Wabah Maut Hitam Muncul di China, Salah Satu Paling Mematikan di Dunia
A
A
A
BEIJING - Setidaknya dua warga di China berada di bawah pengawasan ketat dan menerima pengobatan untuk infeksi dari wabah Black Death atau Maut Hitam, salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia. Wabah ini pernah menghancurkan Eropa pada pertengahan 1300-an.
Dua kasus ditemukan di China utara dan dikonfirmasi oleh dokter di Beijing awal pekan ini.
Pejabat Beijing mengatakan kedua orang yang terinfeksi itu datang dari Mongolia Dalam, wilayah yang jarang penduduknya di China utara. Mereka mencari perawatan pada hari Selasa di sebuah rumah sakit di Distrik Chaoyang, Beijing, tempat mereka didiagnosis awal menderita wabah pneumonia.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China mengatakan pada situs microblogging Weibo bahwa tidak ada keharusan bagi warga Beijing untuk panik. Pusat itu mengklaim risiko penularan lebih lanjut dari wabah Maut Hitam sangat rendah.
"Pihak berwenang dengan cepat mengisolasi para pasien, melakukan penyelidikan epidemiologis pada orang-orang yang bisa terpapar dan didesinfeksi semua situs yang relevan," kata CDC. "Mereka juga memperkuat pemantauan pasien."
Varian pneumonik dari wabah Maut Hitam—yang memengaruhi paru-paru—dapat dengan mudah menular ke orang lain melalui udara. Ini adalah salah satu dari tiga bentuk utama wabah infeksi, di samping bubonik dan septikemia. Namun, diyakini bahwa wujud pneumonik sebagian besar bertanggung jawab atas penyebaran wabah yang cepat selama pandemi Black Death yang memusnahkan setengah dari populasi Eropa beberapa abad silam.
Meskipun tidak menyebabkan pandemi skala penuh untuk beberapa waktu, wabah Maut Hitam—infeksi bakteri yang diobati dengan antibiotik—diketahui bertahan pada populasi hewan tertentu di seluruh Asia serta Amerika dan Afrika. Namun, bentuk pneumonik jarang terjadi dan dianggap sebagai ancaman yang lebih serius. Hampir selalu mematikan jika tidak segera diobati.
Kantor berita China, Xinhua, tidak menawarkan banyak rincian dalam laporan tentang temuan wabah Maut Hitam sehingga meninggalkan banyak pertanyaan yang tidak terjawab.
Tidak jelas dalam kondisi apa kedua pasien ini berada atau apakah kemungkinan mereka melakukan kontak dengan orang lain yang sekarang mungkin juga terinfeksi. "Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit yang relevan telah diambil," tulis media pemerintah China tersebut, yang dikutip Jumat (15/11/2019).
Wabah Maut Hitam dapat ditularkan ke manusia dalam beberapa cara, tetapi jalan penularan yang paling umum adalah melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi dan seringkali melalui hewan pengerat. Gigitan dari tikus pengidap wabah positif dapat menularkan infeksi, tetapi gigitan dari kutu yang terinfeksi juga dapat untuk menginfeksi orang dewasa yang sehat.
Dua kasus ditemukan di China utara dan dikonfirmasi oleh dokter di Beijing awal pekan ini.
Pejabat Beijing mengatakan kedua orang yang terinfeksi itu datang dari Mongolia Dalam, wilayah yang jarang penduduknya di China utara. Mereka mencari perawatan pada hari Selasa di sebuah rumah sakit di Distrik Chaoyang, Beijing, tempat mereka didiagnosis awal menderita wabah pneumonia.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China mengatakan pada situs microblogging Weibo bahwa tidak ada keharusan bagi warga Beijing untuk panik. Pusat itu mengklaim risiko penularan lebih lanjut dari wabah Maut Hitam sangat rendah.
"Pihak berwenang dengan cepat mengisolasi para pasien, melakukan penyelidikan epidemiologis pada orang-orang yang bisa terpapar dan didesinfeksi semua situs yang relevan," kata CDC. "Mereka juga memperkuat pemantauan pasien."
Varian pneumonik dari wabah Maut Hitam—yang memengaruhi paru-paru—dapat dengan mudah menular ke orang lain melalui udara. Ini adalah salah satu dari tiga bentuk utama wabah infeksi, di samping bubonik dan septikemia. Namun, diyakini bahwa wujud pneumonik sebagian besar bertanggung jawab atas penyebaran wabah yang cepat selama pandemi Black Death yang memusnahkan setengah dari populasi Eropa beberapa abad silam.
Meskipun tidak menyebabkan pandemi skala penuh untuk beberapa waktu, wabah Maut Hitam—infeksi bakteri yang diobati dengan antibiotik—diketahui bertahan pada populasi hewan tertentu di seluruh Asia serta Amerika dan Afrika. Namun, bentuk pneumonik jarang terjadi dan dianggap sebagai ancaman yang lebih serius. Hampir selalu mematikan jika tidak segera diobati.
Kantor berita China, Xinhua, tidak menawarkan banyak rincian dalam laporan tentang temuan wabah Maut Hitam sehingga meninggalkan banyak pertanyaan yang tidak terjawab.
Tidak jelas dalam kondisi apa kedua pasien ini berada atau apakah kemungkinan mereka melakukan kontak dengan orang lain yang sekarang mungkin juga terinfeksi. "Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit yang relevan telah diambil," tulis media pemerintah China tersebut, yang dikutip Jumat (15/11/2019).
Wabah Maut Hitam dapat ditularkan ke manusia dalam beberapa cara, tetapi jalan penularan yang paling umum adalah melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi dan seringkali melalui hewan pengerat. Gigitan dari tikus pengidap wabah positif dapat menularkan infeksi, tetapi gigitan dari kutu yang terinfeksi juga dapat untuk menginfeksi orang dewasa yang sehat.
(mas)