Jenderal Iran: Rudal-rudal Kami Bidik 21 Pangkalan AS di Timur Tengah
A
A
A
TEHERAN - Seorang jenderal Iran telah memperingatkan bahwa persenjataan rudal Iran ditujukan pada 21 pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah. Dia juga mengatakan negaranya telah dipersiapkan untuk "perang terbesar melawan musuh terbesar".
Peringatan itu disampaikan Jenderal Allahnoor Noorollahi, penasihat utama Pejabat Perguruan Tinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dalam pidato untuk memperingati 40 tahun pembentukan pasukan paramiliter Basij di kota Bushehr selatan. Pidato itu sebenarnya disampaikan 29 November lalu, namun baru dilansir sejumlah media Timur Tengah, Senin (2/12/2019), yang mengutip terjemahan Middle East Media Research Institute (MEMRI).
Jenderal Noorollahi dalam pidatonya mengatakan bahwa Iran memiliki kemampuan untuk meruntuhkan Haifa dan Tel Aviv—dua kota di Israel—ke tanah.
"Iran adalah kekuatan rudal (terkuat) keempat di dunia setelah AS, Rusia, dan China," ujarnya.
Noorollahi mengklaim aliansi militer NATO dilaporkan telah memperingatkan bahwa Iran dapat meluncurkan sebanyak 20.000 rudal per hari. Menurutnya, jumlah itu sebenarnya bisa lebih tinggi dalam konflik di masa depan dengan Amerika Serikat.
“Sayangnya, beberapa negara Teluk telah menjadi kamp militer untuk musuh kami. Saya harus mengatakan ini, 21 pangkalan mereka merupakan target untuk rudal kami. NATO sendiri mengumumkan bahwa 110 pangkalan rudal Iran dan tempat peluncurannya mampu meluncurkan 20.000 rudal per hari. Ini yang dikatakan musuh. Mereka hanya mengakui sebagian (dari kemampuan kami). Ketika suatu negara mengungkapkan tidak hanya pangkalan misil bawah tanahnya tetapi juga misil 'kota'-nya kepada musuh, ini mencerminkan kesiapan dan kemampuan," paparnya.
"Itu berarti bahwa kita memiliki kemampuan untuk menghadapi musuh terbesar," imbuh dia, merujuk pada AS, yang oleh rezim Teheran telah lama didianggap sebagai musuh bebuyutannya dan menjulukinya sebagai "Setan Besar".
Dia mengatakan sekutu regional Amerika bukanlah musuh Iran. Dia juga menegaskan kembali klaim Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bahwa Republik Islam Iran mampu meruntuhkan Tel Aviv dan Haifa ke tanah.
“Arab Saudi dan negara-negara kawasan itu tidak selevel (dengan) kami dan mereka juga bukan musuh kami. Musuh kami adalah (negara) yang datang ke Kuwait dan membangun enam pangkalan besar di sana. Musuh ini tahu bahwa jika melewati...Kami tidak ingin membahayakan tetangga kami kecuali terpaksa," katanya, seperti dikutip Times of Israel.
Komentar Noorollahi muncul hanya beberapa hari setelah komandan tertinggi IRGC Iran, Jenderal Hossein Salami, mengancam akan menghancurkan Israel, AS dan negara-negara lain, ketika ia berbicara pada demonstrasi pro-pemerintah yang mengecam protes kekerasan bulan lalu terkait kenaikan harga bahan bakar minyak.
Salami menuduh AS, Inggris, Israel dan Arab Saudi memicu kerusuhan. "Jika Anda melewati garis merah kami, kami akan menghancurkan Anda," katanya. "Kami tidak akan membiarkan langkah apa pun tidak terjawab."
"Kami telah menunjukkan pengekangan...kami telah menunjukkan kesabaran terhadap tindakan bermusuhan Amerika, rezim Zionis (Israel), dan Arab Saudi terhadap Republik Islam Iran," paparnya, sebagaimana dikutip Reuters.
