat (AS), pada 1979. Temponya mencapai dua tahun untuk 87 ribu ton limbah.
Pemerintah Jepang juga akan membentuk tim khusus untuk mengawasi tingkat radiasi di lingkungan sekitar.
Limbah tersebut disegel dan disimpan menggunakan standar dan prosedur terbaru. Namun, di dalamnya masih terdapat zat radioaktif. Kementerian Industri dan Ekonomi Jepang sebelumnya tidak pernah berani mengajukan proposal pembuangan limbah nuklir karena cenas akan memicu kemarahan warga.
Namun, kini Pemerintah Jepang tidak memiliki pilihan lain dan memikul tekanan besar dari berbagai arah. Operator PLTN Fukushima juga menghadapi ancaman serius dan berbahaya mengingat ruangan untuk menyimpan limbah nuklir kian menyempit.
Saat ini, Jepang menampung lebih dari satu juta ton limbah nuklir. Tokyo Electric Power Company Holdings Inc menyatakan fasilitas di Fukushima hanya mampu menampung 1,37 juta ton limbah. (Muh Shamil)
“Kami ingin membuang limbah nuklir secara berangsur menuju Samudera Pasifik atau melakukan penguapan atau dengan cara mengombinasikan kedua metode itu,” ungkap Kementerian Industri dan Ekonomi, dilansir Japan Times. “Kedua metode itu merupakan pilihan terbaik yang kami miliki,” katanya.
Para ahli mengatakan pembuangan limbah nuklir menuju laut harus dilakukan sedikit demi sedikit agar tidak terjadi peningkatan radiasi secara mendadak. Adapun metode penguapan pernah dilakukan di Three Mile Island, Amerika Serikat (AS), pada 1979. Temponya mencapai dua tahun untuk 87 ribu ton limbah.
Pemerintah Jepang juga akan membentuk tim khusus untuk mengawasi tingkat radiasi di lingkungan sekitar.
Limbah tersebut disegel dan disimpan menggunakan standar dan prosedur terbaru. Namun, di dalamnya masih terdapat zat radioaktif. Kementerian Industri dan Ekonomi Jepang sebelumnya tidak pernah berani mengajukan proposal pembuangan limbah nuklir karena cenas akan memicu kemarahan warga.
Namun, kini Pemerintah Jepang tidak memiliki pilihan lain dan memikul tekanan besar dari berbagai arah. Operator PLTN Fukushima juga menghadapi ancaman serius dan berbahaya mengingat ruangan untuk menyimpan limbah nuklir kian menyempit.
Saat ini, Jepang menampung lebih dari satu juta ton limbah nuklir. Tokyo Electric Power Company Holdings Inc menyatakan fasilitas di Fukushima hanya mampu menampung 1,37 juta ton limbah. (Muh Shamil)
(nfl)