Angka Bunuh Diri Meningkat, Korsel Hadapi Krisis Kesehatan Mental

Selasa, 03 Desember 2019 - 07:42 WIB
Angka Bunuh Diri Meningkat, Korsel Hadapi Krisis Kesehatan Mental
Angka Bunuh Diri Meningkat, Korsel Hadapi Krisis Kesehatan Mental
A A A
SEOUL - Korea Selatan (Krosel) menghadapi krisis kesehatan mental. Angka bunuh diri di Korsel mencapai hingga 26,6 per 100.000 orang pada tahun lalu atau dua kali lipat dibanding Amerika Serikat (AS). Fenomena ini mewabah hingga ke dunia hiburan.

Teranyar, penyanyi K-pop Goo Ha-ra meninggal bunuh diri pada akhir Desember lalu akibat depresi dan pesimis, sekitar enam pekan setelah Choi Jin-ri ditemukan tak bernyawa di rumahnya. Ha-ra diduga kuat tak dapat menahan tekanan yang menerpa dirinya. Ha-ra padahal baru saja berhasil mencapai puncak kariernya dan sering diundang ke luar negeri.

Namun, bintang pemain film City Hunter (2011) itu sering menerima komentar negatif di media sosial (medsos). Mantan pacarnya Choi Jong-bum bahkan memberikan ancaman akan menyebarkan skandal videonya di internet. Nasib serupa juga menimpa Jin-ri alias Sulli. Sebelum bunuh diri, model, penyanyi, dan artis terkenal Korsel itu sering curhat terkait kondisi mentalnya.

Dia bahkan menabrak aturan umum para artis K-pop dengan meminum alkohol. Bagaimanapun, langkah yang diambil Sulli kian mengundang komentar negatif. Ahli psikiater Paik Jong-woo yang juga Direktur Pusat Pencegahan Bunuh Diri (KSPC) Korsel mengatakan aktris K-pop rentan mengalami depresi dan sering mengambil jalan bunuh diri sebagai langkah terakhir.

Stigma sosial, pesimisme, sakit hati, dan permasalahan pribadi menjadi faktor utama mereka mengakhiri hidup. “Aktris sangat sensitif. Mereka juga selalu dituntut untuk menjadi orang yang sempurna,” ujar Jong-woo, dikutip CNN. “Selain itu, bintang K-pop biasanya tak dapat mengakses fasilitas kesehatan mental karena takut dipermalukan masyarakat atau tidak memiliki waktu akibat jadwal yang padat. Mereka bekerja 16 jam,”

Jong-woo melanjutkan kasus bunuh diri, terutama di kalangan aktris, perlu diperhatikan secara serius mengingat dampaknya terhadap masyarakat besar. Produser K-pop, Stacy Nam, juga menilai agen hiburan perlu memiliki para ahli di bidang kesehatan mental. Sebab, beban kerja aktris K-pop sangat berat.

Aktris lainnya yang tewas bunuh diri ialah Jeon Mi-seon pada 29 Juni silam. Sebelumnya, aktor Jun Tae-soo juga tewas bunuh diri akibat depresi pada 21 Januari 2018 dan vokalis Kim Jonghyun pada 18 Desember 2017. Jonghyun meninggalkan secarik surat yang menggambarkan dirinya mengalami depresi berat.

Bunuh diri menjadi penyebab kematian tertinggi di Korsel sejak 2007 setelah kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan Statistics Korea, angka bunuh diri warga Korsel berusia 9-24 tahun sekitar 7,7 per 100.000 orang pada 2017. Sekitar 45% warga Korsel berusia 13-24 tahun juga menderita stress di sekolah atau kantor.

“Generasi muda Korsel sangat cemas tentang masa depan, nilai akademik, dan penampilan fisik mereka. Sebanyak 27,1% siswa SMP dan SMA juga mengaku mengalami depresi pada 2018. Mereka sering membebaskan diri dengan merokok atau meminum alkohol,” ungkap Statistics Korea, dilansir Korea Herald.

Korsel merupakan negara dengan angka bunuh diri tertinggi kesepuluh di dunia dan tertinggi di antara negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Warga Korsel rata-rata melakukan konsultasi di psikiater selama 116 hari pada 2011, bandingkan dengan rata-rata OECD sekitar 27,5 hari.

“Angka bunuh diri di Korsel merupakan yang tertinggi di antara negara anggota OECD,” ungkap OECD. “Situasi ini harus dilihat sebagai urgensi untuk melakukan aksi nyata dalam mengatasi kesehatan mental. Korsel perlu menimbang secara seirus pengadaan terapi psikologi di berbagai wilayah, tak terkecuali daerah,”
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7025 seconds (0.1#10.140)