Tiga Pemuda Ethiopia akan Suarakan Demokrasi di BDSC 2019
A
A
A
ADDIS ABABA - Setelah melalui seleksi yang ketat oleh Kedutaan Besar RI Addis Ababa, tiga mahasiswa berprestasi Ethiopia akan terbang ke Bali untuk menghadiri dan menyampaikan berbagai pendapat dan pikiran brilian mereka tentang demokrasi dalam Bali Democracy Students Conference (BDSC), 4-5 Desember 2019. Mereka juga akan menyampaikan berbagai pandangan terbaik untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral Ethiopia dengan Indonesia melalui kerjasama mahasiswa dan pemuda.
Ketiga pemuda itu adalah Rediet Getahun Teffera, mahasiswi program master of project management, Addis Ababa University ; Meron Anteneh, mahasiswi Addis Ababa University; dan Yafet Girum Tesfaye, mahasiswa ilmu komputer dari Adama University.
Hal itu dikatakan oleh Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika setelah mengadakan pertemuan dan briefing dalam acara afternoon tea kepada tiga peserta BDSC tersebut di KBRI Addis Ababa, Sabtu (16/11) sore.
Sejak 2017, pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri, menyelenggarakan BDSC bersamaan dengan Bali Democracy Forum (BDF) yang diadakan pertama kali tahun 2008. BDSC bertujuan mentransfer nilai-nilai demokrasi kepada generasi muda serta menyerap pandangan dan masukan dari mereka tentang demokrasi.
Dalam bincang-bincang dengan Duta Besar Al Busyra tersebut, Meron mengatakan sangat senang karena yakin akan banyak pengetahuan baru yang ia dapatkan dari konferensi mahasiswa itu. Pengetahuan demokrasi yang akan ia dapatkan akan digunakan untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama internasional, khususnya dengan kalangan muda Indonesia.
Dipihak lain, Rediet mengatakan, BDSC juga akan digunakan untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama antar negara. Demokrasi tidak hanya politik, karena demokrasi melahirkan kerjasama dan kesetaraan bagi kemajuan bersama. Rediet akan belajar banyak dari Indonesia tentang mengembangkan demokrasi. Ia juga akan menggunakan digital media untuk berbagi pengalaman dengan pemuda Ethiopia lainnya tentang demokrasi.
Sementara itu Yafet mengaku akan berbagi pengalaman tentang demokrasi Ethiopia di BDSC, serta belajar dari mahasiswa internasional lain yang menghadiri BDSC. Ia juga akan berbagi pengalaman tentang demokrasi melalui sarana teknologi dan media sosial dengan rekan-rekannya mahasiswa di Ethiopia setelah menghadiri konferensi tersebut.
“Ketiga mahasiswa tersebut adalah sahabat muda baru Indonesia di Ethiopia yang akan menjadi partner KBRI Addis Ababa dalam berbagai kegiatan diplomasi Indonesia kedepan di Ethiopia. Minat mahasiswa Ethiopia untuk datang ke dan belajar di Indonesia sangat tinggi. Hal ini terlihat dari berbagai kunjungan dan kuliah umum yang saya sampaikan di banyak perguruan tinggi Ethiopia dalam beberapa bulan terakhir,” kata Duta Besar Al Busyra Basnur.
Ketiga pemuda itu adalah Rediet Getahun Teffera, mahasiswi program master of project management, Addis Ababa University ; Meron Anteneh, mahasiswi Addis Ababa University; dan Yafet Girum Tesfaye, mahasiswa ilmu komputer dari Adama University.
Hal itu dikatakan oleh Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika setelah mengadakan pertemuan dan briefing dalam acara afternoon tea kepada tiga peserta BDSC tersebut di KBRI Addis Ababa, Sabtu (16/11) sore.
Sejak 2017, pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri, menyelenggarakan BDSC bersamaan dengan Bali Democracy Forum (BDF) yang diadakan pertama kali tahun 2008. BDSC bertujuan mentransfer nilai-nilai demokrasi kepada generasi muda serta menyerap pandangan dan masukan dari mereka tentang demokrasi.
Dalam bincang-bincang dengan Duta Besar Al Busyra tersebut, Meron mengatakan sangat senang karena yakin akan banyak pengetahuan baru yang ia dapatkan dari konferensi mahasiswa itu. Pengetahuan demokrasi yang akan ia dapatkan akan digunakan untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama internasional, khususnya dengan kalangan muda Indonesia.
Dipihak lain, Rediet mengatakan, BDSC juga akan digunakan untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama antar negara. Demokrasi tidak hanya politik, karena demokrasi melahirkan kerjasama dan kesetaraan bagi kemajuan bersama. Rediet akan belajar banyak dari Indonesia tentang mengembangkan demokrasi. Ia juga akan menggunakan digital media untuk berbagi pengalaman dengan pemuda Ethiopia lainnya tentang demokrasi.
Sementara itu Yafet mengaku akan berbagi pengalaman tentang demokrasi Ethiopia di BDSC, serta belajar dari mahasiswa internasional lain yang menghadiri BDSC. Ia juga akan berbagi pengalaman tentang demokrasi melalui sarana teknologi dan media sosial dengan rekan-rekannya mahasiswa di Ethiopia setelah menghadiri konferensi tersebut.
“Ketiga mahasiswa tersebut adalah sahabat muda baru Indonesia di Ethiopia yang akan menjadi partner KBRI Addis Ababa dalam berbagai kegiatan diplomasi Indonesia kedepan di Ethiopia. Minat mahasiswa Ethiopia untuk datang ke dan belajar di Indonesia sangat tinggi. Hal ini terlihat dari berbagai kunjungan dan kuliah umum yang saya sampaikan di banyak perguruan tinggi Ethiopia dalam beberapa bulan terakhir,” kata Duta Besar Al Busyra Basnur.
(esn)