Ekuador Selidiki Ratusan Warga Kuba yang Datang Jelang Unjuk Rasa
A
A
A
QUITO - Ekuador menyelidiki kedatangan ratusan warga Kuba yang membawa paspor khusus menjelang unjuk rasa Oktober di negara itu. Penyelidikan ini bagian dari upaya mengungkap keterlibatan kekuatan asing dalam unjuk rasa.
Presiden Ekuador Lenin Moreno menuduh para pemimpin sayap kiri, termasuk pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengirim para agitator untuk menyulut kerusuhan. Maduro dan tokoh sayap kiri lainnya menyangkal tuduhan tersebut.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Ekuador Maria Paulo Romo menyatakan, sebanyak 250 warga Kuba datang ke Ekuador membawa "paspor pejabat" yakni dokumen yang dikeluarkan Kuba untuk perjalanan dengan misi khusus seperti program kerja sama medis.
"Ini menyolok dan kami meminta rincian informasi dari kedutaan besar (Kuba)," ujar Romo saat konferensi pers.
Kedutaan Besar Kuba di Quito menolak berkomentar.
Romo tidak secara khusus menyebut warga Kuba terlibat dalam unjuk rasa atau mempersiapkan aksi protes. Meski demikian, dia menyatakan para dokter asal Kuba yang bekerja di Ekuador untuk program kerja sama medis telah datang ke negar aitu dengan paspor pejabat. Dia menjelaskan, program itu sekarang telah dihentikan sepenuhnya.
Moreno tidak jadi menghapus subsidi bahan bakar setelah para aktivis bentrok dengan aparat keamanan dan menuntut dia mundur. Moreno kemudian menuduh Forum Sao Paulo yang terdiri atas para aktivis dan partai politik sayap kiri berencana menciptakan kekerasan.
Para pengkritik menganggap Moreno hendak mengalihkan isu terkait rencana penghematan pemerintah yang ditolak rakyatnya.
Presiden Ekuador Lenin Moreno menuduh para pemimpin sayap kiri, termasuk pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengirim para agitator untuk menyulut kerusuhan. Maduro dan tokoh sayap kiri lainnya menyangkal tuduhan tersebut.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Ekuador Maria Paulo Romo menyatakan, sebanyak 250 warga Kuba datang ke Ekuador membawa "paspor pejabat" yakni dokumen yang dikeluarkan Kuba untuk perjalanan dengan misi khusus seperti program kerja sama medis.
"Ini menyolok dan kami meminta rincian informasi dari kedutaan besar (Kuba)," ujar Romo saat konferensi pers.
Kedutaan Besar Kuba di Quito menolak berkomentar.
Romo tidak secara khusus menyebut warga Kuba terlibat dalam unjuk rasa atau mempersiapkan aksi protes. Meski demikian, dia menyatakan para dokter asal Kuba yang bekerja di Ekuador untuk program kerja sama medis telah datang ke negar aitu dengan paspor pejabat. Dia menjelaskan, program itu sekarang telah dihentikan sepenuhnya.
Moreno tidak jadi menghapus subsidi bahan bakar setelah para aktivis bentrok dengan aparat keamanan dan menuntut dia mundur. Moreno kemudian menuduh Forum Sao Paulo yang terdiri atas para aktivis dan partai politik sayap kiri berencana menciptakan kekerasan.
Para pengkritik menganggap Moreno hendak mengalihkan isu terkait rencana penghematan pemerintah yang ditolak rakyatnya.
(sfn)