Erdogan Ancam Tutup Pangkalan Penampung Nuklir AS, Pentagon Bereaksi

Selasa, 17 Desember 2019 - 10:56 WIB
Erdogan Ancam Tutup...
Erdogan Ancam Tutup Pangkalan Penampung Nuklir AS, Pentagon Bereaksi
A A A
WASHINGTON - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengancam akan menututp dua pangkalan militer Turki yang digunakan militer Amerika Serikat (AS), termasuk Pangkalan Udara Incirlik tempat sekitar 50 bom nuklir Amerika ditempatkan. Kepala Pentagon Mark Esper bereaksi cepat dengan merasa perlu untuk berbicara dengan Menteri Pertahanan Turki.

Esper mengatakan pembicaraan perlu dilakukan untuk memahami seberapa serius ancaman Presiden Erdogan untuk menutup Pangkalan Udara Incirlik.

Ancaman pemimpin Turki itu dilontarkan hari Minggu sebagai respons terhadap ancaman sanksi AS dan resolusi Senat Amerika yang mengakui pembunuhan massal orang-orang Armenia satu abad yang lalu oleh pasukan Kekaisaran Ottoman sebagai genosida.

"(Pembicaraan) itu belum diangkat pada saya sebelumnya. Yang pertama saya dengar adalah membacanya di koran seperti yang baru saja Anda sebutkan dan jadi saya perlu berbicara dengan rekan pertahanan saya untuk memahami apa arti sebenarnya dan seberapa seriusnya," kata Esper kepada wartawan, seperti dikutip Reuters, Selasa (17/12/2019).

Selain Incirlik, Erdogan mengancam akan menutup pangkalan radar Kurecik. (Baca: Erdogan Marah, Ancam Tutup Pangkalan Penampung 50 Bom Nuklir AS )

Menurut Esper, jika Turki serius akan menutup pangkalan Kurecik, itu harus didiskusikan oleh NATO.

"Mereka adalah negara berdaulat untuk memulai (penutupan pangkalan), sehingga mereka memiliki hak yang melekat untuk menampung atau tidak menampung NATO atau pasukan asing," kata Esper.

"Tapi sekali lagi, saya pikir ini menjadi masalah aliansi, komitmen Anda terhadap aliansi, jika memang mereka serius dengan apa yang mereka katakan," ujarnya.

Pekan lalu, Senat AS dengan suara bulat mengeluarkan resolusi yang mengakui pembunuhan massal orang-orang Armenia seabad yang lalu oleh pasukan Kekaisaran Ottoman sebagai genosida. Resolusi Senat Amerika itu membuat Turki yang mengancam akan mengakui balik pembunuhan suku Indian (orang asli benua Amerika) sebagai genosida.

Kongres AS (DPR dan Senat) telah bersatu dalam langkah oposisi terhadap tindakan Turki baru-baru ini. Para Senator Republik marah dengan pembelian sistem rudal S-400 Rusia oleh Turki, yang menurut Amerika Serikat merupakan ancaman bagi jet tempur siluman F-35 dan tidak dapat diintegrasikan ke dalam pertahanan NATO.

Kongres juga merekomendasikan penjatuhan sanksi AS kepada Turki atas invasi 9 Oktober terhadap pasukan Kurdi di Suriah.

"Saya pikir masalah di sini adalah sekali lagi apa arah Turki sehubungan dengan aliansi NATO dan tindakan yang mereka ambil pada sejumlah masalah," kata Esper.

Para diplomat NATO khawatir bahwa Turki, anggota NATO sejak 1952 dan sekutu penting di Timur Tengah, semakin bertindak secara sepihak.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1742 seconds (0.1#10.140)