Dia mengatakan jika Iran memutuskan untuk menanggapi, musuh tidak akan memiliki keamanan di mana pun."Kesabaran kami ada batasnya," katanya.
Peringatan itu disampaikan Jenderal Allahnoor Noorollahi, penasihat utama Pejabat Perguruan Tinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dalam pidato untuk memperingati 40 tahun pembentukan pasukan paramiliter Basij di kota Bushehr selatan. Pidato itu sebenarnya disampaikan 29 November lalu, namun baru dilansir sejumlah media Timur Tengah, Senin (2/12/2019), yang mengutip terjemahan Middle East Media Research Institute (MEMRI).
Jenderal Noorollahi dalam pidatonya mengatakan bahwa Iran memiliki kemampuan untuk meruntuhkan Haifa dan Tel Aviv—dua kota di Israel—ke tanah.
"Iran adalah kekuatan rudal (terkuat) keempat di dunia setelah AS, Rusia, dan China," ujarnya.
Noorollahi mengklaim aliansi militer NATO dilaporkan telah memperingatkan bahwa Iran dapat meluncurkan sebanyak 20.000 rudal per hari. Menurutnya, jumlah itu sebenarnya bisa lebih tinggi dalam konflik di masa depan dengan Amerika Serikat.
“Sayangnya, beberapa negara Teluk telah menjadi kamp militer untuk musuh kami. Saya harus mengatakan ini, 21 pangkalan mereka merupakan target untuk rudal kami. NATO sendiri mengumumkan bahwa 110 pangkalan rudal Iran dan tempat peluncurannya mampu meluncurkan 20.000 rudal per hari. Ini yang dikatakan musuh. Mereka hanya mengakui sebagian (dari kemampuan kami). Ketika suatu negara mengungkapkan tidak hanya pangkalan misil bawah tanahnya tetapi juga misil 'kota'-nya kepada musuh, ini mencerminkan kesiapan dan kemampuan," paparnya.
"Itu berarti bahwa kita memiliki kemampuan untuk menghadapi musuh terbesar," imbuh dia, merujuk pada AS, yang oleh rezim Teheran telah lama didianggap sebagai musuh bebuyutannya dan menjulukinya sebagai "Setan Besar".
Dia mengatakan sekutu regional Amerika bukanlah musuh Iran. Dia juga menegaskan kembali klaim Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bahwa Republik Islam Iran mampu meruntuhkan Tel Aviv dan Haifa ke tanah.
“Arab Saudi dan negara-negara kawasan itu tidak selevel (dengan) kami dan mereka juga bukan musuh kami. Musuh kami adalah (negara) yang datang ke Kuwait dan membangun enam pangkalan besar di sana. Musuh ini tahu bahwa jika melewati...Kami tidak ingin membahayakan tetangga kami kecuali terpaksa," katanya, seperti dikutip Times of Israel.
Komentar Noorollahi muncul hanya beberapa hari setelah komandan tertinggi IRGC Iran, Jenderal Hossein Salami, mengancam akan menghancurkan Israel, AS dan negara-negara lain, ketika ia berbicara pada demonstrasi pro-pemerintah yang mengecam protes kekerasan bulan lalu terkait kenaikan harga bahan bakar minyak.
Salami menuduh AS, Inggris, Israel dan Arab Saudi memicu kerusuhan. "Jika Anda melewati garis merah kami, kami akan menghancurkan Anda," katanya. "Kami tidak akan membiarkan langkah apa pun tidak terjawab."
"Kami telah menunjukkan pengekangan...kami telah menunjukkan kesabaran terhadap tindakan bermusuhan Amerika, rezim Zionis (Israel), dan Arab Saudi terhadap Republik Islam Iran," paparnya, sebagaimana dikutip Reuters.
Dia mengatakan jika Iran memutuskan untuk menanggapi, musuh tidak akan memiliki keamanan di mana pun."Kesabaran kami ada batasnya," katanya.
(mas)