Video Propaganda Korsel Tunjukkan Jet Tempur F-35 Bombardir Korut
A
A
A
SEOUL - Angkatan Udara Korea Selatan (Korsel) telah merilis video propaganda yang mensimulasikan serangan preemptive terhadap negaranya Kim Jong-un, Korea Utara (Korut). Video rekayasa itu menunjukkan jet tempur siluman F-35 membombardir Korea Utara.
Meski video itu hanya rekayasa dan terkesan sebagai hiburan, namun rezim Kim Jong-un bisa marah. Target serangan F-35 Korsel dalam video propaganda itu ditandai dengan bintang-bintang merah.
Tidak disebutkan secara terang-terangan bahwa target serangan itu sebagai wilayah Korea Utara, namun simbol bintang merah tidak bisa dimungkiri adalah bagian dari lambang negara tersebut.
Video berdurasi empat menit itu sudah dirilis awal pekan ini. Adegan dalam video itu dimulai dengan pesawat mata-mata RQ-4 Global Hawk buatan AS yang mendeteksi aktivitas musuh yang pada satu titik menunjukkan apa yang terlihat sebagai platform rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-14 Korea Utara. Platform itu meledak dramatis setelah dijatuhi bom oleh jet tempur F-35.
"Kejayaan kemenangan dijanjikan dalam keadaan apa pun," bunyi komentar dalam bahasa Korea dari seorang narator di video tersebut sebagaimana dilaporkan stasiun televisi Korea Selatan, JTBC, yang dikutip Sabtu (14/12/2019).
Video provokatif itu dirilis setelah rezim Kim Jong-un menguji coba mesin roket Korea Utara terbaru akhir pekan lalu, yang beberapa ahli berspekulasi bahwa itu menjadi langkah pertama menuju pengembangan kemampuan rudal balistik jarak jauh Pyongyang.
Pyongyang bersikeras bahwa senjatanya semata-mata untuk pertahanan diri. Namun, tes rudal terus digencarkan ketika pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS) mengalami kebuntuan.
Awal bulan ini, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Thae Song melemparkan "bola" kepada Washington terkait buntunya perundingan denuklirisasi. "Sekarang sepenuhnya tergantung pada AS apa hadiah Natal yang akan dipilih dari DPRK," ujarnya yang menggunakan singkatan nama resmi Korut.
Seoul telah menandatangani kesepakatan dengan Washington pada 2014 untuk membeli beberapa lusin pesawat jet tempur siluman F-35A seharga USD6,8 miliar, dan saat ini beberapa pesawat sudah berada di jalur operasional. Seoul akan mengoperasikan total 40 pesawat pada tahun 2021.
Kesepakatan lain dicapai pada tahun yang sama adalah pembelian 30 unit pesawat nirawak mata-mata RQ-4 Global Hawk.
Penjualan senjata semacam itu dianggap oleh Pyongyang sebagai tindakan permusuhan, sebuah kesimpulan yang biasa dilakukan dalam latihan perang gabungan AS-Korea Selatan. Latihan perang gabungan itu biasanya untuk berlatih invasi besar-besaran terhadap Korea Utara.
Meski video itu hanya rekayasa dan terkesan sebagai hiburan, namun rezim Kim Jong-un bisa marah. Target serangan F-35 Korsel dalam video propaganda itu ditandai dengan bintang-bintang merah.
Tidak disebutkan secara terang-terangan bahwa target serangan itu sebagai wilayah Korea Utara, namun simbol bintang merah tidak bisa dimungkiri adalah bagian dari lambang negara tersebut.
Video berdurasi empat menit itu sudah dirilis awal pekan ini. Adegan dalam video itu dimulai dengan pesawat mata-mata RQ-4 Global Hawk buatan AS yang mendeteksi aktivitas musuh yang pada satu titik menunjukkan apa yang terlihat sebagai platform rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-14 Korea Utara. Platform itu meledak dramatis setelah dijatuhi bom oleh jet tempur F-35.
"Kejayaan kemenangan dijanjikan dalam keadaan apa pun," bunyi komentar dalam bahasa Korea dari seorang narator di video tersebut sebagaimana dilaporkan stasiun televisi Korea Selatan, JTBC, yang dikutip Sabtu (14/12/2019).
Video provokatif itu dirilis setelah rezim Kim Jong-un menguji coba mesin roket Korea Utara terbaru akhir pekan lalu, yang beberapa ahli berspekulasi bahwa itu menjadi langkah pertama menuju pengembangan kemampuan rudal balistik jarak jauh Pyongyang.
Pyongyang bersikeras bahwa senjatanya semata-mata untuk pertahanan diri. Namun, tes rudal terus digencarkan ketika pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS) mengalami kebuntuan.
Awal bulan ini, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Thae Song melemparkan "bola" kepada Washington terkait buntunya perundingan denuklirisasi. "Sekarang sepenuhnya tergantung pada AS apa hadiah Natal yang akan dipilih dari DPRK," ujarnya yang menggunakan singkatan nama resmi Korut.
Seoul telah menandatangani kesepakatan dengan Washington pada 2014 untuk membeli beberapa lusin pesawat jet tempur siluman F-35A seharga USD6,8 miliar, dan saat ini beberapa pesawat sudah berada di jalur operasional. Seoul akan mengoperasikan total 40 pesawat pada tahun 2021.
Kesepakatan lain dicapai pada tahun yang sama adalah pembelian 30 unit pesawat nirawak mata-mata RQ-4 Global Hawk.
Penjualan senjata semacam itu dianggap oleh Pyongyang sebagai tindakan permusuhan, sebuah kesimpulan yang biasa dilakukan dalam latihan perang gabungan AS-Korea Selatan. Latihan perang gabungan itu biasanya untuk berlatih invasi besar-besaran terhadap Korea Utara.
(mas)